Mohon tunggu...
Fransiska Irma
Fransiska Irma Mohon Tunggu... Dokter - Psikiater/ Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater/Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RS St.Carolus Summarecon Serpong, Klinik Jiwa dan Panti Jiwa Sehat BSD, RS Hermina Tangerang. Psikiater yang senang memberikan edukasi mengenai kesehatan jiwa pada masyarakat awam.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dia Berubah, Memahami Gejala Negatif Pada Skizofrenia

14 Februari 2014   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan seputar skizofrenia, senantiasa sering sebatas pada pengenalan gejala positif pada skizofrenia berupa munculnya halusinasi dan waham. Gejala -gejala lain yang sering dialami orang dengan skizofrenia (ODS) sering dilupakan dan nyaris tidak pernah dibahas atau diperkenalkan pada pembaca awam. Hal ini terutama karena umumnya memang gejala halusinasi dan wahamlah yang biasanya sangat mengganggu baik bagi ODS yang mengalaminya ataupun orang lain di sekitarnya.

Artikel ini saya tuliskan, untuk memberikan edukasi bagi pembaca awam mengenai gejala lain yang menyertai skizofrenia yang dikenal sebagai gejala negatif skizofrenia. Diharapkan setelah selesai membaca artikel ini, pembaca dapat memiliki pengetahuan mengenai gejala negatif, mengenali gejala negatif yang ada pada ODS atau keluarga yang merupakan ODS, dan dapat melakukan tatalaksana sederhana.

Bagi pembaca yang belum pernah membaca mengenai skizofrenia, dapat membacanya di sini.

Gejala negatif pada skizofrenia

Ketika seseorang menderita Skizofrenia, akibat perubahan keseimbangan neurotransmitter Dopamin di otak, maka akan dapat muncul dua kelompok besar gejala pada Skizofrenia. Dua kelompok ini terbagi menjadi gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif pada skizofrenia merupakan kumpulan gejala yang terlihat berlebihandibandingkan pada kondisi tanpa gejala dan terjadi distorsi pada persepsi dan pikiran penderita. Halusinasi dan waham termasuk dalam kelompok gejala ini.

Yang kebanyakan orang tidak tahu, terdapat sekelompok gejala lain yang dikenal sebagai gejala negatif pada skizofrenia. Gejala ini juga dikenal sebagai gejala defisit yang seperti namanya menunjukan penurunan fungsi dari orang yang mengalaminya.Gejala negatif pada skizofrenia meliputi:


  • Apati, berkurangnya minat dan motivasi dalam hidup dan untuk beraktivitas. Hal ini akan menyebabkan orang yang mengalaminya akan nampak tidak mau melakukan apapun karena memang tidak adanya dorongan kehendak dalam diri ODS.
  • Menarik diri secara sosial. ODS akan nampak menjadi penyendiri, tidak mau bergaul, dan banyak menghabiskan waktu seorang diri.
  • Afek yang menumpul yaitu berkurangnya mulai dari mimik wajah hingga gestur ODS. ODS akan nampak seperti tidak memiliki ekspresi dalam keseharian
  • Alogia yaitu berkurangnya pembicaraan dan isi pembicaraan. ODS akan terlihat malas bicara dan bila bicara pun isinya sedikit.
  • Anhedonia, hilangnya kemampuan untuk merasa bahagia dengan suatu aktivitas yang dulunya menimbulkan perasaan bahagia tersebut
  • Inatensi, kesulitan untuk memusatkan perhatian.

Gejala positif pada skizofrenia, mudah dikenali dan dengan pengobatan yang optimal, gejala mudah dihilangkan. Sementara gejala negatif pada skizofrenia umumnya sulit dikenali oleh orang yang tidak berpengalaman dengan kondisi ini. Gejala negatif pada skizofrenia sering “disalah mengerti” sebagai depresi oleh kebanyakan orang.Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan ODS sering dicap malas oleh orang-orang di sekelilingnya dan memperkuat stigma pada ODS.

Gejala negatif pada skizfrenia cenderung menetap lebih lama dan jauh lebih sulit untuk diterapi. Gejala negatif inilah yang pada akhirnya sering menyebabkan ODS sulit untuk hidup mandiri, mampu bertahan untuk bekerja, mampu membangun hubungan interpersonal dengan orang lain, dan kehilangan kemampuan melakukan manajemen situasi sosial. Gejala ini lebih berdampak kuat pada penurunan kualitas hidup ODS dibandingkan dengan gejala positif.

Mengenali gejala negatif

Cara termudah untuk mengenali gejala negatif adalah dengan melihat perbedaan sikap dan perilaku pada ODS saat semua gejala positifnya sudah terkendali dengan kondisi sebelum orang tersebut menjadi ODS. Umumnya keluarga akan mengatakan, bahwa familinya yang ODS berubah jauh sekali. Keluhan yang utama adalah ODS nampak tidak mau beraktivitas dan malas melakukan apapun yang jika dibandingkan dengan masa lalu sangat berbeda jauh sekali.

Yang penting juga adalah bagaimana membedakan gejala ini dengan depresi pasca skizofrenia. Seorang ODS yang gejala positifnya sudah terkendali dapat muncul perasaan depresi karena merasa malu dengan kondisinya.

Tatalaksana

Penelitian menunjukan bahwa tatalaksana terbaik untuk gejala negatif adalah dengan kombinasi antara terapi dengan obat dan non obat. Penggunaan obat-obat antipsikotik atipikal memberikan harapan yang lebih baik dalam mencegah timbulnya gejala negatif.Obat-obat anti depresan golongan SSRI menurut penelitian juga dapat ditambahkan dalam terapi untuk mengurangi gejala negatif.

Tatalaksana terpenting dalam mengatasi gejala negatif pada skizofrenia adalah dengan melakukan intervensi psikososial dan terapi perilaku.Beberapa hal sederhana ini dapat Anda latih bagi diri Anda sendiri atau keluarga Anda yang merupakan ODS.

1. Berhenti terus menerus mengkritik ODS sebagai pemalas bila mana ODS mengalami apati dan anhedonia, namun berilah ODS daftar tanggung jawab sederhana yang sekiranya dapat ia lakukan, misal: ODS harus merapikan kamar tidurnya sendiri. Hal ini dapat mengurangi stres baik bagi caregiver maupun ODS sendiri. Juga penting bagi keluarga untuk memahami bahwa apati dan anhedonia merupakan bagian dari gejala ODS. Penting juga untuk selalu melibatkan ODS dalam aktivitas keluarga tanpa memberikan ODS ekspektasi tertentu dalam hal perilakunya.

2. Untuk ODS yang menunjukan gejala alogia, berusahalah untuk tetap mengajak ODS untuk bercakap-cakap meskipun ODS hanya berbicara sangat sedikit atau hanya menjawab Ya atau Tidak. Berilah ODS pertanyaan yang sifatnya sederhana, hindari menggunakan pertanyaan yang kompleks dan sulit dimengerti. Penting untuk melatih kemampuan perencanaan ODS, misalnya dengan pertanyaan sederhana: “Sesudah makan siang, kamu mau apa?”

3.Bila mana ODS mengalami afek yang menumpul, maka keluarga sangat perlu untuk senantiasa menanyakan pada ODS mengenai apa yang ia rasakan. Orang-orang di sekitar ODS dapat salah mengerti bahwa ODS tidak berusaha terlibat secara emosi dalam percakapan dengan mereka dan ini dapat menyebabkan permasalahan dalam relasi interpersonal dengan orang lain.

Akhir kata, semoga artikel ini dapat memberikan tambahan informasi mengenai skizofrenia. Penting untuk mendiskusikan dengan dokter psikiater mengenai cara menatalaksana gejala ini sehingga ODS maupun care givernya dapat mengalami perbaikan kualitas hidup.

Sumber artikel dapat dilihat di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun