Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dalam upaya memberantas perjudian, terutama judi online. Untuk kuartal pertama tahun 2024 saja, jumlah uang yang terlibat dalam judi online telah mencapai 100 triliun rupiah. Sebagai perbandingan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini adalah sekitar 3.300 triliun rupiah, yang berarti perputaran uang dari judi online mencapai sekitar 3% dari total APBN. Jika uang ini bisa dialihkan untuk kepentingan negara, potensi penambahan anggaran negara bisa mencapai sekitar 400 triliun rupiah setiap tahunnya.
Inilah tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Di saat Malaysia diprediksi akan segera menjadi negara maju setelah tahun 2024, Indonesia masih dihadapkan pada masalah yang tampak sepele, namun dampaknya sangat besar. Saya sendiri terkejut saat mengetahui bahwa jumlah uang yang berputar dalam judi online bisa melebihi angka satu triliun rupiah. Kerugian yang dialami Indonesia bukan hanya karena sekitar 3,5 juta warganya terlibat dalam perjudian, tetapi juga karena uang ini berpindah ke luar negeri, seolah-olah kita memberikan "donasi" sebesar 100 triliun rupiah ke negara lain setiap empat bulan. Ini adalah situasi yang sangat serius, namun pertanyaan yang lebih mendasar adalah, "Apakah benar para pejudi sepenuhnya bersalah?"
Sekarang, mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Memang benar bahwa para pejudi adalah salah satu penyebab kerugian negara, tetapi pernahkah Anda bertanya-tanya, "Apa yang membuat banyak orang Indonesia terlibat dalam perjudian?" Saya melihat perjudian serupa dengan kecanduan narkoba. Perbedaannya adalah, sementara judi menawarkan potensi mendapatkan uang besar secara instan, narkoba menawarkan "pelarian" dari realitas yang menekan, mirip dengan alkohol bagi mereka yang menghadapi stres berat. Perlu dicatat bahwa saya sama sekali tidak mendukung perjudian atau penggunaan narkoba; saya hanya mengajak Anda untuk melihat kedua hal ini sebagai "pilihan darurat" bagi mereka yang berada dalam situasi sulit.
Mungkin Anda berpikir, "Orang yang berjudi bodoh, mereka tidak akan pernah menang," dan pernyataan itu benar. Tidak ada bentuk perjudian yang memungkinkan pemainnya terus-menerus menang. Anda bertarung dalam arena yang aturan mainnya ditentukan oleh lawan. Namun, dalam kondisi putus asa, semuanya menjadi mungkin.
Sekarang, bayangkan jika anda sedang melewati masa yang sangat sulit, mungkin jatuh miskin, tidak memiliki banyak uang, dan tidak terasa ada jalan keluar dari kehidupan yang menyakitkan tersebut. Kemungkinan anda menjadi sukses kembali, anggaplah, satu persen. Lalu, anda mendengar ada sebuah permainan yang menawarkan adanya kemungkinan kecil bahwa anda bisa menjadi kaya dengan cara memainkannya. Setelah anda berpikir-pikir lagi, kemungkinan anda sukses melalui judi atau cara halal tidak jauh berbeda. Satu-satunya perbedaannya adalah jangka waktu anda sukses, ingin cara cepat dan haram atau cara lama dan halal? Di saat yang sama, anda membutuhkan uang secepatnya karena lambung anda sudah tidak bisa menahan kelaparan. Seketika, terlibat dalam judi menjadi pilihan yang masuk akal.Â
Tidak mengejutkannya, sebagian besar orang akan memilih untuk berjudi demi kesempatan menang yang sangat kecil dan merupakan hasil pilihan putus asa, lagipula kemungkinan dia sukses akan sama saja jika melalui jalan halal. Namun, ini lah yang mengejutkan, polanya selalu sama. Orang-orang terlibat narkotika di saat mereka mengalami kegagalan atau melewati masa-masa stres dan orang-orang terlibat judi di saat mereka tidak memiliki harapan lain. Tidak ada orang yang memiliki hidup yang nyaman, tanpa stres, atau bahkan bersenang-senang dalam hidupnya akan mencoba narkotika dan judi. Jikalau ada, saya yakin itu hanyalah keputusan bodoh dan tidak lebih dari sekedar mencoba-coba tanpa melihat risiko lanjutan.
Anda mungkin berpikir, "Walaupun saya berada dalam kondisi seperti itu, saya tetap tidak akan berjudi." Namun, perlu dipahami bahwa dalam situasi bertahan hidup, insting manusia adalah mencari peluang terbesar untuk bertahan, apa pun itu. Pada saat kritis, seseorang bisa mempertimbangkan segala opsi, meskipun tidak ideal, karena bertahan hidup adalah hak dasar manusia. Apakah kita salah jika berusaha untuk bertahan hidup, meskipun dengan cara tidak ideal dan harus mengorbankan moral? Lagipula, terlibat judi dan narkoba tidak merugikan hak orang lain secara langsung. Jika anda masih berargumen, "Tetap saja mereka merugikan orang lain, mau secara tidak langsung ataupun tidak." Saya juga yakin bahwa semua orang pernah merugikan orang lain secara tidak langsung, contohnya seperti menggunakan Air Conditioner dalam ruangan secara tidak langsung merusak lapisan ozon, tapi semua orang tidak berpikir dua kali saat ingin menyalakan AC. Sama saja dengan orang yang terlibat judi dan narkoba. Mereka tidak merasa bahwa orang lain akan terugikan karena aksi mereka.
Saya menulis artikel ini bukan untuk membenarkan perjudian atau narkoba, tetapi untuk mengajak kita melihat lebih dalam bahwa orang-orang yang terlibat dalam keduanya sering kali adalah mereka yang berada dalam situasi sangat sulit dan tidak punya pilihan lain. Dari sudut pandang mereka, berjudi atau menggunakan narkoba adalah pilihan yang paling masuk akal, terutama jika kebutuhan dasar seperti makanan tidak terpenuhi. Tanpa akses terhadap kebutuhan pokok, mereka hanya punya waktu terbatas untuk mengambil keputusan.Â
Lebih menyedihkannya lagi, banyak orang berpendidikan di Indonesia yang hanya melihat tindakan judi dan narkoba sebagai tindakan kriminal, tanpa memperhitungkan latar belakang mereka. Ditambah dengan sistem peradilan yang sering kali tidak adil terhadap kalangan bawah, situasinya semakin sulit. Sistem peradilan kita cenderung langsung menghukum para pejudi dan pengguna narkoba tanpa mempertimbangkan faktor-faktor di balik tindakan mereka. Tiba-tiba, pelaku menjadi korban dan ternyata selama ini kita menyalahkan orang yang tidak bersalah. Mari ubah perspektif kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H