Kadangkala performa pemain sepak bola antara di klub yang dibela dan di tim nasional negaranya berjalan terbalik. Bisa saja tampil gemilang di klub, tetapi bersama timnas efeknya melempem, pun sebaliknya.
Lionel Messi pernah mendapat label tersebut tatkala tampil sangat gemilang di Barcelona. Sinarnya di Barcelona bercahaya terang di Eropa dan di dunia. Akan tetapi, sinar di klub asal Catalunya itu tak berdampak pada Timnas Argentina.
Sinar Messi di Timnas mulai diakui tatkala Argentina menjadi juara Copa America 2020 dan kemudian ditularkan pada Piala Dunia 2022. Bahkan, Messi bersama terus menorehkan sejarah yang mana terakhir kali menjadi juara Copa America 2024.
Tak elak, raihan itu menjadi titik puncak dari karir pemain yang berjuluk La Pulga (si kutu) tersebut. Menjadi juara di klub dan sekaligus sukses bersama timnas dari negara yang dibelanya membuat Messi dipandang sebagai GOAT untuk kategori sepak bola.
Contoh karir Messi juga tak jarang terjadi pada para pemain lain. Gemilang bersama klub yang dibela, tetapi melempem di timnas.
Raphinha menjadi salah satu pemain tampil pada level terbaik di Barca pada musim 2024/25 ini. Pemain berpaspor Brasil itu sudah didapuk sebagai kapten klub semenjak Marc Ter Stegen menderita cedera sewaktu bermain kontra Villareal di Liga Spanyol.
Ban kapten yang melingkar di lengan kanan dari pemain berusia 27 tahun itu cukup beralasan. Selain ditilik dari sisi performa di atas lapangan hijau, juga pengaruh Raphinha di antara para pemain di ruang ganti Barca. Raphinha yang bukan didikan La Masia mampu mendapatkan tempat di hati para pemain lain di Barca.
Di balik ban kapten tersebut, Raphinha juga menunjukkan kualitasnya lewat performa yang cukup meyakinkan. Sejauh ini, pemain yang dibeli dari Leeds United pada tiga tahun lalu itu sudah mengemas 6 gol, urutan kedua setelah Robert Lewandowski.
Selain naiknya produktivitas Raphinha dalam menjebol gawang lawan musim ini, juga kemampuan Raphinha menciptakan peluang berjalan serarah. Raphinha tercatat sudah menciptakan 5 asis.
Naiknya performa Raphinha pada musim ini tak lepas dari perubahan posisi. Sebenarnya, perubahan posisinya dalam permainan Barca sudah dimulai di era Xavi Hernandez, dan kemudian dilanjutkan atau bahkan dipermanenkan di era Hansi Flick.