Setelah diperiksa dokter, dan berdasarkan hasil pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) dan hasil pemeriksaan darah di laboratorium, saya diberi obat jantung untuk seminggu.
Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan treadmill. Berdasarkan hasil EKG, dan treadmill, dokter menyatakan jantung saya tersumbat dan harus dipasang ring/stent.
Oleh karena itu, saya dianjurkan melakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan instrumen kateterisasi di rumah sakit lain. Gedebuuug........ Saya kaget dan takut, lalu terdiam beberapa saat, karena ternyata olah raga rutin saja tidak cukup menjamin kesehatan jantung yang prima. Oooh Tuhan...... ada apa dengan saya?
Oleh karena itu, keluarga berembuk dan memutuskan untuk berobat di rumah sakit swasta saja, di mana anak saya menjadi dokter spesialis syaraf di sana.
Saya pun mulai konsultasi dengan dokter jantung di rumah sakit swasta, dengan membawa semua dokumen hasil pemeriksaan dokter jantung di RSUD.
Pemeriksaan pun dimulai dengan general check up mencakup: pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan darah, pemeriksaan tinja, pemeriksaan urin, rontgen paru dan USG, EKG, treadmill, dan CT scan arteri jantung.
Kateterisasi jatung pun dilakukan di rumah sakit swasta. Hasil kateterisasi tersebut menunjukkan bahwa arteri kanan jantung saya (Right Coronary Artery = RCA) terdapat 3 sumbatan, berturut-turut sebagai berikut: bagian dekat aorta (proksimal) tersumbat 70%, bagian tengah (medial) tersumbat 95%, dan bagian bawah (distal) tersumbat 99%.
Analisis kenapa arteri jantung saya tersumbat
Apabila jantung tersumbat, maka pasokan oksigen dan nutrisi ke organ vital seperti otot jantung dan otak akan terganggu, dan menyebabkan serangan jantung, ataupun stroke.
Oleh karena itu, aliran darah harus dijaga normal tanpa sumbatan, terutama karena hambatan penyumbatan arteri jantung.
Dr. Mason dan Junge, Profesor bidang kedokteran di The Harvard Medical School, Massachusetts, AS, menjelaskan bahwa penyumbatan arteri jantung dapat disebabkan oleh dua faktor risiko utama sebagai berikut:
- 1. Faktor risiko yang tidak dapat dihindari seperti: usia, jenis kelamin, dan faktor keturunan
- 2. Faktor risiko yang dapat dihindari seperti: kadar kolesterol darah, merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kegemukan, makanan, dan faktor stres.
Mari kita lihat faktor risiko yang kedua, persisnya kadar kolesetrol darah saya dari tahun 2002-2018, seperti tertera pada Tabel 1: