Mohon tunggu...
Dwiputri Panduwinata Harahap
Dwiputri Panduwinata Harahap Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

(Kosong)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Satu Untuk Semua, Bukan Semua Untuk Satu

22 Januari 2015   03:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:38 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan rahasia lagi kalau Indonesia memiliki potensi wisata yang menjanjikan, bahkan ada yang belum tersentuh. Mulai dari wisata alam, hingga wisata minat khusus. Salah satu promosi yang paling sering dilakukan adalah promosi dari mulut ke mulut. Orang-orang akan mempromosikan destinasi wisata yang baru saja mereka datangi, hingga menganjurkan orang untuk tidak datang ke suatu tempat tertentu karena berbagai alasan. Mulai dari pelayanan yang tidak memuaskan, hingga sulitnya akses untuk mencapai destinasi wisata.

Kita tidak bisa ‘menjual’ objek wisata tersebut jika kita tidak ‘mengemas’nya dengan baik. Bagaimana cara untuk ‘mengemas’ sebuah desnitasi wisata sehingga dia layak dan bisa menjadi kebangganaan Nusantara? Yang paling utama, dan yang terpenting adalah, masyarakat di sekitar objek wisata tersebut. Kenapa pengembangan objek wisata berbasis masyarakat sangat penting?

Sederhana, karena mereka tinggal di dekat objek wisata, karena mereka setiap harinya berinteraksi dengan wisatawan yang bekunjung ke sana, karena objek wisata itu adalah salah satu sumber mata pencaharian mereka. Karena objek wisata itu adalah bagian dari masyarakat sekitar. Jika bukan masyarakat sekitar yang mengurus objek wisata tersebut, siapa lagi yang akan melakukannya?

Pengembangan sebuah objek wisata berbasis masyarakat sudah bukan hal baru lagi, tetapi masih kurang efektif dilaksanakan. Kementerian Pariwisata seharusnya mengajarkan kepada masyarakat sekitar objek wisata tersebut bagaimana cara mengelola pariwisata dengan baik dan benar, sehingga bisa memikat wisatawan untuk berkunjung kembali ke destinasi wisata tersebut.

Di beberapa destinasi wisata, terutama destinasi wisata yang merupakan objek wisata sejarah, terutama objek sejarah yang kurang terkenal, para masyarakatlah yang mengurus objek wisata tersebut.

Mungkin orang akan berpikirkalau mengelola objek wisata itu mudah, well,mereka salah besar. Mengelola objek wisata itu sangat sulit, karena objek wisata sendiri jenisnya bermacam-macam. Mulai dari bangunan bersejarah hingga gunung yang menjulang tinggi.

Manusia adalah makhluk sosial. Dan seharusnya konsep itu juga berlaku dalam sistem pemerintahan, dimana satu kementerian tidak bisa berdiri sendiri, pada akhirnya semua akan saling berkaitan satu sama lain. Dan mereka berkaitan demi menjadikan Indonesia menjadi lebih baik. Dalam konteks ini, Kementerian Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri untuk mengelola pariwisata.

Kenapa?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, objek wisata itu berbagai macam jenisnya. Kementerian Pariwisata tentunya tidak bisa memegang semuanya, apalagi jumlah objek wisata di Indonesia sangat banyak.

Yang pertama harus dilakukan Kementerian Pariwisata adalah mengajak kementerian seperti Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Koperasi dan UMKM dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, untuk bekerja sama demi memajukan pariwisata Indonesia.

Kebudayaan dan alam adalah daya tarik wisata Indonesia yang paling utama. Kementerian Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mengelola semua objek wisata di Indonesia. Dua kementerian ini juga harus aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat di sekitar objek wisata sejarah, bagaimana cara merawat dan menjaga objek wisata tersebut.

Sementara kerja sama antara Kementerian Pariwisata dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup adalah untuk menjaga kondisi alam di Indonesia yang telah menjadi objek wisata. Berita-berita tentang banyaknya sampah di objek wisata alam sudah sering terdengar. Sampah-sampah ini tentunya mempengaruhi lingkungan. Mungkin terdengar aneh, kenapa Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup harus mengurusi sampah yang dibuang sembarangan oleh wisatawan? Saya rasa, menjaga lingkungan hidup harus dimulai dari yang sederhana.

Dan kerja sama antara Kementerian Pariwisata dengan Kementerian Koperasi dan UMKM adalah sebagai upaya bagi para masyarakat untuk membuka usaha demi menunjang fasilitas yang dibutuhkan untuk menjadikan objek wisata lebih baik.

Jika ingin memajukan pariwisata Indonesia, kementerian tidak bisa berdiri sendiri. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan jika ingin membuat hal tersebut menjadi kenyataan. Sebab objek wisata tersebut bukan milik pihak tertentu, melainkan milik Indonesia. Dan kita harus mengembangkan, menjaga dan merawat objek wisata tersebut, bukan hanya sekedar menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun