Mohon tunggu...
Drajatwib
Drajatwib Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis amatiran

Menggores pena menuang gagasan mengungkapkan rasa. Setidaknya lebih baik daripada dipendam dalam benak, terurai lenyap dalam pusaran waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kota Maiduguri, Borno State

23 Mei 2018   03:21 Diperbarui: 23 Mei 2018   03:54 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sebulan persis sejak meninggalkan tanah air dan berada di kota Maiduguri untuk dua bulan berikutnya dari misi kemanusiaan yang saya ikuti. 

Sejauh ini, setelah banyak cerita tentang hal baru yang tidak ada di tanah air tentunya, kini saatnya menceritakan sedikit tentang kota Maiduguri, ibukota dari Borno State di Nigeria. Kebetulan sejak bulan Ramadan tingkat ancaman terorisme yang sebelumnya cukup tinggi juga menurun.

Selagi situasi cukup landai namun tetap penuh kewaspadaan kami punya lebih banyak waktu untuk melihat lihat isi kota dengan segala pernak perniknya yang pada saat sebelumnya tidak kami ketahui. Sebenarnya bukan hal istimewa, hanya saja saya tertarik dengan berbagai pernak pernik cerita keseharian warga kota Maiduguri. 

Menurut informasi kota Maiduguri yang oleh penduduk lokal juga disebut Yerwa adalah ibukota dari negara bagian Borno yang terletak lebih kurang 450 km dari Abuja, ibukota negara Nigeria di Afrika barat. Awalnya kota Maiduguri didirikan oleh pasukan Inggris pada tahun 1907 sebagai salah satu pos militer penjajahan mereka di Nigeria. 

Kota yang memiliki luas sekitar 70.898 km persegi ini mempunyai penduduk sekitar 1.112.400 jiwa berdasarkan sensus terakhir tiga tahun yang lalu. Kotanya tidak terlalu besar, dengan jalan Kasim Ibrahim sebagai jalan utama memasuki kota dari arah bandara dengan icon gerbang kota yang khas. 

Jalan ini merupakan pintu masuk ke pusat kota, daerah perniagaan (Monday market, yang juga sering disebut sebagai "bomb" market, karena beberapa tahun sebelumnya hampir tiap hari selalu menjadi sasaran bom bunuh diri teroris Boko Haram); kantor gubernur dan sebagainya/yang dapat dicapai setelah melewati bundaran "Metro". 

Jalan kota rata rata beraspal mulus dengan kondisi pedestrian/trotoar yang cukup baik, namun banyak gang dan jalan kecil tetap dibiarkan tidak diaspal alias tanah keras dan berdebu. Sampah, khususnya sampah plastik banyak bertebaran dipinggir jalan kecil dan gang memberikan kesan kumuh dan berdebu.

Dokpri
Dokpri
Fasilitas kota masih cukup sederhana, setelah berputar mengelilingi kota beberapa kali kami hanya menemukan dua toko yang menjual berbagai keperluan sehari hari secara lengkap, yakni Gumalti shop dan Today's Market. Nama toko terakhir ini sangat dikenal oleh warga asing yang tinggal di Maiduguri karena menjadi tujuan ketika ingin membeli sesuatu, termasuk barang produk Indonesia banyak ditemukan disini. 

Jangan membayangkan tempat ini mirip supermarket atau toko serba ada dikota anda, tidak, kedua toko ini hanya toko kecil kurang lebih berukuran 8x15 meter saja, berderet dengan beberapa toko lainnya ditepi Lagos street, persis di simpang dengan Adamawa road. Sedangkan Gumalti shop berada di simpang antara jalan Kasim Ibrahim dan jalan Kasima. Luas tokonya kurang lebih sama, namun kurang terkenal sebagai tujuan belanja.

Kota yang memiliki cuaca panas terik dengan suhu 40-43C di siang hari, dengan tingkat sinar ultra violet ekstrim, yang bikin kulit cepat gosong ini merupakan kota transit perdagangan untuk beberapa wilayah disekitarnya, sehingga banyak pedagang dijumpai tidak saja disekitar Monday Market, atau disekitar Post Office, disepanjang jalan menuju bundaran West-End didekat Con-oil station.

Sebenarnya kota ini memiliki satu kebun binatang ditengah kota, masih disekitar pasar senin alias Monday Market, di jalan Shehu Lamido Way, namun sepertinya tidak terurus. Sungai yang membelah melewati kebun binatang juga kering dan menurut cerita Abu, driver kami, banyak binatang, khususnya singa mati karena tidak terurus ketika hampir separoh kota ini dikuasai oleh kelompok teroris Boko Haram pada tahun 2013 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun