Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akhirnya Manchester United Pecat Erik Ten Hag dan Menakar Peluang Pelatih Pengganti

28 Oktober 2024   19:54 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:27 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama antara Erik Ten Hag dan Manchester United (MU) menemui kata akhir. Pelatih asal Belanda itu akhirnya dipecat sebagai pelatih MU. Pemecatan itu pasti beralasan.

Salah satunya bisa disebabkan oleh rentetan hasil negatif yang dialami oleh MU pada musim ini. Kekalahan dari West Ham (2-1) di London Stadium dalam pekan ke-9 lanjutan Liga Inggris musim 2024/25 hanyalah salah satu dari sekian alasan di balik pemecatan tersebut.

Kekalahan dari West Ham menempatkan MU pada posisi ke-14 klasemen sementara Liga Inggris. Lalu, MU hanya meraih tiga kemenangan dari sembilan laga yang telah dimainkan.

Pada bulan September menjadi salah satu bulan terkelam MU. Dua kali MU tunduk di Old Trafford, yang mana terjadi kontra Liverpool dan Tottenham Hotspur.

Performa buruk itu malah tak membaik. MU tampil seperti tim medioker, tak konsisten, dan bahkan jauh dari mentalitas pemenang.

Performa yang kurang meyakinkan di Liga Inggris seperti menular ke Piala Liga Eropa. Dari tiga laga yang telah dimainkan, MU hanya berhasil meraih hasil seri. Jadinya, MU berada di posisi ke-21 klasemen grup Piala Liga Eropa.

Musim ini, kendati Ten Hag masih diberi keistimewaan oleh manajemen Setan Merah untuk mendatangkan para pemain baru, performa MU tetap tumpul. Alih-alih memperbaiki situasi lantaran sudah diisukan dipecat pada akhir musim lalu, malahan Ten Hag sepertinya belum menemukan solusi untuk menemukan performa terbaik MU.

Pemecatan Ten Hag mengakhiri drama di Old Trafford. Seturut halaman media MU, manajemen MU menyampaikan bahwa kerja sama dengan Ten Hag harus berakhir. 

Untuk sementara sembari menanti penentuan pelatih baru, MU memercayakan skuad MU saat ini kepada Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih interim.

Memang, Nistelrooy terbilang sebagai salah satu legenda MU. Nistelrooy yang berhasil mencetak 150 gol bersama MU pernah berpengalaman melatih PSV Eindhoven dan meraih trofi Dutch Cup pada musim pertamanya. Akan tetapi, Nistelrooy memiliki relasi yang kurang akrab dengan pemainnya di Eindhoven karena metode kepelatihannya.

Pelatih sementara asal Belanda itu pun masih memiliki kedekatan dengan Ten Hag. Terlebih lagi, mantan striker MU itu direkrut untuk sebagai asisten Ten Hag. Dengan ini, warna Ten Hag belum secara total terhapuskan dari sistem kerja MU.

Kontrak Ten Hag sebenarnya diperpanjang satu tahun pada akhir musim 2023/24 lalu. Akan tetapi, tiga bulan setelah keputusan itu, MU memilih untuk memecatnya daripada terikat pada kontrak yang telah dibuat.

Mantan pelatih Ajax itu direkrut MU pada tahun 2022. Pada musim pertamanya di MU, Ten Hag mampu membantu MU berada di posisi ketiga klasemen akhir. Juga, pada musim yang sama Ten Hag membantu MU meraih trofi Piala Carabao 2023 dan masuk final Piala FA tetapi kalah dari Manchester City.

Pada musim kedua, Ten Hag membantu MU meraih trofi FA dengan mengalahkan Man City di final. Kemenangan itu seperti menjadi balas dendam pada musim pertama Ten Hag sekaligus itu menjadi penambah nafas Ten Hag yang sudah berada pada spekulasi pemecatan untuk bertahan semusim di Old Trafford.

Pemilik sebagian besar saham klub MU, Sir Jim Rafcliffe masih mempercayai Ten Hag duduk di kursi pelatih. Kepercayaan itu dibarengi dengan pemberian keleluasaan klub bagi Ten Hag untuk membeli pemain baru.

Kepercayaan itu tak dibayar sepenuhnya Ten Hag. Sebagai sikap akhir dari klub sebagaimana yang terjadi saat ini adalah pemecatan.

Lantas, siapakah yang berpeluang untuk menjadi pelatih MU? Radanya sulit memprediksi untuk menggantikan peran Ten Hag di MU.

Pencarian MU sudah berlangsung sejak akhir musim lalu. Beberapa nama mencuat, salah satunya adalah Thomas Tuechel yang saat ini sudah dikontrak sebagai pelatih Timnas Inggris. Pelatih asal Jerman itu menolak MU, dan kemudian menerima pinangan badan sepak bola Inggris (FA).

Selain Ten Hag, nama Mauricio Pochettino juga masuk radar MU. Akan tetapi, pelatih asal Argentina itu sudah menjadi pelatih resmi Timnas Amerika Serikat.

Salah satu nama yang secara mengejutkan mencuat beberapa bulan terakhir adalah Xavi Hernandez. Pelatih yang dipecat oleh Barca pada akhir musim lalu itu kabarnya didekati oleh manajemen MU.

Hernandez yang pernah meraih satu trofi La Liga Spanyol bersama Barca sewaktu menjadi pelatih memang memiliki beberapa kualitas yang diperhitungkan. Salah satu kelebihan Xavi adalah ketajamannya dalam mengorbitkan para pemain muda.

Apabila melihat para pemain muda yang saat ini bermain di Barca pada era Hansi Flick, hampir semuanya adalah pemain yang diorbikan oleh Xavi. Lamine Yamal, Pau Cubarsi, dan Marc Casado adalah beberapa di antaranya.

Lalu, pemain yang ada di skuad Flick saat ini adalah rekrutan di era Xavi seperti Raphinha, Inigo Martinez, Jules Kounde, hingga Robert Lewandowski. Dengan ini, dari perekrutan pemain, Xavi terbilang memiliki kejelian.

Hanya saja, pola permainan Barca di era Xavi agak stagnan apabila dibandingkan dengan Flick. Flick mampu menaikan intensitas permainan Barca dan sedikitnya mengubah gaya daripada yang diterapkan oleh Hernandez.

Namun secara umum, dari pemilihan pemain, Xavi terbilang sangat jeli. Dengan kekuatan uang yang dimiliki oleh MU, bukan tak mungkin Xavi mempunyai keistimewaan untuk mendapatkan pemain yang diinginkan dan bisa bersaing di Liga Inggris.

Selain Xavi, peluang lain bisa jatuh pada Graham Potter. Potter dipecat Chelsea pada bulan April 2023 lantaran performa Chelsea yang tak begitu impresif walaupun dihuni oleh banyak pemain berkualitas.

Perekrutan Potter oleh Chelsea dilatari oleh metode kepelatihannya bersama Brighton selama tiga tahun. Sebelum menjadi pelatih Chelsea, Potter dinilai sebagai salah satu pelatih terbaik berkat performa atraktif dan menyerang ala Brighton di Liga Inggris.

Nama lain yang juga muncul ke permukaan adalah Thomas Frank yang sementara melatih Brentford. Frank dinilai sebagai salah satu sosok yang dilirik oleh manajemen klub berkat sentuhannya dalam mengatur permainan Brentford walaupun tak dihuni minim pemain bintang.

Ada beberapa nama yang masuk daftar pengganti Ten Hag sejauh ini. Yang pasti menjadi pelatih MU taklah gampang karena sudah terbukti bahwa hampir tiap musim, MU kerap berhadapan dengan isu pergantian pelatih. 

Dengan ini, terlihat MU merasa sulit keluar dari bayang-bayang Sir Alex Ferguson yang telah membawa masa kejayaan MU dari tahun 1990-an hingga 2000-an.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun