Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Arti Manchester City Menang Besar dan Manchester United Kalah Telak

20 Januari 2025   06:05 Diperbarui: 20 Januari 2025   08:40 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United kalah telak 3-1 dari Brighton. Foto: AFP/Ian Hodgson via Kompas. com

Dalam pekan ke-22 lanjutan Liga Inggris 2024/25, tim sekota, Manchester City dan Manchester United mengalami nasib yang bertolak belakang. Man City menang besar 6-0 atas Ipswich Town di stadion Portmand Road dan MU kalah telak 3-1 dari tamunya Brighton di Old Trafford.

Wajah kontras dari dua rival sekota itu bisa membahasakan beberapa hal. Paling pertama, Man City yang terbilang sibuk dalam urusan transfer pemain pada musim dingin di bulan Januari ini mulai kembali pada mood lama.

Kemenangan besar seperti yang terjadi di kendang Ipswich bukanlah hal baru bagi Man City di musim-musim sebelumnya. Pada musim ini, terlebih khusus sepanjang setengah musim yang berlangsung tahun 2024 lalu, Man City tampil di bawah standar terbaik.

Kalau ditotalkan, tim asuhan pelatih asal Spanyol, Pep Guardiola itu sudah mengalami 6 kekalahan di Liga Inggris pada musim ini. Jumlah itu sangat berseberangan dengan apa yang telah dilakukan dan ditunjukkan oleh Man City dalam satu dekada terakhir.

Sangat jarang tim berjuluk "The Citizens" itu menderita kekalahan seperti itu. Paling tidak, dua atau tiga kekalahan yang dialami oleh Man City dan hal itu menjadi jaminan bagi Man City berada di puncak dan kemudian menjadi juara Liga Inggris.

Sebaliknya, kekalahan besar yang dialami oleh MU di kediamannya sendiri, Old Trafford seperti membahasakan tentang kondisi tim yang belum stabil. Ganti pelatih dari tangan Erik Ten Hag ke tangan Ruben Amorim bukanlah solusi instan. Boleh dikatakan, pelatih berganti, mesin kerja dan performa MU masih seperti pelatih-pelatih sebelumnya.

Padahal, Amorim sudah berupaya maksimal dalam menaikkan performa timnya. Salah satu langkahnya dengan mengubah formasi tim yang biasanya di tangan Ten Hag dengan 4-2-3-1 menjadi 3-4-2-1.

Tentu saja, perubahan formasi itu menunjukkan strategi Amorim sebagai pelatih. Perubahan formasi itu pun menjadi bagian dari eksperimen Amorim dalam melihat dan mengevaluasi kinerja para pemainnya. Apalagi, skuad yang dimiliki Amorim merupakan warisan dari masa Ten Hag.

Untuk itu, pada satu sisi rentetan kekalahan yang dialami "Setan Merah" dalam selama masa kepelatihan Amorim bisa dipahami. Amorim masih sulit membentuk skuad yang solid dan harmonis lantaran masih beradaptasi dengan skuad yang ditinggalkan oleh Ten Hag.

Namun, di sisi lain rententan kekalahan yang terjadi itu bisa menjadi biang dari rasa muak suporter MU. Kesabaran ada batasnya. Cepat atau lambat, nasib Amorim bisa saja menjadi bahan spekulasi di luar lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun