Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Live Persalinan Ashanti, Kekonyolan di Akhir tahun 2014

16 Desember 2014   18:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:12 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pertama saya ucapkan selamat kepada Mas Anang dan keluarga atas kelahiran putrinya. Kedua saya memohon maaf kepada Mas Anang dan keluarga jika saya sebut acara reality show yang ditayangkan RCTI tersebut sebagai sebuah kekonyolan. Sebagai seorang dokter yang pernah beberapa kali membantu proses persalinan, saya melihat apa yang terjadi di TV kemarin sepertinya kurang pantas atau kalau orang Jawa bilang "Saru" ketika sebuah prosesi persalinan harus diumbar di publik secara berlebihan dan masif.

Beberapa kekonyolan menurut saya ada yang sifatnya konyol stadium satu hingga konyol stadium empat yang sudah sangat kronis. Beberapa kekonyolan itu bisa kita lihat di antaranya adalah sbb:

1. Proses persalinan menurut saya adalah sebuah keadaan yang sangat sakral dan menegangkan, karena di sana ada pertaruhan nyawan ibu dan janin. Walaupun proses operasi ataupun persalinannya itu sendiri tidak ditampilkan namun teganya sebagai suami Anda membiarkan istri dan janin Anda bertaruh nyawa untuk sebuah acara komersial yang bertujuan untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

2. Tidakkah Anda berpikir bahwa acara seperti ini berpotensi mengganggu privasi pasien lain? Banyaknya kru TV dan juga alat-alat perlengkapan shooting yang lalu lalang di rumah sakit saya yakin sedikit banyak akan cukup mengganggu ketenangan pasien lain dan keluarga penunggu pasien yang ada di sana.

3. Dipaksa harus tampil cantik dan menarik di depan TV dari mulai persiapan hingga selesai melahirkan. Sejatinya orang mau melahirkan sudah ga ada pikiran untuk ber-make up, dandan, nyalon, dll. Bahkan ketika proses melahirkan secara normal atau secara seorang ibu biasanya sudah penuh dengan keringat peluh bercucuran menahan kesakitan. Boro-boro berdandan bahkan demi melahirkan anak mereka ke dunia bahkan kondisi fisik dirinya sendiri sudah tak terlalu mereka pikirkan.

4. Sebagai anggota Dewan yang terhormat, tidak risihkah Anda disaksikan pemilih dan konstituen Anda? Walau saya sadari anggota dewan juga berhak memiliki waktu bersama keluarga. Tapi yang sering terlihat kesannya Mas Anang sampai hari ini masih lebih sering muncul di depan TV, entah nyanyi, jadi juri, acara infotainment dan termasuk dalam reality show persalinan istri Anda. Sementara saya lihat artis lain seperti Jamal Mirdad, Ikang Fawzi, Eko Patrio, Primus Yustisio, Rachel Maryam pun setelah mereka kembali terpilih sudah sangat jarang sekali kembali muncul di layar kaca (walau sempat saat kampanye kemarin mereka kembali eksis tampil di TV). Lalu benarkah Mas Anang sudah benar bekerja dan mewakili aspirasi pemilihnya?

5. Media sejatinya menjadi lembaga yang memberikan informasi bermanfaat dan memiliki edukasi untuk penontonnya. Tapi apa motivasi dan edukasi yang bisa kita dapat dari tayangan tersebut? Merekaseolah tak pernah berpikir akan jadi apa anak bangsa dengan tayangan murahan yang mereka sajikan. Parahnya lagi, sudah tak kualitas secara isi, tayangan ini diputar setiap hari dengan waktu tayang berjam-jam.

6. Tidak semua penduduk Indonesia itu adalah fans Anda dan Ashanty. Jadi acara reality show berjam-jam yang ditayangkan RCTI ini saya kira terlalu berlebihan. Seolah saluran publik ini memaksa kita untuk menyaksikan proses persalinan tersebut. Memang saluran TV banyak dan kita bisa saja tak menyaksikan acara tersebut. Namun sepertinya tidak etis, bukankah melahirkan bayi ke bumi merupakan momen pribadi, sebuah peristiwa sakral yang lazimnya dilewati secara pribadi pula oleh keluarga yang bersangkutan.

Ditambah lagi saat acara itu ditayangkan, ada saudara-saudara kita di Banjarnegara yang sedang berduka. Sepertinya justru tak menunjukkan rasa empati bagi mereka yang sedang kesusahan terlebih lagi Anda adalah seorang wakil rakyat yang sudah harusnya merakyat.

7. Ternyata inilah Indonesia kita tercinta. Banyak masyarakat kita yang senang tontotan yang tak mengedukasi semacam ini. Mulai dari live acara pernikahan hingga live persalinan. Kenapa saya bisa bilang demikian? Tidak mungkin PH atau stasiun TV akan menayangkan acara seperti ini jika mereka tidak yakin ratingnya akan bagus. Karena mereka tahu ada sebagian masyarakat yang menyukainya, maka acara seperti ini terus disajikan untuk meningkatkan rating mereka. Pertanyaannya, apakah anda termasuk dari sebagian masyarakat  melankolis yang menyukai acara-acara seperti ini?

Yah saya kira cukup itu saja kekonyolan yang ingin saya sampaikan. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Mas Anang dan keluarga, sekali lagi saya ucapkan selamat atas kelahiran putri cantiknya. Semoga ke depan pengusaha media juga lebih selektif untuk membuat tayangan TV yang lebih mendidik dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun