Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indra Sjafri Bisa Ikuti Jejak Luis de la Fuente

29 Juli 2024   17:53 Diperbarui: 29 Juli 2024   18:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan Tim Nasional Spanyol menjuarai Piala Eropa 2024 di Jerman menggarisbawahi peran penting pelatih Luis de la Fuente.

De la Fuente yang tak begitu diperhitungkan di antara para pelatih lain menjadi popular lantaran mampu membuat Tim Matador yang tak difavoritkan tampil kompak dan solid selama turnamen.

Jalan Timnas Spanyol mulai dari babak kualifikasi grup hingga partai final cukup impresif. Tim-tim kuat dan masuk kategori favorit juara seperti Jerman, Perancis hingga Inggris ditundukan Spanyol.

Di balik kehebatan itu, nama De la Fuente menjadi popular. Permainan Spanyol selama turnamen secara tak langsung merupakan hasil atau buah tempahan De la Fuente sendiri apabila dirunut secara lebih jauh.

Karir dari pelatih berusia 63 tahun itu bermula dari Timnas Spanyol Yunior sejak tahun 2013. Sebelum menggantikan Luiz Enrique, De la Fuente adalah pelatih yunior Timnas U201 Spanyol. Sebelum menjadi pelatih Timnas Nasional U21, De la Fuente pernah melatih Timnas U19 Spanyol.

Segudang prestasi diraih De la Fuente bersama timnas yunior Spanyol. Bersama dengan Timnas Spanyol U19 dan U21, De la Fuente pernah meraih trofi Piala Eropa.

Menariknya, prestasi De la Fuente itu terjadi bersama beberapa pemain yang ikut membawa juara Piala Spanyol 2024. Mikel Merino, Unai Simon, Rodri, dan Jesus Vallejo adalah pemain di bawah bimbingan De la Fuente saat menjadi juara Piala Eropa U19 di tahun 2015.

Dani Olmo dan Fabian Ruiz adalah beberapa nama yang menjadi andalan De la Fuente sewaktu melatih Timnas yunior U21.

Artinya, De la Fuente tak sekadar menyeleksi pemain untuk menjadi bagian dari Timnas senior Spanyol dan diikutsertakan untuk bermain pada Piala Eropa 2024. De la Fuente sebenarnya sudah mengenal para pemain tersebut sewaktu bersama-sama di timnas yunior Spanyol.

Profil De la Fuente itu bisa menjadi acuan untuk melihat kiprah pelatih Timnas Nasional Indonesia U19, Indra Sjafri. 

Indra Sjafri sudah "makan garam" dalam melatih Garuda Muda Indonesia.

Keberhasilan Timnas Indonesia U19 tembus partai final Piala AFF U19 merupakan buah dari kinerja Sjafri. Keberhasilan itu menambah deretan prestasi yang pernah ditorehkan Sjafri sebagai pelatih Garuda Muda.

Sebelumnya, Sjafri pernah membawah Timnas Indonesia U19 juara Piala AFF U19 pada tahun 2013. Juga, Sjafri membantu Indonesia meraih medali emas di SEA Games 2023 mengakhiri puasa gelar medali emas di cabang sepak bola selama 32 tahun.

Boleh dikatakan, Sjafri sudah mengenal baik dengan sistem kerja dari permainan timnas Garuda muda Indonesia.  Dan, beberapa pemain yang pernah diasuh Sjafri pun sudah masuk timnas senior.

Oleh sebab itu, tak berlebihan jika menilai bahwa Sjafri bisa saja mengikuti jejak De la Fuente dalam soal karir kepelatihan. Mulai dari level timnas yunior sebelum masuk menjadi pelatih timnas senior.

Keuntungannya bahwa pelatih berusia 61 tahun itu sudah mengenal dengan para pemain yang pernah dilatih di level yunior. 

Juga, pelatih juga sudah mengenal sistem kerja sepak bola Indonesia mulai di level yunior dan itu bisa menjadi bagian dari proses pembinaan lanjut untuk level senior.

Lebih jauh, mengangkat pelatih dari level yunior bisa memberikan kontribusi dalam mengevaluasi performa timnas secara umum. Bagaimana pun, gambaran timnas senior tak lepas dari pembinahan yang terjadi di level timnas yunior.

Program naturalisasi memang tak seratus persen salah. Namun, program itu kadang bisa mengabaikan proses pembinaan di level yunior lantaran kecendrungan untuk mengontrak pemain dari luar dan tak menilik pemain dari level yunior di dalam  negeri.

Namun, kalau ada sosok yang akrab dengan proses pembinaan di level yunior, hal itu bisa memberikan efek baru di Timnas senior. Paling tidak, timnas tak begitu bergantung pada pemain naturalisasi, tetapi juga mengedepankan para pemain yunior.

Selain itu, dengan bekal pengalaman di level timnas yunior, Sjafri bisa membenah sistem yang perlu ada kesinambungan pembinaan mulai dari level yunior sampai level senior.

Apabila Timnas Indonesia U19 mampu mengalahkan Timnas Thailand U19 pada partai final Piala AFF U19, Sjafri kembali menorehkan terbaik catatan sebagai pelatih timnas yunior tersukses.

Apa salahnya jika kesuksesan itu menjadi rujukan untuk menaikan level Sjafri ke level timnas senior lantaran dia sudah kenal dengan para pemain yunior dan bisa membawa kesinambungan antara level pemain timnas yunior dan senior.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun