Pendahuluan
Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 17 tahun (kelas 2 SMU) ke praktik saya, karena anaknya selalu lemah dan prestasi belajarnya menurun. Anaknya tidak lagi masuk dalam 5 besar nilai tertinggi disekolahnya seperti sebelum-sebelumnya. Ternyata dari pemeriksaan fisik dan laboratorium, anak itu menderita anemia, yang saya duga karena menstruasinya yang panjang dan lama (menstruasi lebih dari 1 minggu dan dalam sehari ia sampai 6-7 kali mengganti pembalut wanita). Gadis itu kemudian diperiksa dan diterapi oleh sejawat dokter spesialis kandungan untuk menyeimbangkan hormonnya. Jadi penyebab anemianya adalah gangguan hormon kewanitaan, yang menyebabkan pendarahan haid yang lama dan banyak jumlahnya, sehingga lama kelamaan terjadi anemia.
Anemia adalah kondisi dimana terjadi kekurangan sel darah merah (eritrosit) yang sehat untuk membawa oksigen dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Dengan demikian, jika terjadi kekurangan sel darah merah, maka jaringan tubuh akan mengalami kekurangan oksigen (hipoksia), Jika jaringan otak yang mengalami kekurangan oksigen, maka kemampuan konsentrasi dan daya pikir dapat berkurang. Selain itu hipoksia menyebabkan mudah mengantuk.
Sel darah merah mengandung pigmen hemoglobin, suatu protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari peparu ke seluruh bagian tubuh dan membawa karbon dioksida dari bagian tubuh lain ke peparu. Sebagian besar sel darah, termasuk sel-sel darah merah, diproduksi secara teratur di sumsum tulang anda. Untuk menghasilkan hemoglobin dan sel darah merah, tubuh membutuhkan zat besi, vitamin B-12, folat dan nutrisi lainnya dari makanan.
Ada banyak bentuk anemia, masing-masing berbeda penyebabnya. Anemia bisa bersifat mendadak atau jangka panjang (kronis), dan bisa berkisar dari ringan hingga berat derajatnya.
Tanda dan Gejala Anemia secara umum (dapat berbeda untuk tiap jenis anemia):
* Kelelahan, Kelemahan, Kulit pucat atau berwarna kekuningan
* Detak jantung tidak beraturan, keringat dingin
* Sesak napas, nyeri dada
* Nyeri kepala atau pusing berputar (vertigo)
* Tangan dan kaki yang dingin
* Pandangan sering gelap atau berkunang-kunang, sering mengantuk.
* Jalan sempoyongan atau tidak stabil, kadang-kadang sampai pingsan.
* Prestasi belajar yang menurun dan sulit berkonsentarsi atau sulit mengerti sesuatu
* Perut terasa penuh dan berat (jika limpa membesar)
Pada awalnya anemia bisa sangat ringan sehingga tidak diketahui. Tapi gejala bisa menjadi berat saat anemia terus berlangsung dan semakin memburuk.
Berbagai Jenis Anemia Berdasarkan  Penyebabnya adalah:
a) Anemia defisiensi zat besi. Ini adalah jenis anemia yang paling umum di dunia. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang jumlahnya memadai, tubuh tidak bisa menghasilkan cukup hemoglobin untuk pembentukan sel-sel darah merah. Anemia defisiensi besi banyak terjadi pada wanita hamil. Tetapi anemia ini juga disebabkan oleh kehilangan darah, seperti dari perdarahan menstruasi yang banyak dan panjang, kanker dan penyakit-penyakit penyebab perdarahan menahun.
b) Anemia karena kekurangan vitamin. Selain zat besi, tubuh anda membutuhkan asam folat dan vitamin B-12 untuk menghasilkan sel darah merah yang cukup dan sehat. Diet yang kurang nutrisi ini dan nutrisi lainnya dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Ada juga orang yang mengkonsumsi cukup vitamin B-12, namun tubuh mereka tidak mampu mengolah vitamin ini dan disebut sebagai anemia pernisiosa.
c) Anemia pada penyakit kronis. Penyakit tertentu seperti  HIV / AIDS, penyakit ginjal dan penyakit radang kronis lainnya, dapat mengganggu produksi sel darah merah.
d) Anemia aplastik. Anemia langka yang mengancam jiwa ini terjadi saat tubuh tidak menghasilkan sel darah merah yang cukup. Penyebabnya meliputi infeksi, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, radiasi dan paparan bahan kimia beracun.
Anemia yang berhubungan dengan penyakit sumsum tulang. Berbagai penyakit, seperti leukemia, mieloma multipel, mielofibrosis, dapat menyebabkan anemia dengan mempengaruhi produksi darah di sumsum tulang anda. Efek dari jenis kanker dan kelainan mirip kanker ini bervariasi dari yang ringan sampai yang mengancam jiwa.
e) Anemia hemolitik. Kelompok anemia ini berkembang saat sel darah merah hancur lebih cepat dibandingkan dengan pembentukannya di sumsum tulang belakang. Penyakit autoimun (sel-sel darah merah dirusak oleh sistem kekebalan tubuh dendiri), adalah penyebab anemia hemolitik.
Anemia sel sabit, merupakan kondisi yang diwariskan, yang juga merupakan penyebab anemia hemolitik. Bentuk sel darah merah seperti sabit ini, cepat mati dan menyebabkan anemia. Ada bentuk anemia lainnya, seperti talasemia (gangguan bawaan pembentukan rantai hemoglobin) dan anemia karena malaria.
f) Perdarahan (Anemia Perdarahan). Keluarnya darah, misalnya akibat luka yang besar, menyebabkan anda kehilangan sel-sel darah merah, yang lebih cepat terjadi dibandingkan jumlah sel darah merah yang diproduksi. Perdarahan terdiri dari perdarahan akut (mendadak dan baru terjadi), serta perdarahan kronis (perdarahan yang lambat dan sudah lama terjadi). Perdarahan kronis pada usus karena infeksi cacing tambang, menyebabkan anemia perdarahan kronis dan pada akhirnya menyebabkan defisiensi zat besi.
Faktor-Faktor Risiko yang Memudahkan Terjadinya Anemia:
* Diet kurang vitamin tertentu. Konsumsi makanan rendah zat besi, vitamin B-12 dan folat dalam waktu lama, meningkatkan risiko anemia.
* Gangguan usus. Mempengaruhi penyerapan nutrisi seperti pada penyakit Celiac.
* Menstruasi. Wanita yang masih menstruasi memiliki risiko anemia kekurangan zat besi lebih tinggi dibanding pria, karena menyebabkan hilangnya sel-sel darah merah.
* Kehamilan Jika saat hamil anda tidak mengkonsumsi suplemen zat besi dan asam folat serta vitamin B12, maka anda akan berisiko mengalami anemia.
* Penyakit Kronis. Jika anda menderita kanker, gagal ginjal atau kondisi kronis lainnya, anda mungkin berisiko mengalami anemia pada penyakit kronis.
* Riwayat penyakit di keluarga. Jika keluarga anda memiliki riwayat anemia bawaan, seperti anemia sel sabit, anda juga berisiko tinggi terkena penyakit ini.
* Faktor lainnya. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, radiasi, dan penggunaan beberapa obat, dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
* Usia. Orang yang berusia di atas 65 tahun berisiko lebih tinggi mengalami anemia.
Diagnosis
Dokter akan bertanya tentang gejala-gejala anemia, riwayat medis keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, dan melakukan tes berikut ini:
* Pemeriksaan darah lengkap, terutama kadar sel darah merah yang terkandung dalam darah (hematokrit) dan jumlah pigmen hemoglobin. Jika perlu dilakukan pemerikasaan kadar zat besi tubuh dan saturasi pembawa zat besi dalam darah.
Nilai hematokrit orang dewasa normal bervariasi antar laboratorium lainnya, tetapi umumnya antara 40 sampai 52 persen untuk pria, dan 35 sampai 47 persen untuk wanita. Nilai hemoglobin (Hb) orang dewasa normal umumnya 14 sampai 18 gram per desiliter untuk pria dan 12 sampai 16 gram per desiliter untuk wanita.
Berdasarkan kadar hemoglobin (Hb), beberapa pakar membagi anemia menjadi:
Anemia ringan (mild): Hb berkisar di > 9 -- 11 gram / desiliter
Anemia sedang (moderate):Hb berkisar di 7 -- 9 gram / desiliter
Anemia berat (severe): Hb dibawah 7 gram / desiliter.
* Pemeriksaan Morfologi Darah Tepi. Tes ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk sel darah merah anda.
Tes diagnostik tambahan
Jika sudah didiagnosis anemia, maka dapat dilakukan tes tambahan untuk menentukan penyebabnya. Misalnya, anemia defisiensi besi dapat disebabkan pendarahan lambung atau kanker usus besar. Jika diperlukan dapat dilakuakn biopsi sumsum tulang untuk menentukan penyebab anemia.
Terapi Anemia tergantung pada penyebabnya.
* Anemia defisiensi zat besi. Terapi untuk bentuk anemia ini biasanya melibatkan penggunaan suplemen zat besi dan diet tinggi zat besi. Jika penyebab kekurangan zat besi adalah kehilangan darah, selain dari haid, sumber perdarahan harus ditemukan dan dihentikan.
* Anemia kekurangan vitamin. Terapi untuk menambah asam folat dan mengatasi defisiensi vitamin B-12, dapat berupa pemberian multivitamin dan meningkatkan jumlah nutrisi ini dalam makanan anda.
* Anemia penyakit kronis. Tidak ada terapi khusus untuk jenis anemia ini. Dokter akan mengobati penyakit yang mendasarinya. Jika anemianya berat, transfusi darah atau suntikan hormon eritropoietin sintetis yang merangsang produksi sel darah merah, dapat diberikan.
* Anemia aplastik. Terapi untuk anemia ini mungkin termasuk transfusi darah, terapi imunoglobulin, dan transplantasi sumsum tulang. Pada anemia yang berhubungan dengan penyakit sumsum tulang, dapat dilakukan kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang.
* Anemia hemolitik. Terapinya terdiri dari: menghindari obat yang dicurigai, mengobati infeksi terkait dan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh yang merusak sel-sel darah merah. Bergantung pada tingkat keparahan anemia, transfusi darah atau plasmaferesis (transfusi tukar dengan penyaringan darah). Dalam kasus tertentu, pengangkatan limpa mungkin diperlukan.
* Anemia sel sabit. Terapi untuk anemia ini mungkin termasuk pemberian oksigen, obat penghilang rasa sakit, dan cairan oral dan infus. Dokter juga dapat merekomendasikan transfusi darah, suplemen asam folat dan antibiotik tertentu. Transplantasi sumsum tulang mungkin merupakan terapi yang efektif dalam beberapa keadaan. Obat kanker yang disebut hidroksi urea juga digunakan untuk mengobati anemia jenis ini.
* Talasemia. Anemia ini dapat diterapi dengan transfusi darah khusus, suplemen asam folat, pengangkatan limpa (splenektomi), atau transplantasi sumsum tulang.
Perlu diingat adanya keadaan yang bukan anemia jika dilihat dari kadar hemoglobinnya (Hb), tetapi efeknya pada tubuh seperti pada anemia berat. Contohnya: seseorang yang semula memiliki kadar Hb 18 gram / desiliter, lalu ia mengalami perdarahan hebat, sampai Hb nya turun dengan cepat ke angka 12 gram / desiliter, akan mengalami kekurangan oksigen yang parah (hipoksia berat), yang dapat membawa maut, meskipun secara nilai absolut hemoglobinnya belum dibawah 12 gram / desiliter. Ia mungkin memerlukan transfusi segera.
Ada juga keadaan dimana karena jumlah cairan tubuh seseorang sangat meningkat, maka terjadi "pengenceran darah" (hemodilusi) sehingga kadar Hb menjadi rendah. Terapi dalam keadaan ini ialah usaha untuk membuang kelebihan cairan tersebut, bukan transfusi.
Dengan demikian, sekali lagi, terapi anemia selalu harus diusahakan berdasarkan penyebabnya. Bukan selalu dengan meminum suolemen zat besi ("obat tambah darah") atau transfusi. Demikian juga, patokan untuk melakukan transfusi darah bukan hanya berdasarkan rendahnya kadar Hb semata. Â
Komplikasi Anemia
* Keletihan parah. Bila anemia cukup parah, anda mungkin sangat lelah sehingga anda tidak bisa menyelesaikan tugas sehari-hari.
* Komplikasi kehamilan. Wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
* Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler (aritmia). Bila anda menderita anemia, jantung anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan jantung membesar, bahkan bisa terjadi gagal jantung. Serangan jantung koroner juga dapat dicetuskan oleh anemia.
* Mudah terjadi peradangan dan infeksi
* Penurunan kemampuan konsentrasi, daya pikir dan prestasi belajar.
Defisiensi besi dan kekurangan vitamin dapat dihindari dengan diet kaya vitamin dan nutrisi, diantaranya:
* Besi. Makanan kaya zat besi termasuk daging sapi dan daging lainnya, kacang-kacangan, sereal, sayuran berdaun hijau seperti bayam dan kangkung dapat mencegah terjadinya anemia.
* Folat. Zat nutrisi ini dapat ditemukan pada buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, dan produk gandum seperti roti, sereal, pasta, dan juga nasi
* Vitamin B-12. Makanan yang kaya vitamin B-12 termasuk daging, produk susu, dan sereal dan produk kedelai yang diperkaya (fortified).
* Vitamin C. Makanan kaya vitamin C termasuk jeruk, jambu biji, paprika, brokoli, tomat, melon dan stroberi.
Simpulan dan penutup
Ada beberapa hal tentang anemia yang harus kita garis bawahi yaitu:
1. Anemia memiliki banyak penyebab, bukan hanya karena kekurangan zat besi saja. Jika anda didiagnosis anemia oleh dokter, jangan langsung meminum obat zat besi ("penambah darah") atau makan buah maupun sayur yang tinggi zat besinya. Dokter harus mengupayakan mencari penyebab dan menggolongkan anemia berdasarkan mekanisme terjadinya, seperti yang sudah dipaparkan diatas.
2. Diagnosis atau pernyataan dokter bahwa anda menderita anemia, seharusnya bukan semata-mata berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin darah dari laboratorium saja, dan juga bukan hanya berdasarkan keluhan anda saja (misalnya lemas atau sering pusing), tetapi harus berdasarkan gabungan antara riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium.
3. Anemia (kekurangan sel darah merah sehat, dinyatakan berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium) harus dibedakan dengan tekanan darah rendah (diukur dengan tensimeter), meskipun banyak persamaan gejalanya. Anda dapat membaca tentang tekanan darah rendah disini
4. Derajat keparahan anemia tidak hanya dinilai berdasarkan kadar hemoglobin saja, tetapi juga berdasarkan seberapa berat gangguan pada fungsi tubuh akibat anemia.Â
5. Terapi anemia ada banyak jenisnya, bukan hanya dengan obat penambah darah (tablet zat besi) dan bukan hanya dengan transfusi darah saja. Transfusi darah harus dilakukan dengan hati-hati. Terapi anemia selalu diusahakan untuk mengatasi penyebabnya.
6. Anemia dapat menimbulkan berbagai gejala dari yang relatif ringan seperti lemas, sampai yang berat berupa gangguan irama jantung dan gagal jantung.
7. Prestasi dalam belajar dan bekerja akan sangat menurun jika anemia, terutama anemia yang kronis, tidak diatasi dengan baik. Pada akhirnya hal ini akan menurunkan potensi anak-anak bangsa dalam belajar di sekolah dan dalam bekerja. Sudah banyak penelitian di Indonesia, yang menyatakan bahwa trdapat hubungan yang sangat bermakna antara kejadian anemia dan penurunan prestasi siswa SD sampai SMU.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf akan kekurangannya. Salam hormat dan tabik!
Daftar Bacaan
Mangatas SM Manalu, Syaiful I Biran, Infeksi Cacing Tambang, Cermin Dunia Kedokteran Vol. 19 No.4, Oktober- Desember 2006.
Mayo Clinic, 2017. Anemia, (daring): 30 Oktober 2017.
Nabili SN, Stoppler MC, Feb 18, 2016. Anemia, (daring): 30 Oktober 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H