Alkisah, hiduplah seorang raja gagah perkasa dan tampan yang suka bercermin. Tiap kali dia akan menemui bawahannya atau tamu kerajaan atau siapapun ia bercermin terlebih dahulu. Tapi dia tak pernah berlama-lama di depan cermin. Hanya sekilas-sekilas. Cermin yang dimiliki sang raja ini umurnya sudah ratusan tahun. Turun-temurun dari pendiri kerajaan, namun masih sangat bagus karena selalu dirawat dengan baik. Pada suatu ketika, entah bagaimana, ada borok di wajah sang raja. Waktu itu seorang panglima kepercayaannya menghadap untuk melaporkan tentang keadaan rakyat yang baru saja terkena musibah banjir bandang. Ketika bertemu sang raja, panglima itu memberanikan diri bertanya, "Maafkan hamba Yang Mulia, apa gerangan yang terjadi pada wajah Paduka? Sepertinya ada luka di wajah Paduka." Serta merta sang raja murka. Dengan nada marah sang raja berkata, "Apa maksudmu? Tidak terjadi apa-apa dengan wajahku. Kau tahu kalau aku selalu bercermin setiap kali aku akan menemui seseorang. Dan aku yakin tadi aku tidak melihat sesuatu terjadi pada wajahku. Kau bermaksud meremehkan penglihatanku? Aku ini raja gagah perkasa dan tampan!" Sang panglima dengan jantung berdebar-debar ketakutan menjawab, "Maafkan hamba Yang Mulia, hamba tidak bermaksud apa-apa selain berkata jujur atas apa yang hamba lihat." "Cukup!" balas sang raja tidak percaya. "Jika kau berkata yang tidak-tidak tentang diriku pada bawahan-bawahanku dan rakyatku yang makmur sejahtera, kau akan kupenjara! Sekarang pergilah! Aku tak butuh lagi laporanmu. Kau pasti berkata palsu tentang rakyatku yang makmur sejahtera itu. Demikianlah, sang raja tetap tidak melihat borok di wajahnya meski telah bercermin berkali-kali. Anggapannya tentang dirinya yang gagah perkasa dan tampan menampik apa yang diperlihatkan oleh cermin itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H