Pemilihan Kepala Daerah Jakarta kerap kali menjadi perhatian nasional. Walaupun statusnya bukan lagi ibukota negara, namun Jakarta tetap menjadi magnet politik nasional. Alasannya karena sebagian besar aktivitas di level nasional masih terjadi di Jakarta.Â
Tak elak, percaturan politik di Jakarta seperti miniatur dari kontestasi politik di level nasional. Para elit partai dan politikus senior tak ragu untuk turun gunung dan berpartisipasi dalam kontestasi politik di Jakarta.Â
Perkembangan politik terakhir jelang Pilkada di Jakarta cukup mengejutkan. Koalisi gemuk tercipta untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.Â
Tak tanggung-tanggung, koalisi yang berada di bawah bendera Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus terdiri dari 12 partai politik dan mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.Â
Terciptanya koalisi besar itu seperti menjadi batu sandungan bagi pencalonan Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta.Â
Menariknya, beberapa partai yang berada di koalisi itu pernah mendukung Anies di Pilkada Jakarta lima tahun lalu. Bahkan, beberapa di antaranya sudah membuka suara untuk kembali mendukung Anies pada pilkada Jakarta mendatang.Â
Namun, tak disangka Anies ditinggalkan dan partai-partai itu berputar haluan mendukung Ridwan Kamil. Jadinya, Anies sepertinya berada di persimpangan dan peluang untuk maju ke kontestasi Pilkada Jakarta makin tipis. Terlebih lagi, Anies tak memiliki kendaraan politik berupa partai politik.
Bukan rahasia lagi jika Anies masuk kontestasi politik lantaran digaet oleh partai politik dan bukan karena melewati masa kaderisasi partai. Dengan kata lain, Anies masuk politik karena faktor popularitas yang sudah teruji. Â
Terciptanya koalisi gemuk itu pun seperti menjadi hambatan untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P. Sejauh ini, PDI-P enggan untuk bergabung dalam koalisi itu dan berencana untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur.
Memang, belum ada suara terbuka dari PDI-P untuk mendeklrasikan Anies. Namun, dinamika politik di Pilkada Jakarta yang sudah terkontaminasi oleh efek Pilpres 2024 sepertinya mengerucut pada rencana PDI-P untuk mendukung Anies.Â