Pertempuran Kursk (Battle of the Kursk) adalah sebuah pertempuran besar di kota Kursk, Uni Soviet, pada masa Perang Dunia II. Pertempuran ini juga dikenal sebagai pertempuran tank terbesar dalam sejarah, dengan hampir 17.000 tank terlibat dari kedua sisi.
    Pertempuran ini dibagi menjadi 2 fase, fase pertama yaitu penyerangan Jerman ke Kursk pada tanggal 9 Juli 1943, dimana penyerangan ini lebih dikenal sebagai Operation Citadel, dan berakhir pada 16 Juli 1943. Sementara fase kedua yaitu penyerangan balik Uni Soviet ke Jerman pada 12 Juli 1943 hingga 23 Agustus 1943.
     Setelah Uni Soviet meluncurkan Operation Uranus dan Operation Little Saturn dikota Stalingrad pada awal 1943, Adolf Hitler berencana ingin mengambil kembali kota Kursk yang direbut Soviet pada Februari 1943. Rencana itu kemudian diberikan kepada Erich von Manstein dan dia merencanakan untuk menyerang kota Kursk dari 2 sisi, yaitu dari Utara dan Selatan.
    Rencana itupun tercapai dan tentara Jerman bergerak pada 9 Juli 1943. Joseph Stalin, pemimpin Uni Soviet sudah tahu bahwa sektor Kursk sangat terancam untuk diserang dan sudah mempersiapkan tentaranya untuk melawan tentara Jerman.
    Stalin memerintahkan Georgy Zhukov, marsekal Uni Soviet untuk melindungi, dan jika memungkinkan, menyerang balik Jerman dari Kursk. Perintah itu diterima dan Uni Soviet bertahan dari 1 minggu serangan Jerman.
    Zhukov kemudian memerintahkan tentaranya untuk memukul mundur tentara Jerman dan mengumpulkan total 2.5 juta orang (di pertahanan sebelumnya, dia mempunyai 1.9 juta orang), 7300 tank, dan 3000 pesawat untuk menyerang balik Jerman, yang dimana mereka menyerang balik pada tanggal 12 Juli 1943.
    Jerman berubah taktik dari offensive (penyerangan) ke defensive (pertahanan) pada 16 Juli 1943, tetapi taktik baru Zhukov yang dikenal sebagai Deep Battle mengalahkan taktik perang Jerman Blitzkrieg diseluruh sektor Kursk dan berhasil mempertahankan Kursk, dimana Kursk hanya terletak 500km dari ibukota Soviet, yaitu Moskow.