Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semoga Raja Salman Menyembuhkan Mata Orang Buta!

5 Maret 2017   07:42 Diperbarui: 5 Maret 2017   08:20 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kunjungan Raja Salman melebihi motif politik dan ekonomi. Memang secara kasat mata, dia hadir sebagai pemimpin sebuah negara. Tetapi lebih dari itu, kunjungannya bisa dipandang dari kaca mata spiritual (agama). Raja Salman adalah pemimpin tempat di mana Islam berakar, bermula dan berkembang. Hingga kini, Arab Saudi tempat di mana Raja Salman memimpin menjadi tempat ziarah iman bagi kaum Muslim seluruh dunia.

Dengan latar belakang seperti ini, kunjungan Raja Salman mesti juga dimaknai sebagai momen untuk meneguhkan hidup keagamaan kita sebagai orang Indonesia yang bermayoritaskan Muslim. Raja Salman  bisa tampak sebagai pembawa kabar damai dan sukacita. Kita perhatikan saja agenda-agenda dan bahasa tubuh Raja Salman selama kunjungannya. Sebut saja beberapa di antaranya, seperti Raja Salman mempunyai agenda khusus bertemu dengan para ulama berpengaruh di Indonesia, bertemu dengan para pemuka lintas agama, dan menyempatkan diri untuk melakukan sholat di masjid Istiqlal, Jakarta. Dengan motif spiritual seperti ini, kita pasti berharap ada inspirasi yang menyejukkan terhadap hidup keagamaan kita, terkhusus pengaruhnya terhadap hidup bernegara dan berbangsa kita.

Setelah membaca dan memperhatikan kunjungan Raja Salman ke Indonesia, ada beberapa momen menarik yang mengiringi kunjungannya. Momen-momen itu berbarengi dengan situasi tanah air sekarang ini. Salah satu situasi yang menarik perhatian tanah air akhir-akhir ini adalah kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituduh sebagai penista Agama Muslim dan keberadaan Habib Riziq dan kelompoknya yang begitu getol atas kasus Ahok.

Entah kebetulan atau tidak, Raja Salman seolah datang sebagai seorang inspirator di tengah situasi seperti itu. Ini tidak hanya menjadi inspirasi bagi kedua figur (Ahok dan Habib Rizqie dan kawan-kawan) yang terlibat dalam persoalan, tetapi juga lebih kepada orang-orang yang tidak mengerti tentang duduk persoalan. Mereka ini adalah massa yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran sepihak dari kelompok tertentu yang ingin menciptakan khaos. Singkatnya, mereka adalah massa yang ikut arus karena pengaruh aliran kelompok tertentu yang menggunakan isu agama untuk protes dan demontrasi. Karenanya, kedatangan Raja Salman diidamkan seperti kehadiran juru selamat yang coba membuka tabir yang tertutup oleh salah pikir dan ide-ide sesat.

Yah, salah satu moment menarik yang mengiringi kunjungan Raja Salman ke Indonesia yakni saat dia berjabatan tangan dengan Ahok. Momen ini pun tak luput dari perhatian netizen. Foto jabatan tangan dari keduanya pun menyebar dengan cepat di media sosial. Komentar para netizen ikut meramaikan situasi. Tak ketinggalan, meme-meme yang berbau lucu dan unik terlahir menghiasi momen ini. Sebenarnya, yang membuat momen ini menarik adalah karena faktor Ahok, seorang Kristen yang berketurunan Tionghoa.

Seperti kita tahu, semenjak naik ke kursi panas no I DKI menggantikan Pak Jokowi, Ahok kerap mendapat penolakan dari kelompok-kelompok tertentu, terlebih khusus FPI (Front Pembela Islam). Pencalonannya sebagai Gubernur untuk kedua kalinya pun mendapat tantangan keras.  Orang-orang anti-Ahok menggunakan isu agama untuk menjegalnya. Puncaknya, yah seperti publik Indonesia tahu. Berawal dari video pidatonya di Kepulauan Seribu yang dipelintir atau diedit, terjadi demo besar-besaran hingga berujung status Ahok menjadi tersangka. Menariknya, demo itu tidak hanya melibatkan kaum Muslim di Jakarta tetapi juga ada berdatangan dari tempat-tempat lain. Melihat demo itu, persoalan Ahok bukan berhubungan dengan orang Jakarta tetapi sebuah agama besar di Indonesia. Status tersangka disematkan karena Ahok dituduh telah menista agama Islam.  Kita pun juga tahu kalau persidangan masih berlangsung hingga kini. Ke mana aral dari rangkaian persidangan tentang kasus ini, kita hanya bisa menunggu.

Di balik rangkaian drama dari kasus Ahok, sesuatu moment indah terjadi di Bandara. Yah, di Bandara Halim Perdanakusuma, Raja Salman menjabat tangan Ahok, seorang yang dituduh sebagai “penista” agama Muslim dan seorang yang didengung-dengunkan sebagai kafir. Saya tidak tahu tentang ajaran agama Islam dengan baik. Tetapi pertanyaannya, apakah Raja Salman yang merupakan seorang Muslim yang dihormati dianggap salah karena menjabat tangan seorang penista agama atau dianggap kafir? Saya pun tidak mau berkomentar lebih jauh. Tetapi yang menariknya adalah kalau Raja Salman dinilai salah, pastinya ada massa yang turun ke jalan dan berdemo tentang sikap dari Raja Salman ini. Terlebih lagi, ada bukti foto yang tidak dipelintir atau diedit. Namun sampai sekarang belum ada kabar tentang itu. Situasinya adem-adem saja. Malah publik Indonesia lebih peduli dan terkesima dengan penampilan dan gaya hidup keluarga Raja Salman.

Bahasa tubuh Raja Salman selama kunjungannya di Indonesia kiranya menjadi obat. Obat yang bisa menyembuhkan kebutaan mata. Kebutaan yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh sesat. Kebutaan yang disebabkan oleh ejekan, dendam dan fitnah. Semoga saja, kunjugan ini tidak hanya membawa berkah secara politis, tetapi lebih dari itu ini meningkatkan semangat religiositas kita sebagai sebuah bangsa dan negara.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun