Biasanya yang sudah lama tidak mendengar kabar saya, setelah bertanya kabar (cie ditanyain:p), mereka juga bisa dipastikan akan bertanya, "Masih menulis?" Hehe.
Sejak saya tidak sering menulis di Kompasiana.com lagi--tersebab jarang online di laptop, saya lebih sering menulis di Instagram. Saya mencoba mencari suasana baru di sana. Bukan berarti suasana di sini tidak asik lagi, tapi saya kemarin cukup bingung dengan tampilan barunya. Hehe. Di Instagram, saya lebih senang berselancar sambil berdakwah, InsyaaAllah. Menurut saya, masyarakat Instagram itu unik. Masyarakat Instagram mudah memperlihatkan karakter melalui akun yang difollownya. Akun-akun islami pun bermunculan dan peluang dakwah menjadi lebih besar. Yang lebih menarik, akun-akun islami yang followersnya ratusan ribu pun dengan senang hati akan merepost tulisan dari akun-akun yang ingin ikut berdakwah sehingga koneksi dakwah menjadi luas.
Kembali lagi ke pertanyaan, “masih menulis?”
Masih. Diam-diam saya masih mengirim puisi ke media cetak. Hehe. Kabar baiknya, puisi saya kembali dimuat di Indopos. Saat itu bahkan sampai sekarang, saya tidak tahu puisi mana yang telah dimuat karena pemuatan edisi 5 Juli 2015 ini saya ketahui setelah pihak Indopos menelfon saya beberapa waktu setelahnya guna meminta nomor rekening. Hihi. Alhamdulillah.
Oh ya, baru-baru ini saya belajar vector. Meski tidak terlalu bagus dan cara saya membuatnya berbeda dari yang lain, saya puas dengan hasilnya. Mungkin ini sangat jauh dari yang namanya vector. Entah apa namanya. Hihi.
[caption caption="My Document"][caption caption="My Document"]
GreenHill, 16/08/2015
salam sayang dan salam hangat dari DP Anggi :*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H