Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ibu Nadiem Makarim Memakai Tas dari Sampah

25 Desember 2021   08:59 Diperbarui: 25 Desember 2021   20:22 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua terpukau pada wacana ini. Podcast Saung Apung di atas Ilalang & pengembangan vokasi(foto koleksi)

Melihat foto Ibu Nadiem Makarim (Istri Mas Mentri), mengenakan tas dari bahan plastik daur ulang buatan anak Bekasi, cukup menarik  perhatian. Bahkan jadi bahan perbincangan di sekolah ini. Awal ceritanya dimulai pasca pembagian raport tgl 24 Desember Tahun 2021  di SMA2 Cikarang Barat. Usai presentasi dari panitia pelaksana kegiatan  program Podcast Saung Apung di atas ilalang,  berbondong-bondonglah  para orangtua datang di ruangan kepala sekolah. Mereka bukan hanya tertarik dengan wacana program Podcast Saung ApungSaja. Mereka semua tertarik dengan program program vokasi, penataan lampion di antara semak, dan banyak wacana lainnya yang akan memanfaatkan 

Ibu Nadiem Makarim dengan Tas dari Limbah (foto koleksi)
Ibu Nadiem Makarim dengan Tas dari Limbah (foto koleksi)
lingkungan sekolah yang sementara ini, dipenuhi dengan ilalang, dan semak belukar. 

Pk Asep Jojo dan Ibu Ria adalah diantara Orangtua yang semangat mendukung program nyeleneh ini. Program nyeleneh? Ya benar-benar nyeleneh karena Podcast Saung Apung di atas semak belukar dan ilalang yang menggunung di halaman sekolah justru dianggap telah memanjakan sekolah ini. 

Nyeleneh bukan? Karena SMA ini berada di pusat kota Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tepatnya di perumahan Matland, Tambun. Sangat kontras dengan Bangunan Rumah Sakit Hermina dan Statsiun Kereta Listrik yang mengapit bangunan sekolah ini. Ibu Ria sebagai komite sekolah berujar "dahulu saya tidak menyangka kalau ini itu bangunan sekolah." Saat ini, ibu Ria punya mimpi jika sekolah ini jadi pusat kuliner dan pengembangan vokasi bagi siswa. Beliau menunjukan prestasi organisasi yang dipimpinnya di kancah skala nasional. 

"Ibu Nadiem Makarim juga menggunakan tas buatan kami" kata seorang ibu cantik, dari pengurus komite sekolah ini. Orangtua penggiat lingkungan ini,  telah lama mengharapkan kerjasama dengan sekolah menyangkut budidaya Maggot BSF, vokasi dari limbah, hingga program yang menyangkut medsos seperti; media tiktok, youtube, podcast, dan media lainnya. Karena aktifitas siswa dalam dunia medsos harus diarahkan dengan kendali yang profesional. Maka langkah pertama saat ini, membagikan webbshite gratis untuk semua guru di sekolah ini. Kuota sisanya di bagikan ke sekolah lain yang berminat.

Diluar dugaan Lurah Telaga Murni Bpk. H Sugandi HM, sudah sejalan dengan  Ibu Ria dan Pak Asep Jojo tentang hal ini. Bahkan sudah sejak lama menghendaki pendidikan yang lebih bagi anaknya. Karena rumah mereka berada di sekitar sekolahan, ada suatu kebanggaan dengan program ini. Wajar sekali jika punya respon yang sangat apresiatif dengan program Podcast Saung Apung di atas Ilalang dan semak belukar ini.

Orangtua terpukau pada wacana ini. Podcast Saung Apung di atas Ilalang & pengembangan vokasi(foto koleksi)
Orangtua terpukau pada wacana ini. Podcast Saung Apung di atas Ilalang & pengembangan vokasi(foto koleksi)
 

Saat Dr.H.Dedi Nurhadiat, M.Pd bertemu Lurah Telaga Murni di rumahnya. Orang nomor satu di kelurahan tempat berdirinya sekolah ini, meresponnya sangat luar

Kepala Sekolah, Dr.H.Dedi Nurhadiat, M.Pd bersama Lurah Telaga Murni Bp.H.Sugandi HM(foto koleksi)
Kepala Sekolah, Dr.H.Dedi Nurhadiat, M.Pd bersama Lurah Telaga Murni Bp.H.Sugandi HM(foto koleksi)
biasa. Bahkan beliau siap akan mengisi acara Podcast di saung apung pada penayangan perdana. Akan mengangkat tema produk unggulan di wilayah sekitar. Mengulang sukses kerjasama dengan Ambasador Indonesia untuk Asia dan Eropa. Saat Mega Zulaila berkunjung di SMA1 Setu.

Sesungguhnya bukan hanya wacana. Program kegiatan ini, sudah berjalan seperti dalam tayangan video youtube berikut ini. Yang sudah di upload via channel youtube ada beberapa karya perdana. Namun sangat sederhana karena dalam kondisi darurat (komputer sangat lemot, pasilitas serba manual, aplikasi seadanya). Dalam kondisi seperti ini  2 hari saja, sudah menayangkan beberapa kali siaran langsung di FB, diantaranya membahas; Mustikarasa Gabus Pucung, PBM Masa Pandemi, Podcast di Pinggir Rel Kereta, Saung Apung, Wawancara Perdana dengan OSIS, Pertemuan Pertama

Kerjasama dengan Pospay untuk proram vokasi (foto koleksi)
Kerjasama dengan Pospay untuk proram vokasi (foto koleksi)
dengan OB. Cikarang Barat Menggeliat, Kerjasama Pospay, dst.

Tentu saja wacana kedepan inovasi ini diharapkan menjadi maskot mercusuar sekolah. Bahwa sekolah minim anggaran ini bisa punya karya besar dan spektakuler.  Karena sekolah yang baru berdiri di padang ilalang ini, tidak menjadikan lingkungan demikian sebagai hambatan untuk unjuk karya  yang sejajar dengan sekolah besar.

Sementara ini, persepsi masyarakat tentang sekolah besar itu adalah sekolah yang siswanya banyak, bangunannya megah, gurunya banyak, bantuannya berlimpah, 95 % tenaganya merupakan ASN, prestasinya selalu mencuat kepermukaan, dst.  Sementara sekolah kecil itu sebaliknya dari keadaan demikian.

Sekolah kecil adalah sekolah yang baru berdiri, tak dikenal masyarakat luas,  fasilitas sangat minim, gurunya 99% tenaga honorer, bantuan pemerintah sangat minim, ekonomi orangtua yang menyekolahkan anaknya di bawah garis kemiskinan, dst.
Sekolah kecil biasanya diperuntukan untuk para kepala sekolah yang baru promosi.   Keberhasilan mengubah pola pikir demikian akan tampak hasilnya tatkala banyak dukungan dari semua pihak. Dan di era medsos ini, semua akan jadi catatan sejarah dalam berinovasi. Terlebih saat video ini viral, tatkala semua orang pemangku kebijakan sudah pada purna bakti, dikemudian hari. 

Langkah pertama kali ini, menggiring perhatian masyarakat dan pemerintah ke kreativitas anak bangsa lewat vokasi. Dengan cara ini, diharapkan lebih fokus pada sekolah rintisan. Sekolah yang punya konsep dengan semangat baru dan unik. Karena sekolah kecil itu, biasanya  paling tidak diminati para orangtua berekonomi kuat. 

Dengan viralnya program podcast diatas ilalang, & pendidikan vokasi  segudang gagasan baru dan prestasi diharapkan akan menyusul di kemudian hari. Diharap pula akan membuka wawasan baru. Wawasan yang mewarnai pendidikan di Indonesia. Menginsfirasi semua sekolah pinggiran bahkan sekolah yang berada di pelosok negeri agar bisa mengapresiasi, bahwa keunikan itu merupakan modal dasar(DN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun