Mohon tunggu...
Estu Saputro
Estu Saputro Mohon Tunggu... -

Menurutmu?

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Telor Dadar (Pendadaran)

16 Agustus 2011   15:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telur dadar.. Begitu para mahasiswa yang sudah pernah mengalami masa-masa ini menyebuatnya. Konon sensasi melewati pendadaran sangatlah luar biasa. Walaupun sudah di takdirkan untuk revisi, mahasiswa sangatlah plong menjawabnya. Ada  yang dibantai penguji, ada yang merasa bahagia karena pengujinya baik-baik, Ada yang dikerjain penguji, dan masih banyak lagi cerita yang ku dengar tadi siang ketika beberapa teman saya maju ujian. Ujian pendadaran atau sidang pendadaran adalah ujian akhir dari tahap studi seorang mahasiswa. Baik D2, D3, S1, S2 maupun S3, sidang pengujian sudah menjadi sesuatu yang lazim. Ujian pendadaran diperlukan untuk mengetahui apakah seseorang dianggap memiliki kapabilitas yang cukup, sehingga ia layak memperoleh gelar Ahli Madya, Sarjana, Master, atau Doktor. Bagi sebagian orang, ujian pendadaran dianggap sebagai sebuah momok yang menakutkan. Benarkah demikian? Tentu bila kita tahu tips-tipsnya, ujian pendadaran tidak seseram yang kita bayangkan. Beberapa hari lagi saya juga akan mencicipi rasa telur dadar ini. Apakah enak? manis? pahit? ataukah hambar? Yang pasti masing-masing pribadi akan berbeda-beda merasakannya. Nih ada tips yang saya pikir dapat membantu pendadaran kita lebih baik: Cekidot Pastikan kita mendapatkan dukungan penuh dari dosen pembimbing. Caranya, sering-sering aja ngobrol tentang TA (tugas akhir) dan konsultasikan materi yang mungkin diujikan. Kalau perlu, tanpa harus menyebut langsung, gunakan kata-kata ini, “Kira-kira yang perlu saya perhatikan pas ujian pendadaran nanti dari materi ini apa, pak ?” Dijamin, dosen pembimbing Anda pasti akan memberikan penjelasan yang bisa jadi adalah kisi-kisi hasil conference mereka dengan calon penguji Anda. Oya, lakukan ini saat mendekati ujian pendadaran, 5 atau 4 hari sebelum ujian. Jujurlah dengan dosen pembimbing tentang materi slide dan demo Anda. Kalau perlu, kirimkan via email slide materi yang akan Anda tampilkan dan mintalah pendapat dari dosen pembimbing Anda. Itu kalau mereka rajian mainan internet (untung dosen pembimbingku orang marketing, jadi selalu update). Kalau tidak, cukup presentasi saja di depan mereka dan mintalah pendapat mereka tentang slide Anda. Siapkan dan kuasai semua yang berhubungan dengan naskah skripsi Anda. Buatlah slide notes (poin yang akan dibicarakan) untuk tiap-tiap slide. Buat seringkas dan sepadat mungkin. Slide akan lebih berkesan apabila Anda banyak menampilkan gambar atau bagan dan Anda fasih menerangkannya dengan bahasa Anda. Jangan copy paste naskah makalah langsung ke slide Anda, karena slide bukan untuk menampilkan naskah, tapi intisari naskah Anda. Siapkan juga beberapa kemungkinan pertanyaan dan jawaban yang mungkin muncul dari materi tugas akhir Anda. Siapkan demo Anda sebaik mungkin, kalau perlu gladi resik sebelum pendadaran. Beberapa teman saya yang memanfaatkan koneksi wireless harus begadang untuk memastikan koneksi di kampus lancar dan tidak bermasalah. Kalau perlu, buatlah backup demo (apabila Anda melakukannya dengan komputer) melalui capture video dengan software semacam Camtasia atau yang sejenis. Pastikan tidak ada kesalahan sekecil apapun saat Anda melakukan demo alat / perangkat lunak di saat sidang pendadaran. Bawa semua alat peraga yang mungkin perlu, termasuk berkas-berkas dan buku pendukung yang Anda butuhkan untuk menjelaskan teori Anda, apabila diperlukan. Kalau perlu, bawalah pointer infra merah yang memudahkan presentasi Anda. Pastikan Anda mempersiapkan pakaian pendadaran (biasanya pakaian resmi dengan dasi) dua hari sebelum pendadaran. Pastikan Anda mempresentasikan tugas akhir Anda dengan tegas, perlahan-lahan tapi jelas. Hindari kata-kata yang mengandung “asumsi” dan “keragu-raguan”, seperti kata : “mungkin”, “barangkali”, dan sebagainya. Gantilah dengan kata-kata : “sejauh pemahaman saya”, “sejauh yang saya ketahui”. Kata-kata yang menimbulkan penafsiran “keragu-raguan” adalah peluang emas bagi dosen penguji untuk memberikan pertanyaan yang mematikan. Berusahalah tampil dengan mimik wajah seramah mungkin. Sejelek apapun, atau setampan apapun Anda, tanpa senyuman tidak akan menimbulkan kesan yang menyejukkan hati. Perhatikan dengan benar pertanyaan dan pernyataan dari penguji Anda. Jawab seperlunya saja dan katakan “tidak tahu” apabila Anda benar-benar tidak tahu jawaban dari pertanyaan yang dirasa sangat sulit. Lebih baik menjawab jujur daripada berpura-pura bohong untuk menutupi kebodohan. Pengalaman saya, bila kita berpura-pura tahu, padahal tidak tahu, dosen akan menyadarinya dan akan memberi pertanyaan susulan yang akan menyulitkan kita. Apabila penguji memberikan kritikan atau saran, terima saja dan catatlah saran-saran tersebut pada kertas. Keseriusan kita menanggapi saran penguji memberikan nilai lebih pada approachment (penampilan) kita saat pendadaran. Sebelum menjawab pertanyaan, ucapkan terima kasih kepada penguji atas pertanyaan mereka. Jangan lupa berdoa sebelum ujian dan yakinlah bahwa Tuhan (Allah, Yesus, Gusti, Hyang Widhi) memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan keinginan kita. Oke, mungkin itu dulu deh tips dan trik pendadaran. Good luck buat teman-teman yang akan pendadaran dan berdoalah semoga ilmu kita bermanfaat untuk orang lain. ( Special buat mahasiswa Politeknik ATMI Surakarta) Tuhan memberkati Mahasiswa Tingkat Akhir

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun