Atletico sebenarnya menyia-nyiakan peluang untuk menggandakan keunggulan. Penyerang Alexander Sorloth tak memanfaatkan 3 peluang emas dalam mencetak gol pada babak pertama. Sebaliknya Lille bermain efektif di tengah kerapuhan lini belakang Atletico.
Pencetak gol Atletico, Alvarez menyadari kelemahan timnya. Gagal memanfaatkan peluang dengan baik.
"Kami memiliki babak pertama yang luar biasa, tetapi kami tak efesien setelah menciptakan banyak peluang mencetak gol. Di Liga Champions, ketika engkau tidak mencetak gol dari kesempatan yang engkau miliki, engkau akan menghadapi risikonya karena semua lawan tampil baik," ungkap Alvarez sebagaimana terlansir dalam Reuters (24 Oktober 2024).
Selain kegagalan Atletico mengkoversi peluang menjadi gol, juga peran penjaga gawang Lille, Lucas Chevalier sangat penting. Chevalier berhasil melakukan beberapa penyelamatan penting. Terang saja, Chevalier dinobatkan sebagai man of the match.
Kemenangan atas Atletico membuat Lille sudah mengumpulkan 6 poin dari 3 laga. Sementara itu, Atletico baru mengumpulkan 3 poin. Untuk sementara, Lille duduk pada posisi ke-15. Seturut aturan format baru, Lille bisa lolos apabila melewati babak playoff.
Dalam rentang tiga pekan, Lille meruntuhkan dua tim asal satu kota, Madrid dan Atletico. Kedua tim ini bukanlah "kacangan" untuk konteks Eropa lantaran keduanya memiliki sederetan skuad mahal dan berkualitas.
Akan tetapi, Lille mampu meruntuhkan kedua tim tersebut. Hasil itu menunjukkan bahwa Lille terbilang sebagai salah satu kuda hitam yang patut diwaspadai dalam perebutan tiket ke babak 16 besar Liga Champions Eropa musim 2024/25 ini.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H