Ya, dalam beberapa kesempatan Ferdinan cenderung bermain sendiri dan lebih memilih untuk menembak bola ke arah gawang Irak walaupun ada pemain yang posisinya lebih baik.
Bahkan, ada pula yang menilai bahwa keegoisan dari pemain yang mengoleksi dua gol dalam turnamen Piala Asia U23 itu merusak sistem permainan Indonesia. Â
Kritik dan celaan yang dilontarkan pada Marselino bukanlah wajah baru dalam dunia sepak bola.Â
Boleh dibilang, Marselino tidaklah sendirian. Sudah banyak pelatih dan pemaih terkenal yang dikritik dan dicelah superter atau netizens lantaran performa mereka di lapangan hijau.Â
Pada sisi tertentu, celaan dan kritikan yang dilontarkan dari luar lapangan seperti dari kubu suporter atau pun netizens bisa menjadi bahan referensi bagi tim dan klub untuk menilai performa dari si pemain.Â
Hal itu bisa menjadi acuan bahwa ada yang salah dari performa si pemain, dan karenanya perlu diperbaiki.Â
Selanjutnya, tanpa menafikan aspek perjuangan dan pergobanan si pemain, kritik itu bisa menjadi motor untuk mengevaluasi diri secara positif.Â
Bagaimana pun, kritik dari luar lapangan sangat sulit dihindari, dan karenanya sebagai pemain profesional, kritik dan celaan itu harus dihadapi dan disikapi dengan mentalitas yang kuat. Pendeknya, celaan suporter bisa menjadi ujian mental untuk si pemain.Â
Para pemain Timnas Indonesia U23 sudah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Nama Indonesia naik ke permukaan. Sepak bola pun kembali menjadi buah bibir di kalangan rakyat Indonesia.Â
Kendati demikian, ruang kritik dan celaan perlu diperhatikan dan kalau boleh disikapi secara positif kalau nilainya bermanfaat untuk tim.Â
Kritik dan celaan itu bisa menjadi bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik pada waktu mendatang.