Makanya, Getafe gampang sekali menutup ruang pergerakan permainan Barca karena pergerakan Barca yang tak cepat.
Berbeda ketika Barca menundukan Villareal pekan lalu di kandangnya.Â
Dalam laga tersebut, Barca berhasil memanfaatkan setiap peluang dan juga permainan cepat di antara pemain Barca mampu menciptakan lima gol ke gawang Villareal.
Tentu saja, evaluasi Flick itu menjadi salah satu poin penting untuk performa Barca. Juga, evaluasi itu bisa mengungkapkan sisi lemah yang dimiliki oleh tim.
Lebih jauh, keberhasilan Getafe tak menjadi lumbung gol Barca juga menandakan bahwa tim lain bisa saja menerapkan taktik defensif untuk bermain dengan Barca. Taktik itu selain menghambat laju permainan Barca tetapi juga bisa menciptakan keuntungan untuk mencetak gol.
Apalagi, pada menit-menit akhir Getafe berani bermain terbuka dan membuat Barca tertekan. Bek kiri Barca, Jule kounde mengakui bahwa timnya sempat menderita pada menit-menit akhir. Kounde juga menilai bahwa hal itu terbilang normal di tengah tim hanya unggul 1-0 saja. Â
Ya, era Barca saat ini perlu belajar dari era Pep Guardiola. Pada era kepelatihan Guardiola, performa Barca cukup superior dengan permainan dari kaki ke kaki untuk beberapa musim. Â
Akan tetapi, era itu mulai mendapatkan tantangan ketika lawan menemukan metode yang tepat untuk menghambatnya. Salah satunya adalah bermain bertahan atau meminjam gaya Jose Mourinho yakni sistem parkis bus.
Sistem bertahan ketat itu dibarengi dengan pola serangan balik. Tak pelak, Barca beberapa kali kalah di laga-laga penting karena permainan bertahan lawan.
Hal yang sama juga perlu menjadi bahan evaluasi dari pola permainan Flick. Apalagi musim kompetesi masih terbilang dini, dan segala sesuatu bisa terjadi. Termasuk metode tepat tim-tim lawan dalam meruntuhkan permainan Barca.
Untuk itu, kemenangan tipis kontra Getafe menjadi keuntungan bagi Barca dalam mengevaluasi permainan tim. Ada titik lemah dari permainan tim yang perlu dibenahi di waktu yang akan datang.
Salam Bola
Â