Bertempat di stadion Olimpic Lluis Companys, Barcelona menjamu Bayern Munchen dalam lanjutan kualifikasi grup Liga Champions Eropa 2024/25. Laga itu sebenarnya berasa klasik yang mana kedua tim sudah sering kali bertemu dalam lima musim terakhir di Liga Champions.
Hanya saja, Barca kerap dikalahkan oleh raksasa Bundesliga tersebut. Dari lima pertemuan terakhir, Barca selalu kalah.
Lalu, terakhir kali Barca menjebol gawang Muenchen pada tahun 2020 lewat Luis Suarez. Sejak saat itu, dalam empat pertemuan, Barca selalu gagal mencetak gol ke gawang Manuel Neuer.
Rupanya, tren buruk itu berhasil diakhiri. Tak membutuhkan banyak waktu bagi Barca menjebol gawang Neur. Hanya butuh 1 menit sesaat dimulainya laga pada babak pertama, Raphinha mencetak gol dan membuat skor menjadi 1-0 untuk Barca.
Gol Raphinha itu sepertinya menjadi tanda-tanda baik Barca dalam menyambut tamunya Muenchen. Kendati Muenchen berhasil menyamakan kedudukan lewat gol tendangan striker Harry Kane pada menit ke-18, Barca tak patah arang. Apalagi merasa cemas mengingat catatan buruk setiap kali bermain kontra Muenchen.
Lewat permainan efektif, Barca berhasil mencetak dua gol sebelum babak pertama berakhir. Skor 3-1 menjadi keunggulan Barca sebelum turun minum. Raphinha dengan 2 gol dan 1 gol lainnya lewat mantan pemain Muenchen, Robert Lewandowski.
Tiga gol tentu saja belum aman bagi Barca menghadapi Munchen yang tampil lebih mendominasi. Barca tetap mempertahankan pola yang sama, yang mana lebih memilih bertahan dan membiarkan Muenchen memainkan bola. Sementara itu, Barca memanfaatkan setiap peluang di depan gawang Muenchen.
Termasuk saat Muenchen yang gagal mengantisipasi serangan Barca saat tendangan bebas mereka dihalau pemain Barca. Seperti biasa Lamine Yamal memainkan ritme dengan memberikan umpan terobos ke Raphinha yang tak terkawal dengan baik. 4-1 gol untuk Barca dan Raphinha pun mencetak hatrick.
Posisi 4-1 itu membuat pelatih muda Muenchen, Vincent Kompany langsung menggantikan 4 pemainnya sekaligus. L. Sane, J. Musiala, K. Coman, dan L. Goretzka masuk ke lapangan guna memperbaiki situasi. Akan tetapi, terlihat Barca sudah membaca dengan baik arah permainan Muenchen.
Kemenangan besar Barca itu tak lepas dari taktik Pelatih Hansi Flick. Flick memang masih memainkan formasi andalannya, 4-2-3-1. Akan tetapi, dalam formasi itu, Flick melakukan sebuah kejutan.