Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Satu Kos-kosan Jadi Korban Keracunan

14 April 2013   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:11 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jogja kota yang dikenal sebagai kota pelajar, mengapa disebut demikian tentu saja karena banyaknya perguruan tinggi berdiri disana dengan jumlah mahasiswa yang sangat besar dari seluruh penjuru nusantara. Demikian juga saya penulis mengambil kuliah dan menyelesaikan pendidikan dokter selama 6 tahun di kota ini. Tertantang dengan ajakan dari Kompasiana untuk menuliskan cerita mengenai kehidupan anak kos, pada kesempatan kali ini saya juga akan sedikit bercerita mengenai pengalaman saya dulu waktu kos di jogja. Semoga cerita saya ini juga bisa menjadi pelajaran berharga terutama bagi para adik-adik mahasiswa yang saat ini sedang tinggal Ngekos.

Ada sebuah cerita sedih namun juga lucu yang selalu saya kenang yaitu ketika kami warga satu kos-kosan didaerah Sleman, Yogyakarta mengalami keracunan air minum isi ulang secara bersamaan, kebetulan kami didalam satu rumah kosan ini ada enam orang dan kami mengambil minum pada satu dispenser yang sama. Pada awal mulanya kita tidak menyadari apa yang meracuni kami, namun setelah usut punya usut kita coba identifikasi bersama ternyata sumber makanan/minuman yang meracuni kita berasal dari air yang kita minum dari dispenser tersebut. Gejala sakit yang ditimbulkan pun beraneka ragam, mulai dari demam, flu, radang tenggorokan, ada yang sampai muntah-muntah, bahkan ada teman kami yang sampai diare lebih dari 10 kali dalam sehari.

Lalu kenapa bisa kami mengalami keracunan ??? jadi ceritanya didalam kosan kami itu ada pembagian tugas bersama mulai dari buang sampah, bersihkan kamar mandi, hingga membeli/menukar galon air isi ulang. Nah untuk air minum ini biasanya kami selalu menggunakan air mineral bermerk yang ada di pasaran, namun entah apa yang terjadi saat teman kami sebut saja namanya Budi dapat giliran nukerin Galon, dia pulang membawa air minum isi ulang dari tempat pengisian depo air isi ulang. Saat ditanya dengan bangga dia bilang yang ini jauh lebih murah lo, jadi sekarang kita bisa lebih hemat. "dalam hati saya, ehm alasan yang bisa diterima mengingat anak kos memang harus pandai mengencangkan ikat pinggang sampai akhir bulan".

Dari situlah malapetaka dimulai, tak perlu menunggu lama, setelah galon dipasang pada dispenser, satu persatu penghuni kos mulai minum dari galon tersebut, n tak selang berapa lama ( sekitar 5 jam) satu persatu korban berjatuhan, ada yang tiba-tiba muntah-muntah, perut mual. Dilanjutkan teman yang lain ada yang demam, meriang, keringat dingin, batuk-batuk, ada juga yang beberapa saat kemudian diare. Akhirnya sore hari kita putuskan untuk sama-sama pergi berobat ke dokter. Berhubung ini warga satu kos sakit semua akhirnya kita minta tolong teman dari kos lain buat mengantar berobat.

Dari peristiwa itulah sampai saat ini saya masih trauma dan tidak mau kalau disuruh minum air isi ulang dari depo pengisian air isi ulang. Bukannya saya mencurigai depo air minum isi ulang, namun jaga-jaga supaya tidak sampai kejadian keracunan itu terulang kembali. Lebih baik kita beli air kemasan air mineral yang jelas bermerk, agak mahal, namun ada jaminan kesehatan daripada murah namun pada akhirnya malah sakit. Namun sisi positifnya kejadian ini saya anggap juga sebagai momen untuk memupuk persahabatan dan solidaritas warga kosan kami. Karena rasa tolong menolong, bahu membahu diantara warga kosan terutama saat ada yang sakit jadi begitu kental dan terasa. Itulah salah satu cerita kehidupan kos saya dulu yang cukup sulit dilupakan, lain waktu cerita lain tentang kehidupan masa kos dulu akan saya coba bagikan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun