"Semoga saja daganganku laris semua!" Doa Mbok Aji dalam hati seraya merapikan sajian takjilnya itu.Â
Bagi Mbok Aji, minggu pertama di bulan ramadan adalah penentuan hari-hari selanjutnya. Jika di hari pertama dagangannya laris, maka kemungkinan besar di akhir ramadan dia bisa pulang kampung, karena tiket Bus akan mampu ia beli.
Seperti biasa tiap bulan ramadan pukul 15.30, waktu setelah ashar, adalah waktu paling tepat bagi Mbok AJi untuk membuka kedainya dan menggelar dagangannya. Â Gorengan, minuman buah, dan camilan ringan khas kampung. Dari yang manis-manis hingga yang gurih-gurih. Satu persatu dagangan Mbok Aji itu singgah di meja warung.Â
Keluarlah menu andalannya yakni bakwan dan kurma. Dari tahun  ke tahun, kurma dan bakwan Mbok Aji itu yang laris dibeli para pencari Takjil.  Menu dan jajanan Mbok Aji pun tersaji dengan lengkap tanpa ada yang tertinggal.Â
Mbok Aji  sudah siap menanti kedatangan para pemburu takjil. Namun, sore pertama di bulan puasa itu ada  yang aneh.Sebab, Mbok Aji kok merasa mengantuk sekali. Apakah ini karena Mbok Aji terlalu banyak makan nasi ketika sahur?  Ia pun ketiduran.
***
Bakwan:Â Lihatlah, diriku akan laris. Aku akan dicari oleh banyak orang.
Kurma: Siapa yang dapat memastikan? Setahuku, orang berbuka puasa itu dengan yang manis. Aku manis dan kamu tidak. Semestinya aku yang laris, kan?
Bakwan: Jangan sombong. Apakah kamu tidak ingat siapa yang dapat membuat orang batuk dan asam urat?
Kurma: Ah, maksudmu bagaimana?