Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Awas! Daging dan Sapi Impor Dapat Mengganggu Kesehatan

25 Juli 2016   22:18 Diperbarui: 25 Juli 2016   22:45 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam rangka memenuhi kebutuhan daging setiap tahun menjelang  Lebaran   disamping mengimpor daging juga mengimpor sapi hidup yang menurut rencana akan langsung dipotong (Kompas 30 Desember 1998). Jenis sapi hidup yang diimpor disebut feeder cattle (sapi bakalan) biasanya jantan umur 1,5-2 tahun dengan berat hidup maksimal 350 kg. Tahun 2009  Indonesia mengimpor 570.000 ekor sapi hidup sebagai feeder cattle, impor daging sapi sejumlah 45,71 juta kg dan jeroan sapi: 5,78  juta kgserta susu/produk susu: 208,21 juta kg (Dirjen Peternakan 2009). Pada tahun 2013/2014  Indonesia akan mengimpor  sejumlah 72.500 ekor sapi siap potong  atau langsung ke rumah potong dari Australia  (Koran Tempo 30 September 2013).Biasanya bagi negara-negara  yang masih di-izinkan penggunaan hormon pertumbuhan: Amerika Serikat, Australia, New Zeeland, Jepang (hanya hormon alami) dan lain-lain hampir semua feeder cattle dikebiridengan menggunakan hormon pertumbuhan. Negara2 Uni Eropa dan  Indonesia  melarang menggunakan hormon pertumbuhan bagi hewan yang dagingnya  akan dikonsumsi sesuai dengan  SK. Dirjen Peternakan  no108/Kpts Deptan/1979 . Hampir 80 % feeder cattle di Amerika Serikat masih menggunakan hormon bagi pertumbuhan (Heitzman RJ, 1979).  Menggunakan hormone pertumbuhan akan meningkatkan kwantitas dan kwalitas daging dari  sapi potong yang digemukkan.  Akan meningkatkan produksi daging dengan kenaikan daily gain atau petumbuhan berat badan yang lebih cepat. Perbaikan kwalitas daging : mengurangi kadar lemak,  meningkatkan “daging merah” .Menggunakan hormone pertumbuhan mengurangi kwantitas lemak didalam daging.(Dixon H N et al 1983).

Gambar 1: Sapi menggunakan hormone.

Gambar 2:Sapi-sapi disuntik hormone siap diekspor.

Gambar 3 :Daging sapi disuntik hormone.

Gambar 4.Kwalitas daging sapi yang disuntik hormone

Pertumbuhan kadar lemak yang menipis.

Penggunaan hormone pertumbuhan pada sapi potong  di Australia menyebabkan: harga daging lebih murah dan kwalitas daging  lebih baik (The Jakarta Post, 19 Pebruari 1999).  Bagi negara  yang masih menggunakan hormon pertumbuhan baik pemeriksaan  sapi hidup atau pemeriksaan ante-mortem maupun pemeriksaan daging atau post mortemharus memenuhi persyaratan tertentu dan dilaksanakan  dengan ketat. Daging sapi  dipotong diluar negeri untuk dikonsumsi  dibedakan : edible meat  (daging yang dapat dikonsumsi) danoffal meat atau daging afkir.Hanya edible meat dari bagian tubuh hewan  dijamin   Otoritas Veteriner dan bagian dan tubuh lainnya disebut offal meat  boleh dikonsumsitetapiresiko ditanggung sendiri. .Persyaratan lainnya dalam pemeriksaan ante mortematau hewan masih hidupsebelum dipotongbagi yang menggunakan hormon pertumbuhan harus diketahui saat mulai di-implant atau saat  disuntik hormon dan saat hewan dipotong  yang disebut withdrawal time sangat dibatasi sekali. Misalnya menggunakan hormon sintetis trebolon asetat  pada sapi yang akan dipotong apabila telah melampaui minimal63 hari dari saat pemberian hormonatau saat di-inplant. Itulah sebabnya sapi feeder cattle yang impor di Indonesia harus digemukkan  paling tidak  90 hari  dari saat tiba. 

Konsumsi produk hewani mengandung hormon diatas  ADI.

Bahaya mengkonsumsi daging menggunakan hormon pertumbuhan diatas ambang persyaratan atau ADI (acceptable daily intake) akan menimbulkan gangguan kesehatan: pada wanitagangguan mentruasi, kegemukan dan dijumpai yang disebut: praecox puberty atau pubertas dini(dewasa kelamin dini). Pada pria dijumpai kegemukan atau obesitas dengan buah dada membesar (FAO, 1990).  Hormon pertumbuhan stibisterolakan memberikan risiko tinggi  menjadi penderita kanker bila mengkonsumsi daging menggunakan stibisterol (WHO/FAO, 1987). Hormon trebolon asetat yang bayak dipergunakan untuk memacu pertumbuhan bagi sapi hidup yang di-impor sebagai feeder cattle  menurut berbagai penelitian  pada tikus percobaan akan merangsang  kanker alat pencernaan dan puting susu (Gardner W U, 1948).  Penggunaan hormon hasil rekayasa genetika (hormon recombinan) misalnya :hormon recombinant bovine somatotropin (rBST)meningkatkan produksi susu . Susu sapi rBST pada anak/bayi  bila dewasa   memberikan resiko  tinggi menderita penyakit  Diabetes melintus(Scott et al, 1990). rBST diberikan pada sapi  meningkatkan resiko menderita mastitis. Konsumsi susu  rBST pada manusia memberikan resiko tinggi kanker payudara, kolon, dan paru  (Ungenmach FR/Webwer FR 1993),

Dampak konsumsi hormone diatas Ambang Batas Residu (MRL).

Dampak  konsumsi hormone pertumbuhan diatas Ambang Batas Residu atau MRL menyebabkan terjadinya puberty praecox atau pubertas diniyaitu  seperti  kasus di Portorico 1978: anak wanita umur 4 tahun telah hamil dan melahirkan.. Pada anak laki-laki umur 4 tahun sudah dapat menghamili wanita (FDA Report 1982).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun