Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo melalui Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdukkbpppa) mengadakan pertemuan dengan organisasi masyarakat (ormas), di Graha Siola Purworejo, (2/5/2019). Hadir dalam pertemuan 50 orang peserta dari 25 ormas se-kabupaten Purworejo.
Sebuah prestasi tersendiri bagi kabupaten Purworejo, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dipatok pada angka 0.36% (BPS Prov.Jateng,2017). LPP Indonesia 1.36 % (BPS,2016). Untuk Total Fertility Rate (TFR)--nya 2.1, Angka Indonesia TFR 2.6. Namun demikian untuk mempertahankan angka-angka tersebut bukan perkara yang mudah. Butuh kerja keras semua pihak.
"Bapak ibu ini orang terpilih. Mengingatkan ke masyarakat. Agar bersama-sama mengendalikan LPP. Peran bapak ibu sangat besar.Kalo hanya mengandalkan dari BKKBN sangat sulit" jelas dr.Kuswantoro dalam sambutannya.
Keberhasilan suatu program pemerintah. Akan lebih mudah berhasil dikala adanya keterlibatan dari swasta dan masyarakat.Demikian juga dengan program Keluarga Berencana (KB). Pemerintah akan jauh lebih sulit tanpa adanya peran serta masyaarakat. Termasuk organissi masyarakat. Hal ini pula yang melandasi diadakan pertemuan.
Di sisi lain, Pemkab Purworejo menghadapi permasalahan yang sama dengan kabupaten/kota lain. Permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Apalagi SDM KB banyak yang pensiun. Pengadaan tidak seimbang dengan yang pensiun" lanjut dr.Kuswantoro.
Jumlah  Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Purworejo 81 orang, Jumlah desa/kelurahan 464.  Proporsi yang tidak sebanding ini. Mengharuskan Pemkab berfikir keras agar program KB berjalan sukses. Termasuk dalam menyongsong bonus demografi yang akan terjadi tahun 2030 di kabupaten Purworejo dan berkaitan erat juga dengan kualitas penduduk.
"Sangat penting untuk dicermati bagi pengelola kependudukan. Usia produktif sangat meningkat. Tahun 2030 akan terjadi bonus demografi. Bonus demografi ini usia produktif jauh lebih tinggi. 70%. Angka 70% ini yang akan menanggung usia tidak  produktif yang 30%. SDM  berkualitas tentunya menjadi suatu keharusan" tandasnya.
Dilihat dari tahun terjadinya bonus demografi. Sebetulnya yang akan menikmati anak-anak remaja sekarang. Sehingga saat ini sudah harus dipersiapkan.
Menjadi generasi mendatang yang mampu bersaing di arena global. Apabila yang terjadi sebaliknya. SDM tidak berkualitas.Berpendidikan rendah. Tidak mampu berkompetisi. Hal ini akan tercipta pengangguran. Permasalahan bangsa akan semakin rumit.
"PR berat bagi kita. Banyak anak-anak usia dini sudah kecanduan handphone. Jumlah perokok pemula jauh semakin meningkat"ungkapnya.