Kebutuhan dan keberadaan air bersih pada saat musim kemarau, merupakan suatu tantangan bagi masyarakat pedesaan yang lokasi sumber airnya jauh dari pemukiman dan sumber listrik, khususnya desa yang memiliki struktur tanah yang mayoritas tanah lempung yang rentan akan kekeringan. Â Desa Temengeng, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora ini merupakan salah satu kawasan yang termasuk rentan akan kekeringan.
"Desa Temengeng itu sebenarnya punya sumber air bersih dan tidak pernah kering meskipun musim kemarau. Tapi....lokasinya jauh dari permukiman penduduk," ujar Susilo Handoko, ketua tim Pengabdian kepada Masyarakat PEM Akamigas mengawali ceritanya kepada tim humas PEM Akamigas tentang program yang sedang dijalankannya (02/11/2022).
Program Pengabdian kepada Masyarakat yang sedang dijalankan oleh tim ini berupa instalasi pompa bertenaga surya untuk penyediaan air bersih bagi masyarakat Desa Temengeng, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. "Unit pompa ini sudah diujicobakan di bulan September lalu untuk kita evaluasi dan lakukan pembinaan untuk warga tentang perawatannya," lanjut Susilo Handoko.
"Jadi masyarakat Desa Temengeng itu dulu harus jalan 2 km untuk mendapatkan air bersih. Di situ bentuknya sudah berupa sumuran, hanya tinggal menimba saja. Jadi kami berinisiatif untuk mengembangkan proses pengambilan air dengan memasang instalasi pompa sentrifugal yang sumber energinya berasal energy matahari. Air sumur yang dipompa dan ditampung di bak selanjutnya akan dialirkan ke pengguna dengan cara gravitasi," ceritanya.
Lokasi sumber air yang dimanfaatkan warga Desa Temengeng ini memang jauh dari jaringan listrik PLN. Sehingga memanfaatkan energi surya atau matahari merupakan salah satu alternatifnya. "Harapannya, dengan adanya instalasi pompa ini bisa mempermudah masyarakat Temengeng yang sekitar 723 kepala keluarga untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari tidak perlu menimba secara manual lagi," pungkas Susilo.
Susilo Handoko merupakan dosen pengajar di program studi Teknik Mesin Kilang dan dia tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu oleh timnya Totok Widiyanto, Chalidia Nurin Hamdani, Hafid Suharyadi, dan Kasturi, serta melibatkan mahasiswa Teknik Mesin Kilang Hendra, Shinta Ningrat, dan Alvid Bekti Saputra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H