Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Dikatain Mirip "Monster" Membuatnya Sulit Mencari Kerja

25 Februari 2015   14:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:32 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14248255001695715987

[caption id="attachment_370433" align="aligncenter" width="418" caption="dok pribadi"][/caption]

Siang itu ketika melintasi jalan raya menuju Jogjakarta perjalanan kami terhenti di lampu merah. Kala itu kami melihat sosok wanita yang sedang meminta-minta dan uang 2000 pun telah kami siapkan untuk diberikan. Tiba-tiba ketika mendekati kendaraan kami Masya Allah betapa terkejut ketika melihat kondisi wajah ibu yang sedang menengadahkan tangan ke jendela kendaraan kami sambil sedikit menutupi wajahnya itu.

Ya namanya adalah Bu Santi, kerjanya berharap belas kasihan dari pengguna jalan di lampu merah. Sebenarnya beliau malu minta-minta tapi kekurangan di wajahnya membuatnya kesulitan mencari kerja walaupun sebagai buruh/pembantu sekalipun ucapnya. Banyak yang takut lihat wajahnya apa lagi anak-anak, bahkan sempat ada yang mengejeknya mirip monster. Tapi hal semacam itu sudah biasa baginya sehingga tak pernah dimasukkan dalam hati.

Pelan-pelan saya bilang pada beliau supaya tidak tersinggung, mau ga kalau ada yang mau bantu unttk operasi? Beliau jawab kepengen tapi ga punya biaya. takut... ujarnya... Kulo tiyang mboten gadah mas (orang ga punya).. Sayangnya warga miskin seperti ini luput dari pendataan warga yang berhak mendapatkan Askeskin/Jamkesmas/BPJS yang ditanggung negara.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa membawanya ketemu ahli bedah di tempat kami, sementara saya masih menunggu ijin dari suami beliau di rumah. Maaf fotonya saya blur... Biar yang lagi sarapan tidak terganggu. Kami share fotonya juga atas seijin beliau, bukan berharap belas kasihan hanya ingin mengabarkan bahwa program kesehatan gratis dari pemerintah sepertinya belum tersosialisasikan dengan merata.

Yang membuat saya sedih beliau bawa topi bukan ternyata bukan untuk menutup kepalanya dari terik matahari tapi untuk menutup wajahnya karena merasa minder dan kuatir membuat takut orang yang sedang lewat dan berhenti di lampu merah tempat dia mencari nafkah. Walaupun begitu beliau  selalu berusaha untuk tetap murah senyum. (lokasi pertigaan lampu merah masuk Kota Purworejo Jateng).

Harapannya semoga ke depan semua lapisan masyarakat bisa terlayani kesehatannya secara baik dan merata. Kualitas dan kemajuan sebuah bangsa menurut saya dapat diukur dari dua sektor pendidikan dan kesehatan. Ketika sebuah negara rakyatnya dapat mengenyam pendidikan yang baik dan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai maka sebuah bangsa akan menjadi maju dan besar, pemimpin akan dicintai rakyatnya, negara aman sejahtera.

Salam sehat,

dr. Wahyu Triasmara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun