Mohon tunggu...
eka wati
eka wati Mohon Tunggu... -

Dosen UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara Pancasila

8 Juli 2013   21:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bedah Buku yang berjudul “Negara Pancasila” Karya KH. As’ad Said Ali oleh Anton Tabah yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 5 Juli di Hotel Millenim dengan penyelenggara Kementerian Agama RI berjalan dengan baik, hal menarik yang dapat saya simpulkan:

1.Dalam buku “Negara Pancasila” nampak terlihat metafora penulis menjelaskan pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia karena telah membuktikan kesaktiannya paling tidak dua kali dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang hampir tercabik-cabik seperti Uni Sovyet dan kini NKRI tetap kokoh tegak dalam usianya yang hampir 7 dekade. Kesaktian pancasila pertama ketika pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang memaksakan kehendak mengganti ideology Pancasila dengan ideology komunis. Alhamdulillah PKI gagal bahkan mengubur faham komunisme yang atheis (tak bertuhan) bertentangan dengan ideology pancasila yang ruhnya adalah tauhid (ke Tuhanan Yang Maha Esa). Kesaktian Pancasila kedua adalah setelah satu decade reformasi mencoba “melupakan” pancasila, tetapi reformasi malah jauh menyimpang dari arahnya ketika bangsa Indonesia seolah tabu dengan Pancasila, alih-alih mengucapkan Pancasila saja seakan enggan karena dianggap warisan Orde baru yang dituduh korup ternyata orde reformasi malah lebih korup. (Halaman 310).

2.Pancasila sebagai ideology Besar? Apa yang ditawarkan buku ini mengenai Pancasila sebagai ideology besar menghadapi berbagai krisis itu? Dengan paparan permasalahan pembangunan manusia dan masyarakat mengandung kompleksitas, Pancasila mengusulkan beberapa pedoman yang mampu mengakses persoalan yang begitu kompleks dalam hidup manusia modern yang cenderung sekuler telah terjebak dalam krisi-krisis. Setidaknya ada delapan krisis model kesulitan mendasar manusia yakni krisis ekologis, krisis materialism, krisis perang, krisis masa depan, krisis makanan, krisis pekerjaan, krisis ideology, krisis agama dll. Pdoman yang diusulkan Pancasila juga bersifat elaborative dari kandungan budaya Indonesia. Tidaklah harus berarti harus ditujukan butir-butir yang sepenuhnya asli dari khasanah budaya bangsa karena format kepancasilaan berciri interaksi atas paham dan aliran pikiran lainnya yang berkembang. Dalam perkembangannya ternyata Pancasila bisa menjadi ideology besar mampu membangun filsafat ilmu dalam kapasitas aksiologi 1) ke Tuhanan (Spritual dan moral), 2) Human being (Kemanusiaan HAM yang berke Tuhanan), 3) Kebangsaan (nasionalisme), 4) Keadilan dan ,5) kepastian hukum (tidak diskriminatif). Inilah konfigurasi system nilai Pancasila Yag mampu menjembatani antara agama dan sekuler. Pak KH As’ad mengambil contoh Turki memilih Sekuler ternyata gagal. Dan Pakistan memilih Negara Agama (juga terbelit persoalan yag sulit selesai) –halaman viii dan ix.

3.Keunggulan buku “Negara Pancasla” ini: Pertama, menyadarkan/mencerahkan pembaca akan pentingnya memahami dan mengamalkan Pancasila yang jelas nyata telah menjadi pemersatu bangsa, kedua: menafsirkan Pancasila dalam perilaku kehidupan harus dibingkai rambu-rambu ajaran agama (Tuhan Yang Maha Esa), Ketiga: menawarkan solusi otentik tentang “Negara kesejahteraan” beberapa persen APBN APBD secara khusus untuk entaskan fakir miskin bukan Cuma perbesar anggaran Kemendikbud, Keempat: secara eksplisit buku ini juga menginformasikan setidaknya dua kali Pancasila membuktikan kesaktiannya (seperti yang telah dikemukakan di atas)

Semoga bermanfaat, Allahumusta’an bilkhoir walhuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun