Tom Corley dalam penelitiannya yang kemudian dibukukan, Rich Habits: The Daily Success Habits of Wealthy Individuals, pada 233 orang kaya dan 128 orang miskin menemukan salah satu satu ciri berbeda dari kedua kelompok ini. Menurutnya, 67 persen orang kaya membatasi jam nonton TV menjadi sejam atau kurang dari itu selama sehari. Sementara di kelompok orang miskin, hanya 23 persen yang melakukan itu. Selebihnya, mereka kerap menghabiskan waktu di depan TV.
Penelitian Tom Corley bisa diuji lagi apabila ditilik dari konteks dan situasi di mana penelitian itu dibuat. Namun yang mau digarisbawahi sebenarnya adalah kebiasaan yang berbeda dari kedua grup ini. Kedua grup dipisahkan oleh efektifitas penggunaan waktu harian. Tom Corley melihat bahwa yang membuat orang menjadi sukses sebenarnya adalah soal penggunaan waktu.
Penelitian lain lebih spesifik. Steve Siebold yang sudah mewawancarai 1200 orang sukses di seluruh dunia selama tiga dekade menemukan kesamaan yang ada pada mereka. Steve Siebold menjumpai bahwa orang-orang sukses ini membaca banyak buku entah tentang motivasi hidup atau pun buku-buku bernuansa autobiografi. Bagi orang-orang sukses, membaca buku adalah bagian dari pendidikan yang berkelanjutan.
Penelitian Steve Siebold bisa dinilai lewat beberapa orang-orang sukses ada dunia sekarang ini. Beberapa di antaranya Warren Buffet, Mark Zuckerberg, Oprah Winfrey. Ketiga tokoh ini mempunyai kecintaan yang luar biasa pada membaca buku.
Warren Buffett adalah salah seorang kaya yang ada sekarang di dunia. Sebagai CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett mengakui membaca dalam membantunya dalam membuat keputusan. Warren Buffett mengakui bahwa membaca 500 halaman sehari membantunya untuk berpikir dalam bekerja. Bahkan dia mengatakan kalau 80 persen kegiatan dalam sehari dihabiskan dengan membaca buku.
Lalu, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook menyatakan bahwa dia membaca satu buku untuk dua minggu. Kalau di hitung-hitung, Mark Zuckerberg bisa membaca lebih dari 20 buku selama setahun.
Karena kecintaannya terhadap buku, Oprah Winfrey malah merangsang orang lain untuk mengikuti jejaknya dengan melakukan terobosan menarik. Oprah Winfrey menyeleksi sebuah buku untuk didiskusikan sebagai bagian dari kelompoknya, “Oprah’s Book Club 2.0.”
Melihat kesamaan dari orang-orang sukses ini, saya juga menyimpulkan kalau kesuksesan mereka lekat dalam efektivitas dalam menggunakan waktu. Bagaimana mereka menggunakan waktu mereka? Salah satunya lewat kebiasaan membaca buku. Lantas, kita melihat hidup harian kita.
Berapa jam sehari kita membaca buku? Atau, berapa halaman lembaran buku yang bisa kita lahap selama sehari? Mungkin kita mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Ada yang bisa menghabiskan sebagian harinya dengan membaca buku. Biasanya ini bergantung pada kualitas dan isi buku. Kalau bukunya menarik dan memancing rasa ingin tahu, tentu ini membuat kita sulit untuk berhenti. Kalau ini yang terjadi dalam hidup kita, kita patut mensyukurinya. Betapa tidak, ada yang mungkin tidak pernah membaca sesuatu terlebih buku selama seharian. Yang dibaca mungkin berita-berita di internet. Dan parahnya, konsumsi berita di internet ini sudah dianggap cukup untuk memuaskan kebiasaan membaca.
Kita juga patut bertanya pada kebiasaan lain kita. Berapa jam sehari kita menonton TV? Berapa kali kita mengecek halaman facebook kita dan media sosial?
Mungkin kita bisa melakukan “barter.” Jam menonton TV ditukar dengan membaca buku. Jam mengecek dan melakukan surfing di internet ditukar dengan membolik-balikan halaman buku. Pastinya, ada keuntungan yang jauh lebih bernilai daripada menonton TV dan surfing di Internet.