Keseimbangan antara lini depan dan lini belakang menjadi salah satu motif yang membuat Liverpool tertarik untuk merekrut pelatih berusia 45 tahun tersebut.Â
Hal itu, memang, menjadi salah satu identitas yang dibangun Klopp di Liverpool. Namun, identitas itu kelihatannya rapuh dalam satu bulan terakhir, yang membuat mimpi Liverpool bermimpi meraih empat gelar menjadi pupus.Â
Pilihan pada Slot bisa berdasarkan pada performa dan taktik yang dimainkannya dengan Feyenoord. Kendati demikian, faktor iklim liga dan situasi klub juga ikut mempengaruhi performa seorang pelatih.Â
Tak sedikit pelatih yang gagal sukses lantaran tak bisa beradaptasi dengan kondisi klub dan liga. Jadinya, performa tim menurun walaupun komposisi skuad dipenuhi oleh pemain berkualitas.Â
Hal itu bisa belajar dari pelatih Manchester United (MU), Erik Ten Hag. Pilihan MU jatuh kepada Ten Hag tak lepas dari kiprahnya bersama Ajax yang mampu mengorbitkan pemain muda, dan bahkan membangun permainan menyerang dengan para pemain muda tersebut.Â
Guna melapangkan gaya permainan itu, Ten Hag langsung membeli beberapa pemain dari Ajax dan MU juga membeli mereka dengan harga mahal. Selain dari Ajax, Ten Hag juga mencari beberapa pemain dari klub-klub lain guna menguatkan skuad yang ada.Â
Apa yang terjadi setelah Ten Hag hampir tiga musim di MU? Kenyataannya, Ten Hag membutuhkan proses untuk mendapatkan hasil terbaik.Â
Jadinya, pemain mahal tak serta merta menguatkan MU dan melapangkan taktik ala Ten Hag sebagaimana yang ditampilkan sewaktu melatih Ajax. Akhir-akhir ini, tampaknya Ten Hag harus melihat pemain muda didikan akademi daripada hanya bergantung pada transfer pemain.Â
Lebih jauh, tantangan terbesar Ten Hag adalah menghadapi kekuatan tim-tim seperti Man City, Liverpool, dan Arsenal yang juga sudah makin berkembang dan solid karena pembaharuan yang terus dilakukan setiap musim.Â
Oleh sebab itu, pilihan Liverpool pada Slot bisa saja menjadi gambaran dari perjalanan Erik Ten Hag jilid II. Pasalnya, kedua pelatih berasal dari latar belakang yang persis sama, dan latar belakang dari pilihan yang terbangun pada kedua pelatih itu persis sama yakni karena style atau gaya yang dimainkan oleh pelatih tersebut.Â
Gaya kepelatihan Slot bersama Feyenoord boleh saja dipandang cocok dengan gaya permainan yang dikehendaki oleh Liverpool. Namun, gaya kepelatihan itu kadang menjadi tumpul lantaran perbedaan iklim liga dan tuntutan intern dari klub sebesar Liverpool.Â