Mohon tunggu...
dr. Astrid
dr. Astrid Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Kumpulan artikel ini ditulis sebagai salah satu upaya memberikan edukasi kesehatan. Semoga bermanfaat. Selamat membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cacar Monyet (Monkeypox): Kenali Gejala & Waspadai Penularannya

1 Juni 2019   09:06 Diperbarui: 5 Juli 2022   14:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran klinis penyakit cacar monyet pada manusia (Sumber: CDC)

Belum lama ini, pada awal bulan Mei 2019, dunia dikejutkan dengan pernyataan resmi dari Pemerintah Singapura yang telah melaporkan satu kasus terkonfirmasi cacar monyet / monkeypox di negara yang dijuluki Negeri Singa tersebut, sekaligus menjadi kasus pertama di Asia Tenggara. 

Sebetulnya, kejadian ini bukan merupakan hal yang baru di dunia. Tepatnya pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, telah dilaporkan kasus monkeypox pertama pada manusia. Walaupun penyakit ini tidak lazim, tetapi jenis cacar satu ini patut diketahui dan diwaspadai penularannya.

Mengapa disebut cacar monyet?

Cacar monyet ditemukan pertama kali pada tahun 1958 di negara Denmark. Dua kasus seperti cacar ini muncul pada kelompok kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga penyakit ini dinamakan cacar monyet / monkeypox.

Gambaran klinis hewan yang terinfeksi virus monkeypox (Sumber: Kemenkes RI, 2019)
Gambaran klinis hewan yang terinfeksi virus monkeypox (Sumber: Kemenkes RI, 2019)
Apa itu cacar monyet?

Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, dengan gejala yang mirip dengan cacar pada manusia biasanya (smallpox). 

Walaupun gejala cacar monyet lebih ringan, tetapi dapat berakibat fatal bila tidak mendapat penanganan yang baik. Berbeda dengan monkeypox yang masih sering ditemukan di negara Afrika bagian tengah dan barat, smallpox telah berhasil dieradikasi sejak tahun 1980.

Kasus cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Setelahnya, dilaporkan beberapa kasus monkeypox pada manusia di beberapa negara di luar Afrika, yaitu tahun 2003 di Amerika Serikat (47 kasus), tahun 2018 di Inggris (3 kasus) dan Israel (1 kasus), serta kasus yang baru-baru ini dilaporkan di Singapura (1 kasus) pada tahun 2019.

Apa penyebab cacar monyet?

Penyebab cacar monyet adalah virus monkeypox, yang dapat hidup di manusia maupun hewan. Monkeypox termasuk dalam genus Orthopoxvirus, bersama dengan virus variola (penyebab smallpox) dan virus vaccinia (virus yang digunakan sebagai vaksin smallpox).

Bagaimana cara penularan cacar monyet?

Monkeypox merupakan infeksi virus yang ditularkan ke manusia dari hewan, seperti monyet dan hewan pengerat (tikus dan tupai). Penularan antarmanusia juga sangat mungkin terjadi, meskipun jarang. Virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang terluka, saluran napas, maupun selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).

Sumber: Kemenkes RI, 2019
Sumber: Kemenkes RI, 2019

Beberapa cara penularan dari hewan ke manusia, melalui:

- Gigitan atau cakaran oleh hewan yang terinfeksi
- Konsumsi daging hewan yang terkontaminasi
- Kontak langsung / tidak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yang terinfeksi

Sedangkan, cara penularan antar manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu:

- Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi / pasien terkonfirmasi monkeypox
- Kontak tidak langsung dengan bahan yang terkontaminasi virus (seperti pengolahan daging hewan liar / linen yang terkontaminasi darah).

Salah satu cara penularan: kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus monkeypox(Sumber: Kemenkes RI, 2019)
Salah satu cara penularan: kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus monkeypox(Sumber: Kemenkes RI, 2019)

Bagaimana gejala cacar monyet?

Pada manusia, gejala infeksi monkeypox mirip dengan smallpox,namun lebih ringan. Perbedaan secara klinis, monkeypox menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening yang tidak khas ditemukan pada smallpox. 

Masa inkubasi monkeypox (sejak manusia terinfeksi oleh virus hingga timbulnya gejala) biasanya 6 - 16 hari, tetapi dapat berkisar 5 - 21 hari. Infeksi monkeypox dibagi menjadi 2 fase, yaitu:

Fase prodromal (1 - 5 hari)

* Demam
* Sakit kepala
* Pemebesaran kelenjar getah bening
* Nyeri otot
* Lemas

Fase erupsi (paling infeksius; 1-3 hari setelah timbul demam)

Pada fase ini muncul ruam kulit, biasanya dimulai dari wajah yang menyebar ke bagian tubuh lain secara bertahap. Awalnya, ruam berupa bintik merah (makulopapula), yang berubah menjadi lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustula), dan mengeras menjadi keropeng (krusta) yang akan rontok perlahan. Biasanya, diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai lesi rontok & menghilang.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 - 21 hari. Kondisi yang lebih berat biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak dan dikaitkan dengan jumlah paparan virus dan status kesehatan pasien.


Gejala Cacar Monyet (Sumber: Kemenkes RI, 2019)
Gejala Cacar Monyet (Sumber: Kemenkes RI, 2019)

Bagaimana cara mendiagnosis pasti cacar monyet?

Secara klinis, monkeypox sulit dibedakan dengan penyakit ruam lainnya, seperti cacar smallpox, cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, dan alergi terkait obat. Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium spesifik untuk mengidentifikasi virus.

Bagaimana cara mengobati cacar monyet?

Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus / vaksin yang tersedia untuk infeksi virus monkeypox. Pengobatan yang diberikan hanya berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien untuk meringankan keluhan yang muncul, beberapa jenis diantaranya adalah:

- Obat analgesik dan antipiretik untuk menurunkan demam, meredakan nyeri dan sakit kepala
- 
Istirahat total dan dirawat di ruang isolasi untuk mencegah penularan terutama pada fase erupsi

Bagaimana cara mencegah penularannya?

- Menerapkan perilaku hidup bersih & sehat,seperti mencuci tangan dengan air bersih & sabun.
- Mencegah penularan dari hewan ke manusia dengan menghindari kontak langsung dengan tikus / hewan pengerat & menghindari pajanan dengan darah / daging yang tidak dimasak dengan baik.
- Mencegah penularan antar manusia dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang terkonfirmasi cacar monyet, ataupun menghindari pajanan dengan bahan yang terkontaminasi, seperti pakaian yang digunakan penderita
- Deteksi dini gejala monkeypox, terutama orang dengan riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit, agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami gejala demam yang mendadak tinggi, pembesaran kelenjar getah bening & ruam kulit, dalam kurun waktu <3 minggu setelah kepulangan.
- Petugas kesehatan harus menerapkan universal precautions, terutama saat menangani pasien / hewan yang sakit, seperti menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun