[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Source: 1.bp.blogspot.com"][/caption] *
Mengapa engkau terlihat begitu luka
Padahal engkau masih berjalan dengan sepasang mata
Mengapa engkau memeras air mata
Apakah karena engkau hanyalah seorang hamba?
.
Pada suatu waktu
Seorang hamba tengah berpacu
Dengan kehilangan yang tengah memuncak di dadanya yang paling kiri
Dan dengan bekas-bekas lukanya yang sembuh sendiri
.
Aku melihatnya bersujud di antara hujan
Dikerumuni orang-orang yang saat itu berhenti di tepi jalan
“Tuhanku... Jika luka yang tak tampak ini adalah rindu
Aku ingin lebih besar rinduku pada-Mu...”
.
Orang-orang mulai gelisah
Mereka berbisik setengah lupa—
“Apa ia sudah gila?
Berbicara pada udara?”
.
Tak ada yang gila
Kecuali mereka yang (sengaja) lupa muasal hadirnya
Tak ada yang gila
Kecuali mereka yang (sengaja) tenggelam dalam keduniaannya
Dan mereka terlihat begitu luka
Padahal mereka masih berjalan dengan sepasang mata
Dan akhirnya mereka memeras air mata
Saat tersadar mereka hanyalah seorang hamba
.
Pondokan Ikhlas, 28 September 2014
Dalam rindu yang teramat dalam
Salam hangat dan semangat dari DP Anggi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H