Kehadiran Daycare atau tempat penitipan anak menjadi salah satu solusi menjawabi kesibukan orangtua. Dalam jangka waktu tertentu, anak dititip ke sebuah tempat tertentu. Sejatinya, dalam masa penitipan itu, si anak diasuh dan dilayani sebagaimana "anak kandung".
Di sini, ada transfer peran orangtua kepada pengasuh di Daycare. Juga, ada peralihan lingkungan di mana anak bertumbuh. Dari rumah ke sebuah tempat, yang seharusnya berwajah "rumah" untuk anak.Â
Tak pelak, umumnya Daycare disulap menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk bermain, berinteraksi, dan bahkan untuk tidur.Â
Pendek kata, lingkungan Daycare seyogianya menjadi tempat yang cocok untuk perkembangan dan pendidikan anak.Â
Mirisnya, ketika Daycare menjadi tempat yang tak aman untuk anak dan mencemaskan orangtua. Harian Kompas.id (4 December 2024) membuat berita tentang kasus pengasuh Daycare yang berada di Kota Depok yang melakukan kekerasan.Â
Seturut laporan berita, si pengasuh menyiramkan air panas kepada seorang bocah yang masih berusia 1 tahun. Sebabnya, anak itu menangis dan sulit ditenangkan.Â
Ulah petugas Daycare itu tentu saja menunjukkan bahwa Daycare tak menjadi tempat yang aman untuk anak. Alih-alih Daycare menjadi tempat peralihan peran orangtua dan rumah, Daycare seperti menjadi tempat terasing dan bahkan yang membahayakan keselamatan anak.Â
Kasus di Daycare Depok itu sebenarnya menjadi salah satu kasus kekerasan yang terjadi di Daycare. Kompas.com edisi 11/10/24 menulis tentang maraknya kasus kekerasan di Daycare yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia.Â
Oleh sebab itu, perbuatan kekerasan di lingkungan Daycare menjadi salah satu hal yang perlu disikapi dan dievaluasi oleh orangtua. Bagaimana pun, orangtua masih menjadi aktor kunci dalam menghindari kasus kekerasan di Daycare.Â
Memang, harus diakui peran kehadiran Daycare bagi orangtua. Namun, orangtua juga perlu berinisiatif untuk menyeleksi, mempunyai pengetahuan dan evaluasi tersendiri tentang Daycare yang hendak dijadikan tempat penitipan. Â