Mohon tunggu...
Drg Ika Ratna SpBM
Drg Ika Ratna SpBM Mohon Tunggu... -

Kepala Lab. Bedah Mulut & Staf Pengajar Tetap Fakultas Kedokteran Gigi Moestopo (b)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Abses Pada Gigi dan Mulut

7 Agustus 2017   16:22 Diperbarui: 11 Agustus 2017   14:09 12419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abses merupakan suatu kumpulan nanah pada suatu rongga, yang dapat terjadi karena infeksi. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan toksin dan merusak sel dan jaringan sekitar, sehingga sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi.

Gigi yang berlubang bila dibiarkan lama kelamaan dapat mengakibatkan abses pada gusi dan jaringan sekitarnya. Hal ini bisa berakibat fatal hingga membahayakan jiwa bila tidak segera ditangani. Bagaimana gigi dapat menyebabkan abses?

Gigi memiliki lapisan email yang merupakan lapisan terluar dan menjadi pelindung. Dibawahnya adalah lapisan dentin, dan kemudian rongga pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah. Bila terjadi lubang, lapisan email bahkan dentin menjadi terbuka, dan bila berlanjut terus akan mencapai rongga pulpa. 

Rongga pulpa yang terinfeksi menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat, dan bila tidak ditangani dapat menyebabkan saraf pada rongga pulpa tersebut mati. Gigi yang sudah mati jaringan sarafnya (nekrotik), akan diinvasi oleh bakteri sampai ke ujung akarnya, bakteri berkoloni dan menyebabkan infeksi yang dimulai dari ujung akar gigi tersebut. Tanpa penanganan yang tepat, infeksi ini akan menyebar ke daerah yang lebih luas. Penyebaran infeksi ini bisa ke arah manapun yang terdekat, misalnya, bila ujung akar gigi dekat dengan sinus maksilaris, dapat menyebabkan sinusitis maksilaris.

Kondisi infeksi ini bila tidak tertangani dengan segera dan tepat dapat berubah menjadi life threatening (mengancam jiwa), contoh yang paling berbahaya adalah phlegmon (angina Ludwig), dimana abses sudah menyebar ke arah bawah (leher) hingga dapat menghambat pernafasan. Kondisi phlegmon ini juga disertai trismus (tidak bisa membuka mulut) sehingga tidak dapat makan, demam, sulit bernafas, rasa sakit yang hebat, lemah dan lesu.

Lantas bagaimana cara penanganannya? Hal pertama yang harus dilakukan adalah segera ke dokter gigi terdekat. Penanganan utama adalah pemberian antibiotika dan bila perlu dilakukan intervensi bedah berupa pembukaan rongga abses agar nanah  dapat keluar. Gigi penyebab abses akan ditangani sesuai dengan keadaannya. Namun bila kondisi abses sudah mengancam jiwa, penanganan mungkin dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit, sesuai dengan kondisi dari penderitanya.

            Seperti pepatah lama yang mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati, maka abses gigi ini juga dapat dicegah dengan cara melakukan perawatan gigi secara dini dan teratur. Kontrol teratur setiap 6 bulan untuk dilakukan pembersihan karang gigi ataupun penambalan bila ada lubang di gigi, merupakan tindakan pencegahan yang baik. Pembersihan gigi setiap hari dengan cara yang tepat juga merupakan pencegahan terbaik, cukup menyikat gigi 2x sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur malam.

Apa Sih Operasi Gigi Bungsu Itu

Gigi Palsu Permanen dan Tanam Gigi

Harga Implan Gigi Geraham

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun