Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rutin Tulis di Kompasiana dan Bangun Kesehatan Mental

8 Oktober 2024   20:49 Diperbarui: 8 Oktober 2024   21:30 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis. (Foto: via Kompas.com) 

Pengungkapan itu membantu diri untuk meluapkan apa yang tersimpan di dalam diri.  Lewat menulis, beban pikiran dan perasan diringankan dan otak terasah untuk berpikir dan bahkan rasa ditempah untuk berempati dengan situasi pihak lain. 

Sama halnya dengan menulis tentang sepak bola. Sebagai pecinta sepak bola saya mempunyai klub favorit. 

Sebelumnya, ketika klub yang difavoritkan menderita kekalahan, perasaan menjadi tidak tenang. Tidak senang. Kecewa dan stres. Bahkan menjadi tersinggung ketika ada teman yang mengejek ketika klub kesayangan kalah.  

Namun, sejak secara rutin menulis tentang situasi yang terjadi pada klub yang diidolakan itu, perasaan-perasaan negatif itu sepertinya perlahan terkontrol. 

Alasannya, karena saya tak hanya menyikapi kekalahan itu dari sisi perasaan semata, tetapi juga saya coba menganalisa secara mendalam sebab-sebab dari kekalahan yang terjadi. 

Analisa itu membantu saya untuk lebih melihat persoalan dari kaca mata yang lebih ilmiah daripada terjebak pada aspek sensitivitas sebagai seorang suporter.    

Sama halnya ketika kecewa dengan performa Timnas Indonesia yang kalah atau pun performanya yang tak sesuai dengan ekspetasi. Sebelumnya, kekecewaan itu cukup mengganggu, atau tepatnya membebankan. 

Namun, berkat mengulas performa Timnas Indonesia lewat menulis di Kompasiana, saya melihat bahwa situasi itu tak menjadi beban karena saya berupaya menemukan sebab-sebab dari apa yang terjadi.  

Pendek kata, menulis seperti pendukung kesehatan mental. Lewat menulis kita bisa menuangkan apa yang kita pikirkan dan rasakan. 

Lebih jauh, kita tak sekadar mengungkapan apa yang kita pikirkan dan rasa dalam bentuk tulisan. Perlu juga melakukan refleksi atas apa yang mengganggu pikiran dan perasaan kita. 

Tujuannya agar apa yang dituangkan itu tak sekadar ungkapan kekecewaan dan kemarahan semata, tetapi lebih dari itu isi dari tulisan itu mempunyai aspek manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun