Beberapa waktu yang lalu, marak diberitakan di berbagai media, tentang seorang dokter spesialis muda yang meninggal mendadak, setelah sebelumnya almarhum mendapat tugas malam selama beberapa hari di sebuah rumah sakit. Penyebab kematiannya diduga ialah Sindrom Brugada, suatu kelainan jantung yang secara teoritis jarang terjadi, tetapi kenyataannya semakin sering ditemukan belakangan ini.
Sindrom Brugada adalah suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan gangguan ritme (irama denyut) jantung, yang berpotensi mengancam jiwa. Kelainan ini kerapkali diwariskan orang kepada keturunannya. Orang dengan sindrom Brugada berpotensi besar untuk mengalami irama jantung abnormal, kekacauan hebat irama jantung (aritmia ventrikel), terutama pada daerah bilik jantung (ventrikel) bagian bawah.
Yang sering mencemaskan ialah kecenderungan serangan Brugada, saat pengidap sindrom ini sedang tidur, padahal sebelumnya ia tidak menunjukkan gejala yang khas. Karena itu sindrom ini sering menyebabkan kematian mendadak saat seseorang, khususnya yang berusia dewasa (golongan usia 30-40 tahun) sedang tertidur.
Nama sindrom Brugada ialah berdasarkan nama-nama penemunya yaitu: Dr Pedro Brugada, Josep Brugada dan Ramon Brugada, ketiganya adalah dokter ahli jantung dari Spanyol.
Banyak orang yang mengidap sindrom Brugada tidak memiliki gejala apapun, jadi ia tidak menyadarinya. Sindrom Brugada jauh lebih sering terjadi pada pria. Kelainan ini cukup sering didapatkan pada remaja dan usia dewasa, meskipun juga bisa terjadi pada anak-anak dan orang tua.
Penyebab
Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung. Setiap denyut jantung manusia dipicu oleh dorongan listrik yang dihasilkan oleh sel khusus di ruang atas kanan jantung. Aliran listrik dari pacu jantung, disalurkan melalui suatu pori-pori mungil yang disebut saluran, ke masing-masing sel otot jantung. Aktivitas listrik di serabut otot jantung inilah membuat jantung berdetak.
Pada sindrom Brugada, terdapat gangguan pada saluran tersebut, yang menyebabkan jantung berdetak tidak normal dan berputar-putar arusnya (membentuk jalur arus listrik sendiri, diluar jalur arus listrik jantung yang normal). Irama denyutan jantung menjadi diluar kendali, tidak teratur dan berbahaya. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa secara efektif dan darah yang beredar ke seluruh tubuh akan berkurang jumlahnya. Hal ini dapat menyebabkan pingsan jika gangguan irama itu berlangsung hanya dalam waktu singkat (dalam hitungan detik), tetapi dapat menyebabkan kematian mendadak jika jantung tetap berada dalam irama yang kacau itu dalam waktu lama (satu menit sampai jam).
Sindrom Brugada sering diwariskan (faktor keturunan). Selain itu terdapat berbagai faktor lain, seperti kelainan struktur jantung yang didapat yang lama tidak terdeteksi. Faktor lainnya yang berperan ialah ketidakseimbangan zat kimia yang membantu mengirimkan sinyal listrik melalui tubuh anda (elektrolit), atau akibat efek obat tertentu atau akibat penggunaan narkoba seperti kokain (opioid).
Sindrom Brugada biasanya didiagnosis pada orang dewasa, terkadang pada usia remaja, dan jarang terdiagnosis pada anak kecil.
Faktor-faktor risiko Sindrom Brugada (bukan penyebab langsung, tetapi hal-hal yang mempermudah serangan)
* Riwayat keluarga yang juga mengalami sindrom Brugada. Jika anggota keluarga lainnya menderita sindrom ini, anda berisiko tinggi untuk mengalami kondisi ini.
* Jenis kelamin. Pria dewasa lebih sering didiagnosis daripada wanita.
* Ras. Sindrom Brugada lebih sering terjadi di orang Asia daripada di ras lainnya.
* Demam. Demam bisa merangsang serangan sindrom Brugada, terutama pada anak-anak.
Gejala-gejala
Banyak orang yang menderita sindrom Brugada tidak terdiagnosis karena kondisinya sering tidak menimbulkan gejala yang nyata.
Tanda yang paling penting dari sindrom Brugada adalah pola abnormal pada rekam listrik jantung / elektrokardiogram (EKG) yang disebut pola EKG Brugada tipe 1. Anda tidak dapat merasakan tanda sindrom Brugada ini, karena hanya terdeteksi pada EKG.
Meskipun tidak khas, namun gejala-gejala ini (keluhan penderita), dapat merupakan rangkaian petanda sindrom Brugada, yaitu:
* Sering pingsan.
* Sering mengalami detak jantung tidak teratur atau berdebar-debar, atau bahkan hilang denyutannya beberapa saat.
* Detak jantung yang sangat cepat dan kacau iramanya.
Gejala sindrom Brugada yang dituliskan di atas, sering mirip dengan beberapa masalah irama jantung lainnya. Oleh karena itu penting bagi anda menemui dokter jantung, untuk mengetahui apakah ini gejala sindrom Brugada atau masalah gangguan irama jantung lainnya.
Komplikasi
Komplikasi sindrom Brugada, umumnya memerlukan perawatan gawat darurat. yaitu:
* Serangan jantung mendadak. Jika tidak segera diobati, akan terjadi kehilangan fungsi jantung, gangguan pernapasan dan penurunan kesadaran. Celakanya, serangan Brugada, sering terjadi saat penderitanya tidur, dan sering berakibat fatal. Dengan perawatan medis yang cepat dan tepat, tetap ada kemungkinan untuk menyelamatkan penderita.
* Pingsan (sinkop). Jika seseorang menderita sindrom Brugada dan pingsan, anda harus segera membantunya dengan mencari bantuan medis darurat, atau hubungi ambulans 118. Cara-cara umum pertolongan pada kegawatan jantung, tentu bagian yang tanpa obat-obatan (karena serangan jantung koroner dan Brugada sangat berbeda penyebabnya), dapat anda lihat pada tulisan saya yang lalu di:
Tes dan diagnosis
Selain pemeriksaan fisik dengan mendengarkan denyut jantung menggunakan stetoskop, dilakukan rekam listrik jantung / EKG standar. Tes lain untuk melihat apakah anda menderita sindrom Brugada ialahi:
* Elektrokardiogram (EKG) dengan memberi obat pemacu denyut jantung melalui pembuluh darah balik (vena).
* Uji elektrofisiologi (EP). Jika hasil EKG anda menyiratkan anda menderita sindrom Brugada, dokter akan merekomendasikan tes EP. Dalam tes ini, kateter dimasukkan melalui pembuluh darah, mirip dengan prosedur kateterisasi jantung.
* Uji genetik. Untuk anggota keluarga lainnya, jika anda didiagnosis dengan Brugada.

- Jika anda sering merasa berdebar-debar atau detak jantung tidak teratur (aritmia). Bila anda sering pingsan dan menduga itu karena kondisi jantung, segeralah ke dokter jantung.
- Jika orang tua, saudara kandung, atau anak anda telah didiagnosis dengan Brugada.
Apa yang bisa anda lakukan
* Persiapkan diri. Misalnya untuk tes EP, anda harus berpuasa 8-12 jam sebelum tes.
* Tuliskan gejala yang anda alami, termasuk semua yang mungkin berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sindrom Brugada.
* Tuliskan informasi kesehatan, riwayat penyakit anda, riwayat penyakit keluarga yang pernah mengalami serangan jantung mendadak, pingsan, atau penyakit jantung lainnya
* Buat daftar semua obat, vitamin atau suplemen yang anda gunakan.
* Ajaklah anggota keluarga atau teman bersama anda, jika memungkinkan
**) Tuliskan pertanyaan untuk dokter anda yang meliputi:
* Apa saja penyakit yang mungkin menyebabkan gejala atau kondisi saya?
* Tes apa yang saya butuhkan untuk memastikannya?
* Seberapa tingkat aktivitas fisik yang sesuai dengan penyakit saya?
* Apakah ada batasan / pantangan yang harus saya ikuti?
* Haruskah keluarga saya diperiksa juga?
Terapi Sindrom Brugada
Terapi sindrom Brugada tergantung pada risiko detak jantung abnormal (aritmia). Mereka yang dianggap berisiko tinggi ialah penderita yang memiliki:
Riwayat masalah irama jantung yang serius
Riwayat pingsan yang sering
Riwayat serangan jantung mendadak
a) Karena sifat kelainan irama jantung, biasanya tidak digunakan obat untuk mengatasi sindrom Brugada. Perangkat medis yang disebut implan cardioverter-defibrilator (ICD) adalah terapi utama. Perangkat kecil yang dimasukkan dalam tubuh ini, akan terus memantau irama jantung anda dan memberikan kejutan listrik bila diperlukan untuk mengendalikan detak jantung yang tidak normal.
Alat ICD pun dapat menyebabkan komplikasi, bahkan yang mengancam nyawa. Jadi penting untuk mempertimbangkan manfaat dan risikonya.
b) Terapi obat. Terkadang, obat-obatan seperti kinidin digunakan untuk mencegah jantung masuk ke ritme yang berpotensi berbahaya, termasuk ritme Brugada.
Namun, jika pasien berisiko tinggi karena telah pernah mengalami serangan penyakit jantung lainnya atau mengalami serangan sindrom Brugada sebelumnya atau sering mengalami episode pingsan, pengobatan utamanya adalah pemasangan ICD.
Sindrom Brugada dapat diterapi dengan tindakan pencegahan seperti:
- sedapat mungkin menghindari obat atau zat yang memacu jantung, misalnya: obat flu dan atau batuk yang mengandung: pseudo-ephedrine, ephedrine, phenylpropanolamine, salbutamol, theophylline. Minuman berenergi (energy drink), yang mengandung caffeine dosis tinggi (diatas 50 mg), dan ginseng juga sebaiknya dihindari. Dengan sendirinya, usahakan mengindari kopi.
- Segera mengurangi demam
- Jika perlu, kalau sudah terdiagnosis, menggunakan alat ICD, sebelum terjadinya serangan.
Pada keadaan gawat darurat, resusitasi jantung paru (RJP) - penekanan cepat ke dada bersamaan dengan bantuan pernafasan menggunakan kantong udara khusus (bagging) - dan kejutan eksternal dari defibrilator eksternal otomatis (kejut listrik pada dada) dapat meningkatkan kemungkinan bertahan sampai petugas darurat tiba.
Penutup
Karena sindrom Brugada sering menyebabkan kematian mendadak, sulit terapinya, gejalanya sering tidak terlihat nyata, dan lebih banyak menyerang ras Asia; maka sebaiknya anda yang: memiliki riwayat keluarga dengan kematian mendadak, sering berdebar, sering pingsan, sering mengalami irama denyut jantung yang tak teratur dan bahkan hilang denyutannya, segera memeriksakan dirinya ke dokter spesialis jantung, khususnya ahli aritmia.
Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya anda dapat memeriksakan diri di RS Jantung Harapan kita dan di Divisi Kardiovaskular, bagian Penyakit Dalam FKUI / RS Cipto Mangunkusumo. Pakar yang penulis kenal secara pribadi ialah Prof Dr dr Yoga Yuniardi, SpJP (K), FIHA di RS Harapan Kita.
Para penderita gangguan irama jantung, baik gejala (keluhan, subyektif), maupun gangguan para rekam listrik jantung / EKG (tanda, obyektif), harap memperhatikan kandungan obat batuk dan atau flu yang anda gunakan dan minuman berenergi yang anda konsumsi. Jika ada zat-zat seperti yang tertulis diatas, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter jantung atau dokter penyakit dalam anda. Bila anda telah didiagnosis dengan sindrom Brugada, harus jauh lebih hati-hati lagi, bahkan jika memungkinkan dilakukan pemasangan ICD sebelum serangan terjadi.
Terimakasih teman, semoga bermanfaat. Salam hormat dan tabik!
Daftar Bacaan
Media Indonesia.com, 29 Juni 2017. Brugada Syndrome Sebabkan Kematian, (daring):, 22 Oktober 2017.
Mayo Clinic, 2017. Brugada Syndrome, (daring):, 23 Oktober 2017.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI