Mohon tunggu...
Humaniora

Asi Eksklusif Arti Penting Bagi Kehidupan

4 Agustus 2016   20:54 Diperbarui: 4 Agustus 2016   21:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul ini merupakan buku yang telah  saya  tulis  dan telah terbit sejak tahun 2013. Salah persepsi dengan Asi Eksklusif seharusnya: menyusui Asi melalui kecupan puting susu sang ibu kandung. Bila menyusui tanpa melalui puting susu sang ibu kandung  serupa saja dengan pemberian susu formula. Pada saat ini komposisi Susu Formula telah disusun  sedemikian rupa  melampaui   diatas nilai gizi dari ASI. Misalnya ASI  tanpa  vitamin C tetapi Susu formula telah ditambah vitamin C. Memang diakui ASI paling mudah dan paling murah diperoleh tetapi nilai gizi belum tentu serupa dengan Susu Formula. Misal seorang Ibu yang menyusui pagi hari bekerja dan sang Ibu memompa buah dadanya untuk mengumpulkan susu kemudian disimpan dalam pendingin sebagai persiapan untuk sang bayi. Coba tanyakan kepada sang Ibu: merasa sakit tidak menikmati kenikmatan menyusui yang berbahaya adalah dinegara tropis kontaminasi dengan bakteri sehingga berbahaya bagi sang anak. Susu formula segala esuatu mulai dari  botot alat mengencot an susu dijamin kebersihannya. Nikmat menyusukan sang bayi melalui puting susu    ibu kandung seperti kasih sayang bagaikan kenikmatan berhubungan  seksual. Sejumlah 10 %  Ibu-ibu  telah mengalami orgamus seperti berhubungan seksual dengan mengencot puting susunya oleh sang suami. (Crock R, 1983). Dan masih banyak lagi permasalahan ASI Eksklusif kaitannya dengan Kehidupan.

dr drh Mangku Sitepoe

Anggota IDI.NPA.1102.514.90.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun