Bangsa Indonesia bodoh?? Jawaban untuk pertanyaan ini nampaknya perlu analisa yang sangat mendalam. Karena apabila salah menganalisa akan memunculkan jawaban yang salah, dan ujung-ujungnya bisa jadi akan ada kerusuhan lagi. Bila saya jawab "tidak" artinya bangsa Indonesia tidak bodoh, tentunya jawaban itu memerlukan konsekwensi yang tidak ringan. Konsekwensinya tidak ringan karena berarti seluruh elemen bangsa harus bersatu padu untuk mewujudkannya dan membuktikannya. Dan ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Kita bahkan tidak tahu harus memulainya dari mana untuk mereformasi (ulang) format bangunan masa depan bangsa. Apakah sistem politik yang amburadul yang harus kita perbaiki duluan, apakah sistem penanggulangan korupsi, ataukah sistem penerimaan pajak, sistem pendidikan, hukum, atau seribu satu sistem lain yang masih sangat jauh dari harapan. Bila saya jawab "ya" artinya bangsa Indonesia memang bodoh, jawaban itu juga tidak sepenuhnya benar. Berderet prestasi anak bangsa yang melebihi bangsa lain. Tengok saja prestasi pelajar Indonesia pada minggu ini yang berhasil meraih satu medali perak, satu medali perunggu, dan satu penghargaan honourable mention pada ajang International Sustainable Energy Engineering and Environment Project Olympiad 2010 atau I-SWEEEP 2010 yang berlangsung 14-19 April 2010 di Houston, Texas, AS. Berderet prestasi lain yang bisa dibanggakan antara lain tim Universitas Komputer Indonesia (Unikom) di Bandung berhasil meraih juara pertama dan memperoleh medali emas dalam International Robogame yang diselenggarakan di San Francisco, Ameriksa Serikat (AS) pada tahun 2009, Anugerah Erlaut yang berhasil meraih medali emas pada Olimpiade Biologi Internasional – IBO ke-20 pada Juli 2009 di Tsukuba-Jepang, Tim Olimpiae Fisika Indonesia (TOFI) berhasil meraih kembali medali emas dalam kejuaraan International Physics Olympiad (IPHO) ke-40 di Merida Yucatan Mexico pada pertengahan 2009 lalu, setelah tahun sebelumnya di ajang yang sama juga meraih medali emas, Tim ‘Big Bang’ (ITB) menjuarai Imagine Cup digelar oleh Microsoft pada 2009 lalu di Kairo, Mesir (sayang prestasi ITB belakangan tercoreng kasus plagiarisme), dan seabrek prestasi lainnya. Lalu, apakah benar bangsa kita bodoh?
Memang, untuk menilai suatu subyek (bodoh atau tidak) memerlukan analisa yang baik dan mendalam. Apalagi apabila subyek tersebut adalah sebuah bangsa. Saya pernah bangga dengan bangsa Jepang karena kedisiplinannya, keuletannya, dsb. Ternyata setelah Saya teliti dengan seksama selama beberapa lama dan dengan parameter yang terukur, Saya menjadi lebih tahu bahwa orang Jepang malas bangun pagi (mereka bangun paling awal jam 8 pagi waktu setempat), tidak pernah mandi pagi (mereka mandi sekali dalam sehari, hanya malam hari), kemampuan analisa yang lebih rendah dari kebanyakan orang Indonesia (ekstrimnya: di Indonesia banyak pengamat dan mereka lebih pintar menganalisa dibanding membuktikan, juga banyak dukun di Indonesia bisa menganalisa rejeki seseorang, jodoh, bahkan mati). Saya juga pernah bangga dengan bangsa Amerika karena Saya pikir mereka mengendalikan perekonomian dunia, tapi ternyata bangkrut juga, dan Saya juga melihat sendiri bagaimana generasi muda Amerika jauh dari harapan pendahulunya. Bahkan Saya berani memperkirakan beberapa tahun yang akan datang dominansi Amerika akan terlewati oleh Eropa dan bahkan Asia.
Jadi, kembali ke topik kita, apakah bangsa Indonesia bodoh? Mungkin jawabannya bisa berbeda antara Anda dengan Saya, atau bahkan antara Anda sebagai bangsa Indonesia dengan Anda sebagai individu manusia. Namun sebelumnya, marilah kita simak beberapa pendapat berikut:
Menurut pakar pendidikan terkemuka, Hurlock (1980 M) ciri manusia yang tidak bodoh antara lain:
- Memiliki kemampuan inteligensi umum yang tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang tinggi, misal IQ diatas 120.
- Memiliki bakat dan prestasi yang istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain.
- Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
- Kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak positif sesuai dengan harapan kelompok.
Menurut Al-Qur'an (609 M atau 1371 tahun sebelum Hurlock):
Sebagian isi Alqur'an menerangkan bahwa manusia yang pintar memiliki ciri:
1. Kemampuan menganalisa yang tinggi ditunjukkan dengan selalu merenung dan menganalisa kejadian
di sekitarnya serta senantiasa meng up grade kualitasnya (disebut 'Ulil Albab)
2. Memiliki kepedulian sosial yang tinggi (disebut dengan ikhsan)
3. Disiplin dan tepat waktu (disampaikan pada surat Al Baqarah tentang ciri orang "tidak munafik")
4. Memiliki visi ke depan yang sangat jauh (disampaikan dalam beberapa surat, diantaranya surat Al