Dari judul pun sepertinya kita dapat dengan mudah menebak siapa yang ditargetkan untuk video tersebut, yaitu mengkhusus pada remaja yang memiliki keinginan bunuh diri dan juga penonton yang ketika menontonnya merasakan seperti Claire.
Bukan hanya menampilkan cerita bagaimana dia menderita dari deperesi dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, dalam film itu sebenarnya memberikan sebuah edukasi agar jangan melakukan bunuh diri.Â
Himbauan itu dapat dilihat dengan jelas pada hampir semua dialog Claire ketika dirinya sudah meninggal dan melihat keluarganya menangis dimulai pada menit 11:37.
Di satu sisi mendidik agar penonton jangan sampai melakukan bunuh diri di satu sisi film ini juga menghangatkan orang-orang yang dittinggal oleh seseorang yang mengambil keputusan bunuh diri.Â
Lewat dialognya "aku tidak ingin kamu berpikir apa yang dulu kamu bisa lakukan untuk menyelamatkanku" seolah memberi edukasi kepada yang ditinggalkan kalau dia sudah tidak apa-apa, jangan kasihani dia.
Sisi unik dan khas dari film ini adalah bagaimana penggambaran cerita dari sudut pandang Claire terlebih adegan ketika Claire memutuskan untuk bunuh diri dan keluarganya menemukan dia, hal itu dibuat dengan selambat mungkin membuat penonton lebih merasa emosional.
Ditambah lagi pada adegan di menit-menit terakhir memiliki dialog yang luar biasa dan unik. Dialog yang diucapkan Claire terlihat tidak menyudutkan seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri di mana sebaliknya banyak dialog yang mengatakan keputusannya bukanlah sebuah cerita yang sedih.
Dengan kualitas tinggi yang dimiliki film ini membuat menonton film ini tidak merasa nyaman karena terganggu jeleknya kualitas produksi sehingga dapat fokus mendalami film tersebut.
Lima dari enam elemen yang disebutkan oleh Jason telah dipenuhi oleh video ini sehingga dapat dikatakan film yang dibuat ini adalah video dengan kulitas yang sangat baik sehingga dapat sukses dalam mencapai targetnya dan memenuhi tujuan pembuatan film ini.