Mau tahu kenapa istriku jadi jagoan?
1.Saat kuliah di kampusnya PLB FIP IKIP Jakarta (sekarang jadi UNJ) terkenal sebagai juara pencak silat Rektor Cup, memang juara 2 tapi lawannya dibikin bonyok, cius nih!
2. Di tempat kost yang berani negur dia kalau pulang kemalaman pasti pintu kamarnya jebol ditendang, sama teriak “heh, kalau berani keluar luh,” sambil tolak pinggang model jawara kulon, yang negur pasti lagi ngumpet di kolong tempat tidur atau dalam lemari saking ketakutan.
3. 3. Lahir di Jakarta daerah Angke, tempat preman-preman ngumpul, tapi orang tuanya (Abah) Anggota ABRI, jadi nggak ada yang berani urusan sama Abah kalau ngegodaain istriku waktu berangkat atau pulang kuliah.
4.4. Kalau naik bis atau kereta penuh, kemudian ada yang melakukan pelecehan seksual dengan ngegesek-gesek, langsung balik badan terus muka oknumnya ditonjok sambil ngomong keras,”Dasar lu buaya darat, gue kulitin jadi dompet mau lu?”. Saat itu juga sang oknum kabur sambil nutupin muka pakai tas.
5. 5. Asal leluhur istriku adalah Petir daerah Serang Banten dan masih keturunan Kiyai terkenal, coba aja tanya sama Ratu Atut Choisiyah masih saudara jauhnya lho, tapi sama Nyi Roro Kidul tidak ada hubungan sama sekali.
6.6. Kalau lewat depan UKO atau UKM (Unit Kegiatan Olahraga/Mahasiswa) IKIP digodain tapi keterlaluan kata-katanya, langsung disamperin terus diangkat kerah bajunya sambil nanya, “Ngomong apa lu barusan?” Biasanya yang tadi ngegodain langsung ngeri terus bilang.”maaf ya, abis kamu cantik sih,” kalau jawabannya begitu langsung dilepas dan tak lupa bilang” Terima kasih, lain kali hati-hati kalau ngomong.”
7. 7. Kalau ada orang yang menyerobot antrian saat istri saya ada disitu, langsung orang tersebut disuruh antri balik ke belakang atau kalau tetap ngotot, istriku akan bicara “hei, kalau mau selamat, masuk antrian!” langsung orang tersebut kembali ke barisan,
8.8. Saat foto kopi berkas di suatu kantor atau instansi pemerintah, biasanya banyak yang suka menyerobot dan bilang, “ini didahulukan, punya Kepala Bidang,” Istriku dengan gagahnya bilang,”Mas, mau kepala Bidang kek, Kepala Dinas kek, Presiden juga kalau waktunya antri ya antri, beri contoh dong sama yang lain,” dan tidak banyak bicara staf tersebut nyengir dan diam menunggu giliran.
Sebenarnya masih banyak fakta yang ada, namun atas permintaan beliau dan harus saya hormati maka tidak semuanya diekspos, khawatir malah jadi buka perguruan silat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H