Anak-anak berlarian
di pelataran masjid
di tempat wudu
di dalam kenangan kita dulu
Dengarkanlah,
Orang-orang tua berdoa untuk kehidupan selanjutnya
Terbitlah salam
Terbitlah puja-puji
sebab malam hari adalah air
mengejek esok siang yang seperti jilatan api
Terawih ini, menjelma ruang
untuk kita menuju pulang
Lihatlah ayah,
Tataplah Ibu kita,
Senyumnya merangkul rasa
sejuta susah beribu bahagia sekejap sirna
Rindu kita pun,
tenggelam di punggung tangan mereka
Terawih itu, menjelma waktu
Berlama-lamalah kita
Berkeluh di kedalaman sujud
Merayu yang memilikinya
untuk  masa keabadian
untuk harapan yang entah sampai kapan
Terawih kita, menjelma semesta
langit baru saja berkedip
bulan mampir lewat cahayanya
melepas orang dari kota
melepas orang dari desa
membelai pendosa yang letih
menghibur pendoa yang gamang
bintang-bintang angkasa pun tak diketemukan
sebab telah turun menjadi rentetan kepala
yang bersujud tak berkesudahan
di atas sejadah semesta
Marendra Agung JW.
8 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H