Filsafat itu bisa menyesatkan manusia, yang semula beragama bisa-bisa menjadi lari dari ajaran yang diyakini padahal tertulis di kitab suci. Tentu saja hal ini terlepas dari agama apapun yang kita anut. Tapi jika kita mengkaji filsafat karya Aristoteles bisa terjadi sebaliknya, karena banyak pola pikirnya yang menggiring kita kepada pemikiran adanya alam nyata di dunia yang berbeda. Bahwa alam dunia ini hanyalah bayang-bayang kehidupan nyata. Untuk itu, mari kita berkelana mengikuti alur cerita beberapa orang yang pernah mati suri di bawah ini.
Penulis pernah bicara pribadi dengan pak Endang dari Karawang yang pernah mati suri karena tabrakan saat mengendarai sepeda motor. Saat beliau masih sehat dan bugar pasca mati suri beliau banyak bercerita kepada banyak orang. Ketika ditinjau dari ilmu menggambar secara ilmu proyeksi dan perspektif dia geleng-geleng kepala. Karena penulis mengakui  beliau sangat mahir membuat gambar perspektif saat kuliah di perguruang tinggi negeri, jurusan Seni Rupa saat itu. Kota  Bandung  tempat kami kuliah diakui penulis sebagai kota arsitektur yang unik di Indonesia. Banyak teori gambar yang dipelajari saat itu. Tapi saat bicara tentang peristiwa mati suri yang dia alami, dia tidak bisa menggambarkannya. "Ini perspektifnya berbeda" begitu katanya sangat serius, sambil membayangkan dan menceriterakannya kembali.
Penulis menarik benang merah dari isi ceritanya bahwa tubuh manusia dan ruh itu berhubungan dengan teori The Big Bang. Penulis menduga makanan yang telah kita telan itu hanya diambil sarinya saja untuk mengikat ruh dalam tubuh. Serta energi pembangkit tenaga  penggerak otot. Sisanya berupa ampas yang terbuang yang tidak bermanfaat bagi tubuh dan ruh. Raga manusia  itu, seumpama besi pemberat agar manusia punya bobot pemberat, sehingga  ada ikatan dengan gravitasi bumi. Jika ruh terlepas dari raga, diduga akan mengembang  dan terbang keluar melampaui kecepatan cahaya.
Menurut pengakuan orang yang pernah mati suri tersebut di atas, dirinya terasa seperti melayang keangkasa dan terus meninggi dengan kecepatan yang luar biasa. Suasana alam sekitar merupakan hambatan alam semesta berwarna putih. Seperti padang yang sangat luas tanpa batas. Â Dibalik itu, menurut pengakuan orang yang pernah mati suri itu, Â mengaku masih bisa mengamati orang yang datang menjenguk, melihat keluarga yang sedang menangis, dokter yang sedang merawat, dan sebagainya.
Walaupun melayang terbang dengan kecepatan yang luarbiasa, namun masih bisa melihat lingkungan rumah tempat tinggal atau rumah sakit tempatnya dirawat. Banyak sekali wujud manusia yang hinggap di pepohonan, diduga mereka yang belum saatnya meninggal dunia tapi ruhnya sudah terpisah dari raga. Jumlah manusia demikian tampaknya banyak sekali  dan tak terhingga.
Jika peristiwa yang diceriterakan seseorang kepada penulis itu benar adanya. Berarti perspektif atau sudut pandang yang digunakan tidak melalui lensa mata yang ada di jasad. Apalagi dia pernah mengatakan semua peristiwa masa lampau menampakkan diri secara nyata seperti sedang dialami kembali. Namun dikatakan suasananya terbalik menuju masa lalu atau berputar kebelakang. Semua peristiwa yang pernah terjadi semuanya terlihat, seperti wujud garis cakrawala yang melengkung, dan terlihat seluruhnya. Apakah ini halusinasi ? Jika kita putar video pengakuan orang yang lain selain dia  yang pernah mati suri  dan ada di youtube ternyata memiliki persamaan. Setelah di konfrontasi dengan pengakuan teman di atas, Dia menyatakan bahwa semuanya itu benar adanya. Persis seperti itu.
Penulis mengumpamakan, menyetarakan bahwa ruh manusia begitu terlepas dari raga seperti teori  The Big bang yang mengembang dengan kecepatan tinggi melampaui kecepatan cahaya.  Menurut Wikipedia Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: The Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahsyat).
Penulis menduga ruh manusia itu mengembang dengan kecepatan tinggi. Berarti jasad ini merupakan benda padat yang sangat padat agar ruh manusia terkunci dan mengadakan ikatan dengan bumi lewat hukum gravitasi. Ruh terkunci dalam tubuh dan bersatu dapat dibayangkan begitu sulitnya  ruh saat melepaskan ikatan itu. Bukan hanya itu, namun ruh juga saat lepas dari raga  diduga  mengembang dan melayang dengan kecepatan dakhsyat melampaui kecepatan cahaya. Tapi mati suri itu ruh tidak lepas dari tubuh. Menurut wikipedia mati suri itu pengalaman menjelang kematian atau pengalaman pribadi seseorang yang telah meninggal secara klinis, sebelum akhirnya hidup kembali. Pernapasan, detak jantung, dan fungsi otak mungkin masih terjadi, tetapi mereka hanya dapat dideteksi oleh sarana kedokteran canggih.
Peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah yang terbang hingga ke Sidratul Muntaha mungkin bisa dijadikan sebagai acuan untuk membantu imaginasi. Karena jasad dan ruh masih ada ikatan. Untuk apa dibandingkan ? Mungkin bermanfaat untuk mengakui bahwa kelak dikemudian hari ada kehidupan pasca kematian dengan perspektif yang berlainan dengan kehidupan saat di dunia yang terikat gravitasi bumi. Karena ruh itu bergerak begitu cepatnya melampaui batas waktu yang ada di dunia. Kendaraan Buraq adalah kendaraan luar angkasa yang melampaui kecepatan ledakan The Big Bang
Untuk apa rekaman masa lalu itu diputar kembali lewat imajinasi orang yang mati suri?Bagi yang percaya akhirat mungkin sangat bermanfaat untuk mengkaji pentingnya menikmati hidup lewat bersyukur. Orang yang bersyukur akan merasakan begitu nikmatnya hidup dimasa yang akan datang tatkala lepas dari kesulitan di dunia. Terlepas dari keyakinan religi yang kita anut. Tentu jika benar pengakuan semua orang yang mati suri itu demikian adanya. Karena mereka yang berlainan keyakinan agamanya itu, mengaku mengalami peristiwa yang sama.
Berarti kita yang meyakini ada kehidupan setelah meninggal, harus selalu bersyukur agar merasa nikmat saat memutar ulang kisah masa lampau itu. Kisah pahit dan manis jika disyukuri akan terasa indah saat memutar ulang  peristiwa itu, pada saatnya kelak. Manusia saat bergerak melampaui kecepatan cahaya sambil memutar video peristiwa masa lampau, akan terasa berada di gedung film hiburan realita.