Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengintip 9 Gagasan Internasional tentang Sekolah Pasca Pandemi

28 Agustus 2021   23:49 Diperbarui: 29 Agustus 2021   17:06 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut ICFE,  otoritas pendidikan formal harus memberi kepercayaan bagi pelajar dan  kaum muda. Misalnya, dengan memberdayakan mereka untuk berpikir dan bertindak bersama untuk memulai kembali pendidikan secara langsung.

Partisipasi pelajar, anak-anak dan pemuda dalam musyawarah kebijakan publik tidak dapat diabaikan. Sebagai salah satu contoh, siswa harus diberi suara terdepan dalam merancang peluang belajar dan komunitas belajar,  ketika sekolah dibuka kembali.

Gagasan ICFE dalam poin ini, pada dasarnya memberi keleluasaan bagi pelajar mengenai karakteristik pendidikan seperti apa yang nantinya menurut mereka paling tepat.

5. Melindungi Ruang Sosial  dalam Transformasi Pendidikan: "Perkawinan" sekolah tatap muka dan sekolah daring

Poin ke lima ini, secara umum menjelaskan "dualitas" bentuk pendidikan. Pertama, dunia pendidikan harus tetap menekankan bahwa sekolah sebagai ruang "fisik" sangat diperlukan. Kendati demikian, sekolah sebagai ruang-waktu yang terpisah, yang menjanjikan kehidupan kolektif, spesifik dan berbeda dari ruang belajar lainnya juga harus dilestarikan.

Pengalaman pendidikan formal masyarakat bukan lagi perihal mengantarkan anak-anak pergi  ke sekolah pada waktu yang tetap. Menurut ICFE, waktu yang dihabiskan saat ke sekolah belum menunjukkan pencapaian pembelajaran. Oleh karena itu, pendidikan harus  menemukan bentuk yang fleksibel, komitmen kebersamaan, dan pemahaman tentang cara pembelajaran yang tersebar luas di masyarakat kontemporer.

Penjelasan dari ICFE tersebut sepertinya cara lain untuk menyebut bahwa sekolah daring atau digital harus tetap dijaga eksistensinya. Secara eksplisit mereka menyebut bahwa bentuk  pembelajaran (campuran) hybrid akan menjadi kebutuhan nantinya.

Sarana dan metode yang dianjurkan oleh ICFE antara lain: studi individu, kerja kelompok, pertemuan secara privat antara pengajar dan pelajar, proyek penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, keterlibatan "pihak luar" pada ranah pendidikan formal dianggap penting. Pengajar atau guru bukanlah lagi satu-satunya sumber belajar atau pengantar pembelajaran.

Boleh jadi, ini dimaksudkan agar praktisi kerja atau profesional di luar sekolah akan mendapat peran dalam pendidikan formal. Sebagaimana ungkapan pada laporan ini yaitu,

"Schools are also places where we can encounter others not like our selves, others whom we learn from and with, others who expand our understanding of the global tapestry of ways of being human." ( Hlm, 16.)

6.  Teknologi Pendidikan:   Sumber/alat belajar yang terbuka dan gratis untuk pengajar dan pelajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun