Mohon tunggu...
Fransiska Irma
Fransiska Irma Mohon Tunggu... Dokter - Psikiater/ Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater/Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RS St.Carolus Summarecon Serpong, Klinik Jiwa dan Panti Jiwa Sehat BSD, RS Hermina Tangerang. Psikiater yang senang memberikan edukasi mengenai kesehatan jiwa pada masyarakat awam.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Internet dan Kesehatan Jiwa

19 Februari 2014   21:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kemajuan teknologi telekomunikasi dalam dua dekade terakhir membawa perubahan besar dalam pola perilaku dan interaksi manusia. Di jaman sekarang ini, siapa yang tidak mengenal internet dan gadget, dua produk utama dari kemajuan teknologi komunikasi. Pengguna internet dan gadget dapat kita temukan di mana-mana, tidak hanya di kota besar namun juga di daerah pedesaan. Penggunanya tidak mengenal batasan usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun penelitian menunjukkan bahwa pengguna paling aktif dari teknologi ini terutama adalah kaum muda, generasi yang lahir pada era perkembangan teknologi telekomunikasi yang dikenal sebagai generasi Y. Generasi ini hidupnya tidak bisa dilepaskan dari internet dan gadget, teknologi tersebut menjadi bagian integral dalam hidup keseharian generasi Y. Sebuah kemajuan teknologi umumnya tidak hanya membawa dampak positif namun juga memiliki dampak negatif. Tulisan ini akan berfokus pada pembahasan dampak jangka panjang penggunaan internet pada kesehatan jiwa.

Tidak sedikit dampak positif yang diperoleh dari kemajuan teknologi komunikasi saat ini. Waktu, tempat, dan biaya yang dahulu dapat menjadi kendala dalam komunikasi sekarang seolah tiada dengan kemajuan internet. Dua orang yang terpisah jarak ribuan kilometer di dua benua, saat ini dapat berkomunikasi dalam hitungan detik seolah jarak tersebut tidak ada artinya. Namun demikian di samping dampak positif yang nyata, saat ini para ahli di bidang kesehatan jiwa mulai mengkhawatirkan dampak jangka panjang penggunaan internet. Dalam sistem klasifikasi diagnostik psikiatri terbaru, DSM V yang dikeluarkan di tahun 2013 oleh American Psychiatric Association, meskipun problem kecanduan internet belum dimasukkan dalam sistem klasifikasi diagnosis tersendiri namun sudah dimasukan dalam kondisi yang menjadi fokus penelitian lebih lanjut di masa depan.

Apa dan bagaimanakah kecanduan internet itu?

Sebenarnya kecanduan internet tidak jauh berbeda dengan masalah kecanduan lainnya, seperti misalnya kecanduan obat-obat terlarang. Seorang disebut kecanduan internet bila ia menggunakan sebagian besar atau hampir seluruh waktunya untuk online di internet. Hal ini kemudian sampai mengganggu kehidupannya sehari-hari, pekerjaannya, ataupun relasinya di dunia nyata. Orang yang kecanduan internet akan mengabaikan hubungan pribadi, pekerjaannya, sekolahnya hanya demi dapat online.

Pada diri sendiri kita dapat mengeceknya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana ini. Apakah Anda lebih nyaman berhubungan dengan teman di internet dibandingkan di dunia nyata? Apakah Anda tidak mampu mengendalikan diri untuk terus-menerus online meskipun tahu akan adanya konsekuensi negatif yang mungkin akan terjadi di dunia nyata? Apakah Anda kehilangan kendali atas waktu saat sedang online, tadinya hanya ingin online beberapa menit tapi kemudian menjadi beberapa jam? Apakah Anda memiliki kesulitan menyelesaikan tugas harian rumah tangga karena online? Apakah Anda terasing dari keluarga dan lingkungan karena online? Apakah Anda merasa bersalah dan defensive tentang waktu yang Anda gunakan untuk online? Apakah Anda merasa gembira atau euphoria setiap online? Bila jawabannya ya, untuk kebanyakan pertanyaan tersebut maka sangat mungkin bahwa Anda mengalami kecanduan internet.

Para ahli hingga saat ini belum dapat menyimpulkan secara pasti bagaimana seseorang dapat menjadi kecanduan internet. Namun penelitian menunjukkan bahwa kecanduan internet biasanya bukanlah suatu problem psikis tunggal. Kondisi ini berkaitan dengan ganggun psikis lainnya seperti depresi dan gangguan cemas. Ketika seseorang memiliki masalah di dunia nyata, sangat mudah untuk “menghilangkan” masalah dengan masuk ke dunia maya. Seolah-olah masalah hilang ketika online namun nyatanya sebenarnya masalah tetap ada dan justru semakin bertumpuk karena tidak diselesaikan. Para peneliti juga berhasil menemukan bahwa bagian-bagian otak yang aktif pada pecandu internet saat menggunakannya, merupakan bagian-bagian otak yang sama dengan yang aktif pada pecandu narkoba saat sedang menggunakan narkoba. Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang menjadi kecanduan internet yaitu menderita kecemasan dan depresi, memiliki problem kecanduan lainnya, kurang dukungan sosial, kurang aktif secara sosial, sedang mengalami stress.

Bagaimana mengelola kecanduan internet

Bila mana Anda mengalami tanda-tanda kecanduan internet maka Anda dapat mencoba mengatasinya dengan beberapa cara berikut:
1.Mengenali dan menyadari problem dasar Anda. Misalnya apakah Anda sebenarnya merasa depresi, stress atau cemas? Apakah Anda memiliki masalah ketergantungan yang lain? Bila ternyata problem psikis yang menjadi dasarnya, carilah bantuan untuk mengatasi problem Anda.

2.Membentuk mekanisme adaptasi yang lebih baik. Bila mana Anda memiliki masalah di dunia nyata, misalnya masalah dalam pergaulan atau di tempat kerja, atau sedang memiliki beban pekerjaan atau sekolah yang menumpuk. Selesaikanlah problem Anda tersebut dan jangan melarikan diri dalam dunia maya. Ingatlah bahwa masalah Anda tidak akan selesai dengan kabur dari masalah di dunia nyata.

3. Memperkuat dukungan sosial. Semakin banyak Anda bergaul dan memiliki teman di dunia nyata, akan semakin sedikit Anda merasa membutuhkan internet untuk melakukan hubungan sosial. Buatlah jadwal mingguan untuk bergaul dengan kerabat dan teman di dunia nyata.

4. Buatlah catatan penggunaan internet Anda. Berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam berinternet yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan? Adakah waktu khusus dalam sehari yang mana Anda gunakan untuk berinternet dalam jangka waktu yang lebih panjang? Adakah situasi pencetus tertentu yang menyebabkan Anda berinternet lebih lama dari yang seharusnya?

5. Buatlah kesepakatan waktu atau jadwal kapan Anda dapat berinternet. Anda dapat membuat jadwal untuk berinternet di luar pekerjaan pada waktu tertentu atau mendisiplinkan diri dengan bersepakat untuk mematikan internet pada jam tertentu.

6. Lakukan aktivitas lain selain berinternet. Ketika dorongan berinternet muncul, segera lakukan sesuatu. Misalnya pergi ke luar rumah dan berjalan-jalan dapat membantu Anda untuk mengontrol diri sendiri.

Sumber: http://pantirehabilitasi.wordpress.com/2014/02/19/internet-dan-kesehatan-jiwa/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun