Barangkali salah satu jabatan pelatih Tim Nasional Inggris menjadi tugas yang cukup menantang. Tantangannya itu disebabkan oleh popularitas Timnas Inggris, sejarah Inggris yang dinilai sebagai awal kelahiran sepak bola, hingga budaya bola yang cukup kuat.
Belum lagi, tingkat "kecerewetan" media Inggris dalam mengulas tentang timnas, pelatih, hingga pelbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadi. Ketika kesuksesan terjadi, suara-suara miring itu tenggelam. Namun, ketika kegagalan menerpa, suara-suara miring bertebaran di dunia maya.
Contoh paling nyata adalah mantan pelatih Inggris, Gareth Southgate. Southgate menjadi sasaran kritik pada Piala Eropa 2024 di Jerman. Kendati Southgate berhasil mengantarkan Inggris ke partai final, termasuk untuk kedua kalinya berturut-turut, Southgate tetap dikritik.
Taktik Southgate dicelah. Keputusannya dalam membuat formasi pemain dikritik. Pilihan pemainnya mendapat tanda tanya dari pelbagai pihak.
Tak elak, ketika Southgate gagal menaklukan Tim Matadar, Spanyol pada partai final Piala Eropa 2024, tempat Southgate langsung tergoncang. Pendek kisah, Southgate yang hampir lebih lima musim bersama Inggris harus memutuskan untuk keluar dari kursi pelatih Inggris.
Ternyata, mencari pengganti dari Southgate taklah gampang. Badan sepak bola Inggris memilih untuk mengontrak pelatih interim, Lee Carsley. Hanya beberapa bulan berada di kursi pelatih Inggris, Carsley mulai menunjukkan tanda menyerah untuk bertahan di kursi pelatih.
Seperti terlansir di BBC Sport. com (14 Oktober 2024), setelah laga kontra Finlandia, Carsley mengakui tantangan berat menjadi pelatih Inggris.
"Pekerjaan ini pantas untuk pelatih berkelas dunia yang sudah memenangkan trofi dan saya masih dalam jalur menuju ke sana," ungkap Carsely di Helsinki, Finlandia.
Carsley sebenarnya direkrut lantaran performanya dalam membangun Timnas Inggris U-21. Pada tahun lalu, Carsley mengantarkan Timnas Inggris U-21 menjadi juara Piala Eropa U-21.
Jalan Inggris merekrut Carsley seperti mau meniru apa yang dilakukan oleh Timnas Spanyol dengan menjadikan Luis de la Fuente sebagai pelatih dan Timnas Argentina dengan Lionel Scaloni.