Mohon tunggu...
Hadi Eko Suwono
Hadi Eko Suwono Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Kita Dihomogenisasi

29 Juli 2010   07:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kamu membeli pakaian di mal dan bukan di pasar? Mengapa kamu minum coca cola daripada es teh? Mengapa kamu memakai sandal converse daripada swallow? Mengapa kamu sering mengucap kata secara ketimbang karena? Mengapa kamu melakukan yang ini dan bukan yang itu?

Jawabannya sederhana, yaitu karena orang lain melakukannya. Karena orang lain melakukannya maka kamu menirunya.

Melalui media massa (majalah, koran, televisi, dll), brosur, baliho, dll model itu diciptakan. Para artis akan merayumu: “Kamu akan seperti aku bila kamu memakai produk ini.” Dan kamu terbujuk. Apa yang ditawarkan sang artis, kemudian kamu cari.

Sebenarnya barang-barang itu tersebar hampir di semua tempat. Namun kamu akan memilih pergi ke mal karena banyak orang di sana yang juga berkepentingan sama dengan kamu. Terlebih lagi, karena sinetron di televisi mencontohkan begitu. Di mal kamu bisa nongkrong, bisa ketemu cewek-cowok yang rupawan, bisa melihat barang-barang bagus, bisa gaul (istilah remaja zaman sekarang).

Di satu kota bisa kau temui puluhan mal. Bahkan ratusan di kota besar, Jakarta misalnya. Berkunjunglah ke salah satunya! Kamu akan menemukan toko-toko yang memasang label harga yang tak bisa diganggu gugat. Kamu akan menemukan Mc Donals, Bioskop 21, kotak foto, toko buku, kaos merek ini, celana merek itu, sepatu merek ini, telepon genggam merek itu, dll.

Berkunjunglah juga ke mal luar kota! Kamu akan menemukan barang-barang yang sama dengan barang-barang yang ada di mal yang telah kau kunjungi di sana. Berkunjunglah ke mal-mal luar negeri! Perancis, Italia, Singapura, dll. Niscaya kamu juga menemukan barang-barang yang sama di sana.
Namun apa reaksi kamu ketika melihat orang lain memakai barang, kaos misalnya, yang sama dengan milikmu? Kamu akan merasa sebal, marah, bahkan mungkin memutuskan untuk membuang barang milikmu itu?

Dan bagaimana bila kawanmu mengatakan wajahmu mirip seseorang? Saya mempunyai teman yang perawakannya mirip dengan penjual nasi goreng. Saya dan teman-temannya sering mengatakan bahwa ia mirip dengan penjual nasi goreng itu. Kamu bisa menebak apa reaksinya. Tentu saja, ia marah.

Apa artinya realitas-realitas di atas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun