Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kenapa Rumah Sakit Menolak Pasien BPJS?

4 Desember 2014   22:33 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 7433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14176817941211118776

[caption id="attachment_357798" align="alignnone" width="640" caption="Sumber: BPJS"][/caption]

Beberapa hari lalu cukup banyak menerima broadcast yang intinya berbunyi tentang penolakan pasien oleh beberapa atau banyak rumah sakit. Bunyi broadcast BBM tersebut kira-kira seperti ini:

"Teman2 TOLONG bantu BC biar sampai ke Gub AHOK dan PRESIDEN wong cilik Jokowi katanya, RS. Tolak pasien BPJS. Pak jokowi tolong diperhatikan, butuh bantuan untuk bisa membuktikan kegunaan BPJS.

Nama Anak: Abbiyasa Rizal Ahnaf
Usia : 2 Thn.
Diagnosa: Ilius obstruksi, ilius paralitik.
Penyumbatan pencernaan.
Saat ini membutuhkan bedah digestif segera.
Saat ini Dirawat di RS. Pasar Rebo ruang HCU (High Care Unit) lantai 6, gedung C.
Membutuhkan RS dengan Fasilitas PICU (pediatric intensive care unit) dan dokter spesialis bedah anak.
Kontak orang tua: 081219554179.

Sudah Mencari RS tapi tak satupun membantu dengan berbagai alasan:
1. RSCM - penuh
2. RSPAD - Tdk punya Ruang Picu, tp Dokter ada. Dr Catur namanya.
3. RS Haji - Ruang dan dokter ada tp ventilator utk pasca operasi ngak ada. Jd dokter ngak berani bedah.
4. RS polri - penuh
5. RS Harapan bunda - ngak terima pasien BPJS. Dp awal 15-20 jt
6. RSIA Harapan Kita - penuh
7.RS fatmawati - penuh
8. RS persahabatan - penuh.
9. RS Bunda aliya - ngak punya dokter spesialis.
10. RS tarakan - penuh
11. RS UKI. - Ngak punya fasilitas NICU.
12. RS. Cikini - Penuh
13. Carolus - penuh
14. Rs Pelni. - penuh
15. Rs islam Jkt - penuh
16. RSPP - ngak terima BPJS
17. RS Bunda Margonda - ngak terima BPJS.
18. Rs permata - ngak ada fasilitas dan dokter
19. Rs Mitra - ngak ada fasilitas dan dokter
20. RS Premier jatinegara -ngak terima BPJS
21.RS BUNDA menteng - penuh.
22. RS Thamrin - Dp 30 jt.

Gak usah nyumbang duit..cukup share agar info ini sampe ke manusia yg bertanggung jawab.
Sorry, hanya lanjutin b'cast :D({})

Tergelitik untuk ikut mengomentari, tak sekedar hanya dengan mudah dan ringannya ikut menyebarkan broadcast yang seolah ingin  menyudutkan rumah sakit. Walaupun berita diatas menurut informasi sudah langsung di tangani oleh Gubernur DKI ahok dan sudah diluruskan tentang permasalahan yang terjadi. Baca: Ahok Ngamuk Dapat Broadcast Palsu Terkait Abbiyasa.

Diluar klarifikasi Bapak Ahok tersebut supaya diantara masyarakat dan petugas kesehatan dapat saling memahami dam tak sekedar berprasngka buruk saya kira perlu juga untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang sering terjadi di rumah sakit. Beberapa penjelasan berikut semoga dapat membuka mata anda tentang dunia kedokteran di negara kita.

Pertama, perlu diketahu bahwa pada diagnosis penyakit pada kasus ini adalah Illeus, kondisi ini adalah keadaan gangguan saluran pencernaan (passage usus) yang memerlukan tindakan bedah segera (cito) untuk menurunkan resiko kematian. Angka kematian dapat semakin meningkat pada anak kecil dan orang yang sudah tua. Tujuan tindakan operasi adalah untuk dekompresi pada bagian yang mengalami obstruksi sehingga mencegah perforasi (kebocoran usus). jadi sudah cukup jelas ya bahwa memang benar kondisi Illeus ini sangat berbahaya, membutuhkan penanganan bedah segera dan perawatan pasca operasi juga dibuthkan unit ruang perawatan khusus mengingat kondisi pasien adalah bayi usia 2 tahun.

Kedua, Kita langsung pada pokok permasalahan yang sering mengakibatkan terjadinya penolakan di rumah sakit. Seperti yang juga disebutkan didalam isi broadcast BBM diatas.

1. Ketiadaan Ruangan (penuh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun