Sakit
Aku tak bisa mendengar suara isak tangis ku lagi
Perih dalam dada ku hanya aku yang tau
Tapi mataku tak bisa berbohongÂ
Semua tatapan ku kosong
Seakan memori itu terulang jelas dikepala kuÂ
Semua tawa canda gurau mu dengan perimu benar-benarÂ
Bersenandung didalam kepala ku
Semakin kuabaikan semakin sakit
Aku bahkan tak bisa bertanya mengapa
Aku takut hal itu menyakitiku
Aku tau belati itu masih tepat di ulu hatikuÂ
Dan ingin berpindah haluan dari layar memoriku
Apa kah kau tau caranya menghapus memori itu
Apakah aku bisa berjalan diatas bara api itu
Jelas sudah menggambarkan ilusiÂ
Tarian dan tawa menjadi saksi hujan dan jembatan kayu denganÂ
Tangan saling menggengamÂ
Kau tau membiarkan tangan nya jauh dari hangatnya tanganmu
Sungguh itu menjadi duri dalam memoriku
Yang tak pernah dapat kuhapus dengan mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H