Setelah sekian lama dunia dirundung pandemik covid-19, dengan kondisi yang semakin dirasa aman, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) sudah mulai menerapkan sistem belajar secara tatap muka kembali. Belum sepenuhnya, karena sistem ini masih tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Jadwal yang diatur sedemikian rupa, satu kelas hanya 50%. Bukan saja untuk tatap muka di kelas, itu juga berlaku untuk praktek.
Menurut keterangan Wakil Direktur 1, Erdila Indriani, "Sebagai perguruan tinggi vokasi, PEM Akamigas memiliki kapasitas praktek yang lebih besar. Untuk itu, di semester 2 ini kita lebih memprioritaskan prakteknya. Protokol Kesehatan tetap harus kita patuhi. Jumlah mahasiswa praktek sekelas juga harus dibagi 2."
Pertimbangannya adalah semua mahasiswa dan dosen sudah divaksin secara lengkap, maka oleh Direktur PEM Akamigas diterbitkan Pengumuman Nomor B-02.Pm/DL.10.05/BPP/2022, tanggal 7 Januari 2022, tentang kegiatan perkuliahan semester genap Tahun Akademik 2021/2022. Meskipun demikian, untuk pelaksanaannya tetap diatur sedemikian rupa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Mobilitas mahasiswa dari asrama pun masih tidak diperkenankan mengendarai kendaraan bermotor. Melalui akses jalan, bekerja sama dengan PPSDM Migas, mahasiswa bisa menempuh perjalanan tidak sampai 10 menit melalui gerbang barat PPSDM Migas menuju gerbang timur PEM Akamigas. Akses jalan inipun tidak dibuka setiap saat. Hanya pada jam-jam tertentu saja, di pagi, siang, dan sore hari di jam berangkat dan pulang kuliah.
Sinung Bayu Nugroho, Mahasiswa Teknik Pengolahan Migas tingkat 3 yang juga telah terpilih sebagai Ketua BEM PEM Akamigas ini menanggapi, “Saya rasa untuk semester ini punya kebijakan inovatif, menjaga kesehatan mahasiswa juga dengan gerak jalan kaki dari asrama ke kampus dan dengan pengawasan yang ketat untuk menjaga mahasiswa agar tidak terlalu terkontak dengan dunia luar yang notabene masih ada penyebaran virus covid 19. Untuk perkuliahan karena dilaksanakan secara offline menurut saya lebih dapet ilmunya, karena bisa berinteraksi secara langsung meskipun jarak masih dijaga sih.”
Kondisi ini memungkinkan bagi dosen untuk mengajarkan praktik secara langsung, seperti halnya praktik K3 yang didalamnya terdapat praktik pemadaman api. Mahasiswa pun tampak bersemangat sudah bisa praktik langsung memadamkan api di lapangan area praktek, mulai dari pemadaman api kecil, pemadaman api besal, pemadaman api dengan fire blanket, dan juga APAR (Alat Pemadam Api Ringan). (drm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H